Indonesia merupakan sebuah negara yang mempunyai banyak ras, suku, etnis, dan agama. Hal ini dikarenakan Indonesia mempunyai banyak pulau. Pulau yang tercatat di Indonesia menurut Gazette republik indonesia mencatat ada 16.771 pulau di Indonesia tahun 2020.
Tidak bisa dipungkiri dengan jumlah pulau sebanyak itu pasti populasi penduduk warga negara indonesia sangat banyak. Berdasarkan data Administrasi Kependudukan (Adminduk) per Juni 2021, jumlah penduduk Indonesia adalah sebanyak 272.229.372 jiwa, dimana 137.521.557 jiwa adalah laki-laki dan 134.707.815 jiwa adalah perempuan. Dengan banyaknya warga negara yang ada di Indonesia, menjadikan negara Indonesia sebagai negara yang condong dengan perilaku konsumtif atau konsumsi.
Perilaku konsumsi atau konsumtif adalah suatu perilaku yang bisa menjadi suatu kegiatan yang dilakukan secara individu maupun kelompok yang terlibat secara langsung dalam usahanya memperoleh sesuatu barang-barang atau jasa, yang tidak lagi didasarkan pada pertimbangan yang rasional, melainkan karena adanya keinginan yang sudah mencapai taraf yang tidak rasional lagi. Perilaku konsumtif melekat pada seseorang bila orang tersebut membeli sesuatu di luar kebutuhan (need) tetapi sudah kepada faktor keinginan (want).
Perilaku konsumtif atau konsumsi masyarakat disebabkan karena adanya faktor eksternal seperti faktor kebudayaan, faktor kelas sosial, faktor keluarga, dan faktor internal diantaranya motivasi, persepsi, sikap pendirian, usia, pekerjaan, keadaan ekonomi, kepribadian, dan jenis kelamin. Faktor-faktor tersebutlah yang menyebabkan Indonesia menjadi negara yang konsumsi atau konsumtif.
Faktor perilaku konsumsi indonesia menurut saya cenderung ke arah faktor kebudayaan karena Indonesia mempunyai banyak pulau yang menyebabkan ada banyaknya penduduk dan kebudayaan. Dari sekian banyaknya penduduk di Indonesia, Â agama Islam lah yang mempunyai penganut terbanyak. Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), jumlah penduduk muslim di Indonesia sebanyak 237,53 juta jiwa per 31 Desember 2021. Jumlah itu setara dengan
86,9% dari populasi tanah air yang mencapai 273,32 juta orang. Tidak bisa dielakkan lagi dengan jumlah penganut agama terbanyak di Indonesia, menunjukan bahwa perilaku konsumsi yang ada di Indonesia di dominasi oleh masyarakat muslim.
Faktor lain dari masyarakat muslim menjadi konsumtif atau konsumsi terbesar di indonesia. Karena adanya kebudayaan-kebudayaan dari masyarakat muslim yang masih dilestarikan hingga saat ini. Khususnya di bulan suci ramadhan.
Bulan ramadhan adalah bulan kesembilan dalam kalender Hijriah, dan dirayakan oleh umat Muslim di seluruh dunia dengan puasa dan memperingati wahyu pertama yang turun kepada Nabi Muhammad menurut keyakinan umat Muslim. Bulan ramadhan mempunyai keistimewaan yaitu ditutupnya gerbang pintu neraka dan di buka lebar gerbang pintu surga atau pintu taubat. Puasa ramadan merupakan salah satu dari rukun Islam.ramadhan adalah salah satu bagian dari rukun islam dimana syariat ini diwajibkan pada pada bulan Sya’ban tahun kedua Hijriyah. Allah subhaanahu wa ta’ala memerintahkan puasa ramadhan dengan tujuan untuk menggapai predikat insan yang bertaqwa sebagaimana yang telah tertulis di dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 183.  Terbukanya pintu taubat menjadi kesempatan untuk masyarakat muslim berlomba-lomba mencari pahala dengan berbagai macam cara yaitu dengan berbagi atau bersedekah.
Bulan ini spesial karena perilaku konsumen di bulan Ramadhan ini memiliki karakteristik yang berbeda dibanding bulan-bulan biasa.
Perubahan perilaku konsumen Indonesia selama bulan Ramadhan ini kemungkinan diakibatkan oleh berubahnya pola makan, berubahnya aktivitas harian, atmosfer religius, dan tradisi ramadhan selama satu bulan penuh. Dengan ini pebisnis mencari kesempatan untuk membuat inovasi yang baru bertemakan ramadhan contohnya gratis makan jika berpuasa dengan syarat tertentu.
Alasan para pebisnis memanfaatkan bulan ramadhan dengan serius, karena mayoritas masyarakat Indonesia sedang sama-sama merayakan bulan Ramadhan. Euforia Ramadhan ini hanya terjadi satu kali dalam setahun dan lama terjadinya pun cukup panjang, yaitu sebulan lebih. Dengan adanya berbagai macam potongan harga yang sangat besar pada bulan ramadhan atau puasa, masyarkat muslim menjadi perilaku konsumi atau konsumtif yang paling besar di Indonesia. Karena semua masyarakat muslim pasti mencari makanan untuk berbuka puasa dengan makanan-makanan yang hanya di jual pada saat bulan ramadhan seperti ta’jil, kolak pisang, kolak singkong, es buah, es blewah, dan lain-lain.
Perilaku konsumtif masyarakat muslim menjadi dominan di bulan ramadhan karena bersedakah di bulan ramadhan atau bulan puasa merupakan contoh dari perilaku komsumsi dari masyarakat muslim menguat karena ada kebudayaan yaitu seperti banyak orang muslim membeli barang-barang sembako seperti beras, minyak, gula, dan teh. Masyarakat muslim berbondong-bondong melakukan itu bertujuan untuk bersedekah kepada sesama dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Disisi lain untuk mencari pahala, besedekah merupakan salah satu kewajiban  bagi umat muslim untuk menyedahkan sebagian hartanya bagi orang yang membutuhkan sebagai bentuk rasa syukur yang allah berikan kepada kita.
Tidak heran jika perilaku komsumsi atau konsumtif masyarakat muslim lebih dominan dari pada masyarakat agama lain di bulan ramadhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H