Mohon tunggu...
Muhammad Daffa Tristan
Muhammad Daffa Tristan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Airlangga Program Studi Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Nanoteknologi dalam Perfilman : Menuju Industri Hiburan Berkelanjutan

16 Desember 2024   21:31 Diperbarui: 16 Desember 2024   21:31 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia perfilman terus berkembang dengan pesat, dengan berbagai teknologi yang terus dikembangkan untuk memajukannya. Tidak hanya dari segi pengembangan cerita dan teknik pengambilan gambar, tapi juga dalam teknologi penayangan. Pengembangan teknologi membawa perubahan yang signifikan dalam kualitas gambar dan suara pada film, yang membuat kita menjadi jauh lebih menikmati ketika menonton sebuah film.

Salah satu bentuk pengembangan teknologi pada dunia perfilman adalah, pengembangan layer nano-OLED. Layar ini menggunakan struktur nano untuk menciptakan layar yang lebih tipis, ringan, dan juga fleksibel. Dengan menggunakan partikel berukuran nanometer, layar ini mampu menghasilkan warna yang lebih akurat, kontras yang lebih tinggi, dan sudut pandang yang lebih luas dibandingkan dengan teknologi layar konvensional. Hal ini memungkinkan penonton merasakan pengalaman menonton yang lebih immersif.

Kini, industri perfilman menerapkan layar nano-OLED dalam berbagai aspek. Bioskop-bioskop modern mulai mengganti layar proyeksi konvensional dengan layar nano-OLED raksasa. Hasilnya, film-film yang ditampilkan terlihat lebih memukau dengan detail yang begitu jelas dan warna yang begitu akurat. Para sineas di belakang kamera juga memanfaatkan layar nano-OLED sebagai monitor portable saat proses produksi, memungkinkan mereka melihat hasil syuting dengan akurasi warna yang tinggi langsung di lokasi.

Selain keunggulannya pada dunia perfilman, layar nano-OLED juga memiliki dampak positif pafa lingkungan. Layar nano-OLED mengkonsumsi energi hingga 50% lebih hemat dibandingkan teknologi layar konvensional. Artinya, konsumsi listrik pada bioskop atau rumah yang menggunakan layar nano-OLED akan jauh lebih rendah.

Selain itu, proses pembuatan layar nano-OLED ini juga lebih ramah lingkungan dibandingkan teknologi layar konvensional. Layar nano-OLED dibuat dengan bahan yang lebih sedikit, yang menyebabkan limbah sisa produksinya pun akan jauh lebih sedikit. Selain itu, layar nano-OLED ini juga dapat didaur ulang bila mana layar ini sudah tidak lagi digunakan. Maka dari itu, layar nano-OLED ini sesuai dengan prinsip Sustainable Development Goals (SDGs), terkhusus kepada SDGs poin ke-12 yaitu Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun