Ketika umat Islam mengalami kesulitan mendapatkan air bersih, Utsman bin Affan membeli sumur tersebut seharga 20.000 dirham (jumlah yang sangat besar saat itu) dan menghibahkannya untuk digunakan secara gratis oleh kaum Muslimin.
Selain itu, Utsman juga menginfakkan hartanya untuk mendukung ekspansi Islam, termasuk membiayai kebutuhan pasukan dalam Perang Tabuk. Rasulullah memuji kedermawanannya dengan bersabda:
"Tidak ada sesuatu yang akan membahayakan Utsman setelah hari ini." (HR. Tirmidzi)
Utsman bin Affan adalah contoh nyata bagaimana seorang Muslim yang kaya dapat menggunakan hartanya untuk mendukung dakwah dan kepentingan umat.
Dalam Islam, kekayaan bukan hanya nikmat, tetapi juga ujian. Allah SWT. berfirman:
"Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan, dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar." (QS. Al-Anfal: 28)
Para sahabat yang kaya raya memahami bahwa harta bukanlah tujuan akhir, tetapi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Mereka menjadikan kekayaan sebagai alat untuk berbuat kebajikan dan mendukung perjuangan Islam.
Para crazy rich di era Rasulullah SAW., seperti Abdurrahman bin Auf dan Utsman bin Affan, adalah teladan nyata bagaimana seorang Muslim yang kaya dapat memanfaatkan kekayaannya untuk kebaikan. Mereka tidak menjadikan harta sebagai tujuan hidup, tetapi sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, mendukung dakwah Islam, dan membantu sesama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H