Mohon tunggu...
Muhammad Bagus Ainun Najib
Muhammad Bagus Ainun Najib Mohon Tunggu... -

كن خير الناس وأنفعهم للناس "jadilah pribadi yang baik dan bermanfaat bagi semua yang membutuhkannya" sedang menempuh pendidikan di state islamic university maulana malik ibrahim . malang east java indonesia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Nahdlatul Ulama vs Ideologi Islam Transnasional

10 Desember 2017   17:22 Diperbarui: 10 Desember 2017   20:03 2160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak sedikit warga Indonesia yang terjebak dalam doktrin islam modern ala wahabi maupun kampanye khilafah ini. Mereka digiring dalam pemahaman konsep khilafah agar dapat mendirikan negera Islam di bumi Indonesia. Padahal kekhalifahan itu hanyalah mimpi belaka, bahkan pendiri HT Syekh Taqiyuddin An-Nabhani sampai akhir hayatnya tidak mampu merealisasikan gagasannya lantaran ditolak diberbagai negara. 

Jargon Khalifah yang digaungkan oleh HTpun bukan murni agama tetapi sarat akan unsur politik bahkan cenderung sekuler. Rasulullah dalam riwayat sirah nabawiyah tidak pernah mendeklarasikan Negara Islam namun beliau mendirikan Negara Madinah sehingga kaum Yahudi, Nasrani dan Islam dapat hidup berdampingan.

Kini perkembangan Ideologi Islam Transnasional di negeri ini kian tak terbendung, hampir disetiap sudut kota, kampus, masjid kita menemukan kegiatan yang diusung oleh kaum islam transnasional ini. Mereka sudah berani secara terang-terang dan lantang dalam menyebarkan doktrinnya yang sewaktu-waktu dapat memicu api peperangan antar tunas bangsa. Jika NU, Muhammadiyah dan seluruh elemen bangsa tidak sadar akan bahaya ideologi ini lantas siapa yang mau peduli ?

  • UPAYA NU DALAM MENGHADANG IDEOLOGI TRANSNASIONAL DI ERA MILENIUM

Setelah pergerakan Ideologi Islam Transnasional kian nampak di permukaan, NU kini mulai sadar akan bahaya ideologi luar ini, sehingga para kyai dan intelektual NU mulai menggalakan pentingnya faham Aswaja dan Hubbul wathan. KH. Nuril Huda selaku mantan ketua PP LDNU Mengatakan "bahwa sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia yang berfaham Aswaja, NU merasa perlu untuk segera melakukan gerakan-gerakan nyata dalam rangka penyelematan terhadap paham yang sudah diyakini kebenarannya selama ini. Jika tidak, katanya, tidak ada jaminan sepuluh tahun mendatang ajaran moderat yang terkandung dalam Aswaja akan hilang dan tergantikan oleh paham lain". 

perkataan KH. Nuril Huda memang benar bahwa untuk membendung ideologi Islam Transnasional perlu gerakan nyata, namun jika gerakan ini hanya dilakukan oleh kaum nahdhiyin semata maka akan sangat berat. Oleh karenanya perlu dukungan dari pemerintah dan masyarakat. NU dan Muhammadiyah jangan sampai terjatuh dalam lubang masalah furu'iyah yang sebenarnya masalah ini sudah dibahas tuntas oleh lembaga Bathsul Masail maupun Majlis Tarjih. Kedua Ormas ini harus saling bahu -- membahu mengawal Indonesia dari gempuran faham Islam Transnasional maupun Islam Radikal lantaran NU dan Muhammadiyah merupakan salah satu Fouding Father negeri ini.

pra-munas-alim-ulama-dan-konbes-nu-2017-di-lampung-5a2d2fcddd0fa85f69275a42.jpg
pra-munas-alim-ulama-dan-konbes-nu-2017-di-lampung-5a2d2fcddd0fa85f69275a42.jpg
(hasil munas alim ulama NU yang diselenggrakan di lombok november 2017 silam diharapkan dapat memberikan saran dan kritik membangun kepada pemerintah)

Perkataan KH. Nuril Huda diatas dikuatkan oleh As'ad Said Aly dalam bukunya Ideologi gerakan pasca reformasi mengatakan bahwa "sekalipun NU tradisi dan pemikiran politiknya selalu berubah sesuai tantangan yang dihadapi, namun pandangan dasarnya adalah tetap, bahwa prinsipnya negara dan pemerintah wajib ditaati dengan catatan sepanjang syariah dijamin dan kekufuran dicegah. Hal ini berbeda dengan ideologi transnasional yang selalu bertentangan dengan undang undang dasar pemerintahan bahkan sangat jauh dari nilai nilai islam yang melekat pada masyarakat indonesia umumnya". 

Hal ini dapat disimpulkan bahwa dari awal mula berdirinya NKRI NU selalu mendukung akan UUD 45 dan Pancasila sebagai filsafat negera, serta menolak mentah-mentah model pemerintahan ala islam, maka tak mengherankan jika salah satu keputusan Muktamar NU di Situbondo pada tahun 1984 menyatakan bahwa NKRI dianggap final, bagi NU Indonesia bukanlah negara Sekuler serta bukan pula negara Agama.

  • MENDUNIAKAN NAHDLATUL ULAMA SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI MELAWAN IDEOLOGI TRANSNASIONAL

Ideologi Islam Transnasional rupanya berkembang sangat pesat sejak awal era millennium hingga sekarang lantaran pemerintah membiarkan penyebarannya sehingga kian menjamur hampir disebagian kota di Indonesia. Apalagi setelah mucul kasus dugaan penistaan agama pada 2016 silam oleh gubernur petahana basuki cahaya purnama, Para pengusung ideologi impor ini mendapat ruang yang luas bahkan menunjukan taring mereka. Tak sedikit dari Kyai NU dan kaum Nahdhiyin mendapat cemoohan dari mereka bahkan hingga membidahkan amalan kaum Nahdhiyin. Para pengusung ideologi impor ini terjangkit amnesia bahwa NU senantiasa mengawal bangsa yang besar ini dari awal kemerdekaan hingga kini.

Fenoma menjamurnya Ideologi Islam Transnasional ini membuat NU siap menabuh genderang perangnya. Namun NU tidak pernah melancarkan serangan terhadap musuhnya dengan kebencian dan menyulut api peperangan. Bukan NU namanya kalau tidak pandai memainkan strategi perang nan cantik mulai dari memecah belah barisan musuh dan mempromosikan wajah islam nan damai dan sejuk. 

Maka tidak heran sejak Almarhum KH. Ahmad Hasyim Muzadi menjadi Sekjen ICIS (International Conference of Islamic Scholars), beliaulah yang tak henti-hentinya menyerukan perdamaian dan pentingya kerukunan umat beragama bahkan mengenalkannya dari satu negara ke negara yang lain. Inilah sebenarnya visi NU dalam menyebarkan Islam Rahmatan Lil Alamin ke seluruh dunia, hal inipun termaktub dalam Al-Quran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun