Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Menulis Artikel

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senja yang Terlupa

16 April 2024   11:49 Diperbarui: 16 April 2024   11:51 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : Sunset di pantai Kupang. (Z Creators/Arianto Selly)

Senja yang terlupa, Menghampiriku dengan sunyi Di langit terbentang warna indah Namun selayaknya lupa dalam ingatan

Semerbak aroma kopi menyambut matahari terbenam Namun diriku seolah dalam kubangan gelap Mencari diri yang kini telah terlupa Hilang dalam keriuhan waktu yang terus berjalan

Senja yang datang dengan damainya Membawa sepi dalam gelap yang suram Dan aku ingin mencari jawab atas tanyaku Mengapa senja yang terlupa meninggalkanku?

Namun di dalam hati ada harapan Bahwa suatu saat aku akan kembali bertemu Dengan senja yang terlupa itu Dan kembali bergandengan tangan, mencari diri yang hilang

Seperti senja yang datang setiap hari Hanya berbeda dalam nuansa dan warna Jiwa yang terpinggirkan dengan sepi Akan bertemu lagi dalam sinar kehangatan senja

Senja yang terlupa, kini aku mengerti Bahwa masa lalu harus kembali ke peraduan Mencari diri yang pernah terlupa Dalam harapan, senja akan kembali menjawabnya

Meninggalkan rasa penat dan letih Yang terasa di hati yang terkuras Senja yang terlupa telah kembali Menerangi setiap sudut dalam kalbu

Melukiskan perjalanan waktu yang panjang Dalam diri yang terus bertumbuh Mengingatkan bahwa setiap detik berharga Dan jangan sampai terlupa akan artinya

Kini senja telah datang dengan pelan Menuntun setiap jejak perjalanan Dalam langkah yang lancar dan penuh hikmah Melawan rasa takut dan bingung

Maka ketika senja yang terlupa datang lagi Kuyakin ku telah siap melangkahi harapan Dan ku akan bertatapan dengan matahari yang berseri Menerangi setiap langkah yang terjal dan susah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun