Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senja yang Meredup

2 Mei 2024   20:28 Diperbarui: 2 Mei 2024   20:31 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : pexels.com/ asadphoto-3601453

Senja meredup, bermandikan cahaya oranye Saat angin berhembus melintasi pepohonan Tinggalah aku, sendiri dalam kesepian Saat api dalam hati mereda, dan hilang dalam tak berarti

Bukankah indah, senja yang meredup? Ketika dunia berganti warna dalam satu helaian Tenang terjaga, dan sesaat bahagia Saat kerlingan mata terpaut pada cakrawala

Ku renungi, betapa lama aku tak merasakan bahagia Saat senja meredup, aku tersadar Bahwa hidup bukanlah sekedar tunggu waktu berlalu Namun juga tentang menikmati setiap langkah perjalanan

Senja meredup, kukenang pelan Dalam kerinduan yang menyelimuti malam Kucoba tuk memahami arti kesunyian Dan terus menatap ke depan, meski terkadang berbeda arah

Senja yang meredup, tetaplah cantik Meski menyisakan sepi dalam sudut kehidupan Karena aku yakin, di balik senja yang meredup Masih terbentang harapan untuk ku jelajahi

Senja meredup, bagimu mungkin hampa Namun bagiku, ia adalah indahnya sebuah petang Sekarang ku renungi semua yang telah terlewati Semua kenangan indah dan terkadang menyakitkan

Senja meredup, ku bersyukur kau ada Menemaniku dalam sunyi dan kegelapan Seperti teman yang selalu ada di sampingku Membantu untuk tetap kuat dan tegar dalam setiap penderitaan

Baca juga: Mentari Terbenam

Kini senja mulai menghilang, hijau berangsur kembali Aku berdiri dengan gagah, siap menghadapi apa saja Terima kasih, senja yang meredup Telah mengingatkanku bahwa setiap malam pun akan berlalu

Baca juga: Senja yang Terlupa

Meski cahayamu mulai surut, ku tetap mencintaimu Karena kau, senja yang meredup Memberiku pelajaran berharga tentang hidup dan artinya Sampai kita bertemu lagi pada akhir nanti.

Senja yang meredup, bagi sebagian orang mungkin terlihat biasa Namun untukku, ia dapat menjadi pelipur lara Ketika hari telah berlalu dan semua mulai tenang Senja tlah datang untuk memberikan warna pada hidupku

Dalam senja yang meredup, ku menemukan kedamaian Ketika dunia seakan-akan sedang berlomba-lomba Dalam hiruk pikuk kesibukan dan ramainya ibukota Ku merindukan senja untuk mengambil napas sejenak, merenungi dan kembali bergerak

Senja yang meredup, mengajarkan makna tentang perubahan Ketika malam datang menyerbu, ia tetap hadir, memberikan harapan Bahwa esok kau akan bertemu lagi dengan orang yang kau kagumi Yang senyumnya membuat hari-hari menjadi lebih berarti

Maka terimalah senja yang meredup dengan lapang dada Diamkan pikiran yang membuatmu terjebak dalam keseriusan dan kelelahan Izinkan senja mengisi waktu senggangmu dengan kedamaian Dan nikmati semua proses kehidupan dengan lebih bersemangat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun