Mohon tunggu...
Muhammad Dafa Arya Pratama
Muhammad Dafa Arya Pratama Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pelajar

Hobi olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Perkembangan IPTEK Pesawat Tanpa Awak bagi Sektor Indonesia

16 November 2023   10:02 Diperbarui: 16 November 2023   10:04 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

  Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dunia memasuki Revolusi Industri sendiri ditandai dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence), super computer, rekayasa genetik, teknologi nano, mobil otomatis, dan Inovasi teknologi dalam dunia penerbangan adalah pesawat udara tanpa awak yang sudah mulai dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan. Pesawat tanpa awak atau yang sering dikenal dengan drone merupakan pesawat yang dikendalikan secara otomatis melalui program computer atau remote kontrol. Pesawat tanpa awak adalah sistem yang dapat beroperasi tanpa pilot manusia di dalamnya. Mereka dapat digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk pemantauan, survei, pengiriman barang, dan keperluan militer. Beberapa ciri khas pesawat tanpa awak meliputi kemampuan terbang otonom, kendali jarak jauh, dan sering kali dilengkapi dengan sensor dan kamera untuk mengumpulkan data. Perkembangan teknologi membuat drone mempunyai peran dan mulai banyak dipergunakan untuk berbagai kegiatan dan kebutuhan di bidang pemerintahan, pendidikan (penelitian), sipil seperti di bidang bisnis, logistik, dan industri. Hal inilah yang menyebabkan perlu dilakukannya sosialisasi praktik penggunaan pesawat tanpa awak (drone) Pesawat tanpa awak, atau yang dikenal sebagai drone, adalah kendaraan udara yang dikendalikan secara remote atau otonom. Mereka memiliki berbagai aplikasi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). UAV telah menjadi komponen vital dalam operasi militer modern. Mereka digunakan untuk pengintaian, pemantauan, dan bahkan serangan presisi. Kelebihannya termasuk kemampuan untuk mengakses area yang sulit dijangkau dan mengurangi risiko bagi personel militer.

 UAV memberikan solusi efisien untuk pemantauan lingkungan, pemetaan lahan, dan pemantauan infrastruktur. Di sektor komersial, perusahaan logistik sedang menguji penggunaan UAV untuk pengiriman barang secara cepat dan efektif. Salah satu keunggulan utama pesawat tanpa awak adalah kemampuannya untuk mencapai daerah yang sulit dijangkau atau berbahaya bagi manusia. Dengan teknologi navigasi canggih, drone dapat menjelajahi wilayah yang sulit diakses, memberikan data yang berharga dalam berbagai konteks. UAV dilengkapi dengan berbagai sensor seperti kamera termal, lidar, dan sensor multispektral. Ini memungkinkan pemantauan yang akurat dan detil, cocok untuk aplikasi seperti pemantauan tanaman, pemetaan topografi, dan pemantauan kebakaran hutan. Desain UAV terus berkembang, menggabungkan material ringan dan struktur aerodinamis untuk meningkatkan efisiensi dan daya tahan. Inovasi ini mendukung pengembangan UAV yang dapat terbang lebih lama dan menangani berbagai kondisi cuaca. Dalam sektor pertanian, drone dapat memberikan data presisi mengenai kondisi tanaman, kelembaban tanah, dan kebutuhan irigasi. Ini membantu petani membuat keputusan yang lebih baik terkait, Drone juga dapat digunakan untuk pengiriman obat dan peralatan medis ke daerah-daerah terpencil atau sulit dijangkau. Ini dapat meningkatkan aksesibilitas layanan kesehatan di berbagai wilayah. Dalam industri pariwisata, drone dapat memberikan pengalaman visual yang unik melalui pemotretan dan perekaman udara, mendukung promosi destinasi wisata Indonesia. Drones dapat digunakan untuk survei lingkungan dan hutan, membantu dalam pemetaan wilayah terpencil dan pemantauan deforestasi. Drones dapat digunakan dalam misi penyelamatan dan bantuan bencana untuk mengevaluasi kerusakan dan memandu upaya penyelamatan.

 Peningkatan penggunaan UAV memunculkan pertanyaan etika terkait privasi dan keamanan. Pemerintah dan lembaga regulasi terus mengembangkan pedoman untuk mengawasi penggunaan UAV dan memastikan kepatuhan terhadap norma-norma etika dan hukum. Perkembangan kecerdasan buatan memungkinkan UAV untuk beroperasi secara otonom dengan kemampuan navigasi yang tinggi. Ini membuka peluang baru untuk aplikasi seperti pengiriman otomatis dan survei tanpa intervensi manusia. Pesawat Tanpa Awak (UAV) terus menunjukkan potensinya sebagai alat yang sangat serbaguna di berbagai sektor. Dengan terus munculnya inovasi dan pemahaman etika yang lebih baik, masa depan UAV diharapkan membawa dampak positif yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan kita. Pada dasarnya pesawat tanpa awak hanya digunakan oleh militer, tetapi pada saat ini pesawat tanpa awak digunakan oleh masyarakat untuk pekerjaan sehari hari bahkan dijadikan sebagai Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas). Kompetisi ini merupakan sebuah kompetisi rancang bangun pesawat tanpa awak, untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang mumpuni di bidang pesawat tanpa awak melalui jalur akademis dikalangan mahasiswa. Daya kreasi mahasiswa dalam lomba tersebut tidak hanya mencakup design yang memiliki aerodinamis yang baik, tetapi juga mencakup dari segi kecepatan dan manuver yang handal.Perkembangan dan persaingan IPTEK baik secara regional maupun global semakin meningkat dengan berjalannya waktu. Oleh sebab itu, dunia akademis yang kompeten dalam bidang ilmu dan teknologi tertentu diharapkan dapat mengikuti persaingan global. Penyelenggaraan lomba KRTI ini dimagsudkan antara lain untuk meningkatkan kapasitas intelektual melalui ajang uji kreatifitas, pembentukan karakter mahasiswa melalui ajang lomba tersebut, diharapkan kelak akan menimbulkan semangat untuk membangun bangsa berdasarkan kompetisi yang dimiliki.

 Umumnya lebih kecil daripada pesawat tradisional dan dapat memiliki berbagai bentuk dan ukuran.Pengendalian Dikendalikan melalui operator manusia atau program komputer. Aplikasi Digunakan dalam berbagai bidang seperti pemantauan pertanian, survei tanah, pemetaan udara, keamanan, dan hiburan.Sensor dan Kamera Dilengkapi dengan sensor dan kamera untuk mengumpulkan data visual atau informasi lainnya.Baterai atau Tenaga Umumnya menggunakan baterai sebagai sumber tenaga, tetapi ada juga yang menggunakan tenaga matahari atau bahan bakar.Otonomi Beberapa drone dapat beroperasi secara mandiri dengan menggunakan teknologi otonom seperti GPS dan sistem pengindraan.

 Penggunaan Drone untuk Operasi Pengamanan Perbatasan, jika kita lihat di wilayah Kalimantan saja terbentang garis perbatasan sepanjang 1.885 kilometer dan hanya terdapat 10 titik perbatasan yang mendapatkan pengawasan. Jika melihat adanya 60 titik jalan tikus di wilayah perbatasan tersebut tentu menjadi sangat riskan terjadinya kegiatan ilegal yang dapat mengancam keamanan Indonesia tanpa terdeteksi oleh pasukan penjaga perbatasan. Ini menandai bahwa banyak daerah yang tidak mendapatkan pengawasan secara maksimal. Untuk itu demi terselenggaranya pengamanan garis perbatasan dengan maksimal, sejak tahun 2012 telah dilakukan pendekatan dalam upaya untuk menempatkan satu skuadron Drone di pangkalan udara Supadio di Pontianak yang kemudian difungsikan untuk menjaga wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia ini. Menurut Danlanud Supadio, Kolonel (Pnb) Kustono, penggunaan drone atau pesawat tanpa awak di Pangkalan Udara Supadio diarahkan untuk memperkuat kemampuan pemantauan daerah perbatasan di Kalimantan Barat, bahkan juga digunakan untuk pengawasan seluruh wilayah pulau di Kalimantan. Drone itu juga akan dilengkapi persenjataan dan peralatan pendeteksi baik untuk siang maupun malam hari. Hingga akhirnya pada 2015 upaya penempatan satu skadron Drone/UAV di Lanud Supadio dapat terealisasi. Skadron UAV tersebut merupakan gabungan antara 8 pesawat jenis Wulung buatan dalam negeri dan empat pesawat jenis Heron buatan Israel. Penggabungan dua pesawat Tersebut berdasarkan pada pertimbangan bahwa buatan dalam negeri merupakan produk baru dan masih memerlukan pengembangan. Seiring dengan perkembangan teknologi, pesawat tanpa awak terus berkembang dan memberikan dampak besar pada berbagai sektor. Dengan pertumbuhan ini, perlu adanya kerja sama antara pemerintah, industri, dan masyarakat untuk memastikan bahwa penggunaan drone dapat memberikan manfaat maksimal dengan risiko minimal. Namun, seiring dengan manfaatnya, perlu juga diperhatikan aspek regulasi, keamanan, dan privasi untuk memastikan penggunaan pesawat tanpa awak di Indonesia berlangsung dengan aman dan terkendali. Dukungan dari pemerintah, pengusaha, dan masyarakat sangat penting untuk mengoptimalkan potensi pesawat tanpa awak dalam mendukung berbagai sektor Di Indonesia.

Daffa. (2006). Perkembangan IPTEK pesawat tanpa awak bagi sektor Indonesia. Cirebon: Grafindo media. Di akses pada 16 November pukul 09.00 WIB 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun