Identitas adalah bagian penting dari keberadaan manusia. Identitas merepresentasikan siapa kita sebagai individu, grup, atau komunitas. Identitas dapat merujuk pada ras, etnis, agama, gender, orientasi seksual, status sosial-ekonomi, dan banyak lagi. Identitas juga dapat mempengaruhi pilihan politik seseorang.Â
Dalam politik, identitas dapat menjadi dasar dari perpecahan atau kekuatan kesatuan. Pemilihan umum dan referendum sering kali mengaktifkan identitas politik, keduanya dapat mendorong seseorang untuk memilih berdasarkan identitasnya.
Dalam beberapa kasus, identitas telah dijadikan sebagai alat politik untuk mencapai tujuan. Beberapa politikus memanfaatkan identitas untuk memperkuat dukungan mereka dari kelompok-kelompok tertentu, misalnya dengan memberikan janji-janji atau kebijakan yang sesuai dengan identitas tersebut.Â
Namun, penekanan pada identitas juga dapat memperkuat perpecahan dan konflik. Identitas menonjolkan perbedaan antara kelompok dan membuat orang tertarik untuk berkumpul dengan orang-orang yang mirip jenis identitasnya.Â
Hal ini dapat menjadi ancaman untuk kesatuan sosial. Maka dari itu, memupuk kesatuan di tengah perbedaan identitas menjadi penting untuk menciptakan harmoni sosial di masyarakat. Salah satu cara untuk memupuk kesatuan adalah dengan memahami kompleksitas politik identitas.
Pemahaman akan kompleksitas identitas akan membuka mata semua pihak untuk melihat bahwa identitas tidak selalu tentang perbedaan, tapi juga tentang kesamaan dan persamaan.Â
Seperti cinta tanah air yang dapat menjadi identitas nasional yang satu, keinginan untuk hidup damai dan sejahtera dapat menjadi identitas yang sama di seluruh komunitas.Â
Melalui memahami kompleksitas politik identitas, kita juga dapat menghargai beragamnya identitas yang ada di masyarakat.Â
Dalam artian, tidak ada yang lebih baik ataupun lebih buruk, tapi setiap identitas memiliki tempat dan kedudukan yang sama baiknya satu sama lain.Â
Ketika seseorang memahami kompleksitas politik identitas, maka dia akan dapat meresapi identitasnya dan memilih pemimpin yang mewakili identitas tersebut tanpa melupakan pentingnya kesatuan dan persatuan.Â