Semilir angin malam menghamparkan indah, Di ujung senja yang takkan terlupakan. Rembulan datang dengan wajah tulus berseri, Menerangi rintik hujan dalam bisu merindu.
Cahayanya mencuri mata yang ingin lelap, Merangkai indah di atas bukit nan tinggi. Sinar keemasannya hadir di bawah pepohonan, Membawa rasa tenang yang sangat merdu.
Di malam senja ini, aku merajut perasaan, Dari gemuruh tadi siang, hingga langit bertambah tenang. Ku membiarkan kecemasan mereda dengan kehadiranmu. Rembulan yang menyapa di malam senja.
Kemilau rembulannya menyimpan pesona yang misteri, Suara hening yang tak terdengar meruncing meloda. Tanda betapa malam menawan dan damai, Serta perkara di hati yang memuliakan manusia.
Rembulan yang menemani dalam kesunyian, Menerangi jalan kehidupan, hingga kembali pagi. Biarlah hatiku meredup di dalam kisah ini, Semoga ia menanti kembali terbitnya senja baru, Dan cerita perjalanan tadi malam terulang kembali.
Kan kembali waktu berlalu, rembulan pun berpulang, Keresahan yang tadi luntur dalam kerinduan. Namun dalam goresan senja kupersembahkan kenangan, Berkali-kali kutuliskan syair sederhana ini sebagai penanda.
Tentang rembulan yang menyapa di malam senja, Tentang keindahan yang menghadirkan kedamaian, Tentang berjuta pesona yang diterangi oleh rembulan, Atas dasar itu tercipta syair ini.
Semoga kini kita juga mampu pada segala kondisi, Tetap merenungkan keindahan yang terlewat tanpa diakui. Jangan biarkan waktu bersama gemeretak sepi. Biarlah setiap senja terinspirasi oleh keindahan rembulan yang hadir, Agar jiwamu pun merayakan kenyataan.
Di sela-sela sunyi malam yang bergetar, Gemuruh rintik hujan serupa irama yang merdu. Halusinasi pun bermimpi, tentang masa lalu yang telah hilang. Tetapi rembulan ada untuk memandu imajinasimu, Menyapa waktu yang masih dapat dikenang.
Maka jagalah kerinduanmu dengan keindahan malam, Sambil berharap mendapat tali restu. Berkaitan dengan mimpi-mimpi yang telah diukir, Dalam kenangan dan waktu yang menerus.