Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Siang yang Terlupa

10 Mei 2024   11:42 Diperbarui: 10 Mei 2024   11:43 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pexels.com/ pixabay-161963

Senja datang melupakan siang Terlihat gemintang indah bergaung Tak disadari siang melenggang Menyisakan senja penuh harapan

Di saat padatnya kota bising Mata tak pernah angkat melihat Lupa hiruk pikuk alam nyata Cuma sibuk dengan hal pribadi

Bunga-bunga pun layu terkulai Kumbang-kumbang hinggap amat sunyi Rintik hujan pun tak kutunggu Lupa beningnya air yang mudah teriris

Baca juga: Senja yang Terlupa

Terlupa akan buah hati yang menunggu Pagi hingga siang di depan sekolah Senyum kebahagiaan merasa begitu luput Utamakan ego menutupi hal yang sebenarnya

Kembali saat itu masih bisa Sebelum terlampau malam untuk berharap Leburkan siang yang pernah terlupa Menjadi cahaya dalam suatu kebahagiaan.

Mari kita kembali pada siang yang terlupa Teringat betapa indah cahaya mentari Yang memancar cerah menyinari dunia Ditatap dan dinikmati sebelum lenyap dari pandangan

Kini siang yang terlupa telah diingatkan Bahwa dunia begitu luas dan indah Pandangan harus mengikuti alam nyata Agar terlupa tak terulang lagi

Kita masih punya waktu dalam sehari Untuk merenungi betapa berharganya kehidupan Berhenti sejenak dari keramaian dunia Menyaksikan siang dengan penuh penghargaan

Harga siang tak setaranya dengan harta Namun berbuah kebahagiaan yang tiada tara Maka mari hargai siang yang terlupa Dalam kecintaan akan cahaya mentari.

Terpesona oleh rona-warna siang Yang menawan dan cepat berlalu Aug memperhatikan setiap momen Yang membuka jendela dunia yang kaya

Kegembiraan mengalir seperti sungai Yang membawa harapan yang tak tergesa-gesa Menantikan hari yang cerah, di mana siang berada Menyebarkan cahaya terang ke setiap sudut yang haus

Siang membawa arti yang lebih luas Tidak hanya menjadi benda tak berarti Namun menjadi sumber keberanian dan inspirasi Untuk memulai kembali hidup yang sebenarnya

Oleh karena itu, janganlah terlupa siang Lakukan yang terbaik setiap saat Hargai setiap momen dalam hidup ini Dan nikmatilah siang yang terlupa setiap harinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun