Dengan komunikasi yang efektif, masalah mendasar dalam komunikasi seperti kesalahpahaman dan pesan yang tidak terjangkau dapat diselesaikan. Masalah-masalah ini mungkin tidak hilang selamanya, tetapi dapat diminimalkan. Dengan begitu, pesan yang disampaikan lebih bisa diterima.
Mungkin tidak mudah untuk mendapatkan komunikasi yang efektif, apalagi jika terjadi banyak gangguan dalam proses penyampaian pesan. Namun, bukan tidak mungkin. Setiap komunikator dapat melakukan komunikasi yang efektif dan mendapatkan tujuan yang diinginkan. Yang terpenting adalah terus menerapkan teknik komunikasi efektif secara berkesinambungan.
Apa Pentingnya Komunikasi Efektif?
Seperti yang kita ketahui dan kita jalankan, Komunikasi selalu menjadi bagian dari rutinitas kita sehari-hari, di rumah, di kampus, di pasar, dan di tempat lain kita tidak bisa menghindari aktivitas berkomunikasi. Komunikasi menyentuh semua aspek kehidupan kita. Bahkan saking seringnya kita berkomunikasi, kita cenderung menganggap komunikasi sebagai sesuatu yang begitu mudah dan sepele. Dalam konteks komunikasi interpersonal yang hampir selalu kita lakukan setiap hari, proses komunikasi bukanlah sesuatu yang sulit.Â
Namun dalam hal dan konteks komunikasi impersonal, misalnya dalam kegiatan perkuliahan, belajar mengajar, konseling atau penyuluhan, atau pelatihan, dimana sasaran komunikasinya bukan individu melainkan khalayak atau sekelompok orang, komunikasi sangat sulit untuk kita lakukan.Â
Ketika mulai berdiri di depan mereka untuk mulai berbicara, kata-kata yang seharusnya bisa kita ucapkan seolah menghilang dari ingatan kita. Keringat dingin mulai merembes ke sekujur tubuh kita, badan dan tangan kita gemetar, dan suara yang keluar dari mulut kita terbata-bata. Â Kita biasa menjadi semakin gugup ketika melihat penonton, melihat reaksi mereka dengan tatapan menghina, dengan senyum kecil sinis, dan bahkan mungkin berbicara dengan mereka seolah-olah kami tidak berbicara dengan mereka. Ketika komunikasi berlangsung seperti itu, maka kita dapat mengakui bahwa komunikasi yang kita lakukan tidak efektif, atau bisa dibilang komunikasi yang dilakukan gagal.
Pentingnya komunikasi dengan manusia merupakan hal yang tidak dapat dipungkiri oleh manusia, begitu juga dengan organisasi. Tidak hanya pengetahuan dasar tentang komunikasi, pengetahuan dasar tentang organisasi sebagai lingkungan tertentu yang terstruktur, bercirikan, dan memiliki fungsi tertentu merupakan sesuatu yang mendukung kelancaran komunikasi organisasi. Orang-orang yang tertarik untuk bergabung dengan suatu organisasi memiliki berbagai alasan. Para ahli menyatakan bahwa salah satu dari empat kebutuhan utama manusia adalah fasilitasi kebutuhan sosial untuk memperoleh rasa aman melalui rasa memiliki dan memiliki, asosiasi, penerimaan, memberi dan menerima persahabatan.
 Pada kesempatan kali ini saya mencoba memaparkan ataupun mendiskusikan bagaimana agar komunikasi yang kita lakukan menciptakan suasana yang sesuai dengan harapan, seperti suasana saling pengertian, saling menghormati, saling menghargai, dan yang pasti saling mengubah menuju ke arah yang lebih baik lagi.
Komunikasi antarmanusia terbagi menjadi tiga unsur, yaitu
1.sumber (sender),
2.pesan (message), dan
3. penerima (receiver).
Oleh karena itu, banyak orang mengklaim bahwa proses pertukaran pesan antara pengirim ( sering disebut komunikator ) dan penerima ( sering disebut komunikan ) . Padahal, proses komunikasi tidak sesederhana itu, karena komunikasi bukan pada saat mengirim dan menerima pesan (diterima), tetapi apakah pesan atau informasi yang disampaikan atau dipertukarkan dimaknai dengan cara yang sama sehingga dapat menimbulkan pemahaman, kesepakatan, dan kesepakatan yang sama. tindakan atau tidak (diterima). Untuk sampai pada kondisi seperti itu, komunikasi tidak cukup berlangsung satu arah, tetapi harus mampu menciptakan suasana interaktif, yaitu suasana di mana komunikator dan komunikan saling bertukar posisi dan peran guna mewujudkan saling pengertian.
Untuk menciptakan komunikasi yang interaktif, komunikator sebagai pihak yang memprakarsai penyampaian pesan terkadang tidak cukup hanya mengandalkan kata-kata lisan, tetapi juga membutuhkan alat, baik kata-kata tertulis maupun alat auditif dan visual. Alat-alat tersebut akan semakin dibutuhkan jika komunikasinya berupa komunikasi kelompok atau instruksional (komunikasi yang bertujuan untuk mengajarkan dan/atau melatih sesuatu). Dalam keadaan demikian, proses komunikasi tidak menjadi: komunikator, pesan, media, dan komunikan. Selain itu, komunikasi interaktif juga membutuhkan kepastian yang diharapkan terjadi sebagai akibat dari proses komunikasi tersebut. Oleh karena itu, tidak ada proses komunikasi yang lengkap yang terdiri dari: Source-Message-Channel-Receiver atau (S-M-C-R).