Tidur merupakan suatu kegiatan dimana kita mengistirahatkan tubuh kita setelah melakukan serangkaian kegiatan yang padat. Mahasiswa sangat sering dihadapkan oleh beban akademik yang berat, seperti tugas yang sangat menumpuk, kegiatan keorganisasian, sampai ujian yang selalu datang berangsur angsur setiap harinya. Hal tersebut yang mengakibatkan kebanyakan dari mereka begadang untuk menyelesaikan kewajiban. Sebenarnya, kebiasaan ini sudah menjadi hal yang wajar bagi para mahasiswa namun, tahukah kamu bahwa hal ini dapat berakibat buruk bagi kesehatan ? Dalam artikel ini, saya akan membahas tuntas mengapa tidur yang cukup sangat penting khususnya bagi lingkungan mahasiswa dan bagaimana cara mengatasi hal tersebut yang terkadang masih dianggap sepele oleh sebagian orang.
Â
Pentingnya waktu tidur yang cukup bagi para mahasiswaÂ
Waktu tidur yang cukup merupakan kebutuhan primer bagi tubuh manusia karena dengan waktu tidur cukuplah tubuh akan merasa sehat dan bugar. Pada dasarnya, setiap rentan usia memiliki waktu tidur efektif yang berbeda beda. Tahukah kamu bahwa menurut studi yang diterbitkan oleh Kementrian Kesehatan Rebuplik Indonesia ( Kemenkes ), menunjukkan bahwa waktu tidur yang ideal untuk orang dewasa ( 18-40 tahun ) khususnya bagi mahasiswa adalah selama 7 sampai 8 jam setiap harinya. Hal inilah yang biasanya disepelekan oleh kebanyakan mahasiswa. Padahal, waktu tidur yang cukup memiliki dampak yang cukup signifikan tidak hanya bagi kesehatan melainkan juga berdampak pada lingkungan akademik mahasiswa. Kurangnya waktu tidur dapat mengakibatkan penurunan kinerja, risiko depresi, dan penurunan tingkat konsentrasi, yang semuanya dapat berdampak negatif pada pencapaian akademik mahasiswa (Sunbanu et al., 2021).
Dampak negatif kurangnya waktu tidur bagi mahasiswa
1. Penurunan pencapaian akademik
Kurangnya waktu tidur dapat mengganggu kinerja otak yang akan menyebabkan melemahnya kemampuan untuk menyimpan suatu informasi.
2. Munculnya gejala depresi
Kurangnya waktu tidur pada mahasiswa dapat menyebabkan timbulnya gejala depresi. Gejala ini nantinya akan mengakibatkan menurunnya konsentrasi mahasiswa pada kehidupan berkuliah yang dapat menggangu prestasi akademik mereka.
3. Buruknya kesehatan mental
Baik atau buruknya kesehatan mental dapat dipengaruhi oleh cukupnya waktu tidur. Waktu tidur yang kurang dapat meningkatkan resiko buruknya kesehatan mental. Menurut artikel yang dirilis oleh Kemenkes, bagian otak yang bernama amygdala mengalami peningkatan aktivitas hingga 60 persen. Tingginya aktivitas amygdala ini memengaruhi kemampuan otak dalam mengendalikan emosi.