Mohon tunggu...
Muhammad Bagus Ainun Najib
Muhammad Bagus Ainun Najib Mohon Tunggu... -

كن خير الناس وأنفعهم للناس "jadilah pribadi yang baik dan bermanfaat bagi semua yang membutuhkannya" sedang menempuh pendidikan di state islamic university maulana malik ibrahim . malang east java indonesia

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Say No to Kekurangan Gizi!!

29 April 2015   06:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:34 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kekurangan gizi merupakan masalah yang sangat kompleks, dan hingga kini juga masih terjadi di beberapa daerah di belahan daerah. Entah apa penyebabnya, apakah anak-anak yang hidup di suatu daerah tidak ada sumber air bersih maupun makanan ataukah pemerintah kurang peduli dengan kesehatan dan jaminan hidup anak-anak ?

Kekurangan gizi merupakan penyebab kematian utama lebih dari separuh dari seluruh kematian anak di bawah 5 tahun. Menurut data UNICEF yang dirilis pada tahun 2008 bahwa asia selatan menempati posisi tertinggi pada kasus kekurangan gizi, 42% anak di asia selatan kebanyakan memiliki berat badan di bawah rata-rata jika dibandingkan 28% anak di daerah sahara afrika, 7% di Amerika latin dan Karibia, sementara 25% anak di seluruh dunia. Lalu bagaimana dengan indonesia ?

Di indonesia kurang gizi merupakan masalah serius yang harus segera diselesaikan, beberapa masalah kurang gizi sering terjadi pada anak usia 6 sampai 12 tahun bahkan sebagian adalah balita. Menurut data risdeskas pada tahun 2010 bahwa sekitar 17% anak indonesia mengalami kurang gizi. Data kurang gizi di indonesia ini mungkin tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan negara asia selatan maupun afrika. Namun jika masalah ini diabaikan maka sebagian masa depan anak indonesia juga akan hilang. Jika kita teliti dampak dari kasus kurang gizi akan sulit ditentukan. Anak-anak yang mengalami gizi buruk akan mengalami prilaku yang berbeda dengan anak-anak yang normal dan tidak memiliki gizi buruk. Prilaku lain yang dialaminya antara lain kemampuan kognitif yang buruk, kesehatan terganggu, kemampuan psikosial yang rendah, bahkan mereka tidak bisa berkompetensi dengan anak-anak normal lainnya.

Maka dari itu kasus ini menjadi perhatian bersama bagi pemerintah dan masyarakat khususnya untuk memberantas kurang gizi di negeri ini, sehingga jumlah anak-anak yang mengalami kurang gizi bisa berkurang. Pemberantasan kurang gizipun dapat dilakukan dengan pendidikan, penyediaan rumah sakit dengan fasilitas yang memadai, pemberian bantuan obat-obatan, makanan, air bersih, serta tempat tinggal yang layak. Oleh karenanya jika pemerintah dan masyarakat serius dalam menuntaskan kasus kurang gizi serta menjalankan program pemberian bantuan-bantuan maka tak dipungkiri kasus kurang gizi semakin hari akan semakin berkurang, dan tentu semua ini dapat mewujudkan cita-cita anak bangsa tuk menatap masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun