Mohon tunggu...
Muhammad Ridwan Aziz
Muhammad Ridwan Aziz Mohon Tunggu... Guru - Flexible Realist

Saat libur, aku sering berencana bersih-bersih rumah atau bikin kerajinan tangan untuk anak dari YouTube, tapi malah asyik rebahan seharian nonton anime.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kajian Teori Anomie dan Labeling Terhadap Penyandang Disabilitas sebagai Pelaku Kriminal

15 Desember 2024   21:12 Diperbarui: 15 Desember 2024   21:12 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyandang disabilitas dalam persidangan (Sumber: Dok. Pribadi/Canva)

Efek Stigma pada Identitas

Teori labeling menjelaskan bahwa proses di mana masyarakat memberikan label tertentu kepada individu atau kelompok berdasarkan perilaku mereka. Dalam konteks penyandang disabilitas, mereka sering kali dilabeli sebagai "lemah," "tidak mampu," atau "membutuhkan simpati."

Label sosial yang melekat pada penyandang disabilitas seringkali memberikan perlakuan istimewa atau simpati berlebih. Dalam kasus Iwas, label "tidak berbahaya" atau "tidak mungkin melakukan tindak kriminal" mungkin membuatnya lebih mudah untuk mendekati korban tanpa menimbulkan kecurigaan.

Teori labeling menjelaskan bahwa label positif ini dapat dimanfaatkan oleh individu untuk memanipulasi ekspektasi sosial demi kepentingan pribadi. Dalam hal ini, kelemahan fisik yang dimiliki Iwas justru menjadi alat untuk memperdaya korban.

Setelah tindakannya terungkap, masyarakat cenderung memberikan label baru kepada Iwas, seperti "berbahaya" atau "licik." Label ini tidak hanya mempengaruhi dirinya sebagai individu tetapi juga dapat memperburuk stigma terhadap penyandang disabilitas secara keseluruhan.

Stigma ini berpotensi menciptakan ketidakadilan baru, di mana penyandang disabilitas dipandang dengan kecurigaan atau bahkan diskriminasi, terlepas dari fakta bahwa tindakan Iwas adalah penyimpangan individu, bukan representasi kelompok.

Labeling juga dapat mempengaruhi cara individu memandang dirinya sendiri. Jika masyarakat mulai melihat penyandang disabilitas sebagai "pelaku kriminal potensial," hal ini dapat mempengaruhi identitas sosial mereka dan memperparah diskriminasi struktural yang sudah ada.

Integrasi Teori Anomi dan Labeling

Kombinasi antara anomi dan labeling memberikan kerangka yang kuat untuk memahami fenomena ini:

  1. Anomi: Ketegangan sosial yang muncul dari marginalisasi penyandang disabilitas menciptakan kondisi di mana norma sosial tidak mampu mengatur perilaku mereka secara efektif. Dalam kasus Iwas, kondisi ini berkontribusi pada tindakan menyimpangnya.

  2. Labeling: Label sosial yang melekat pada penyandang disabilitas---baik positif maupun negatif---berperan dalam membentuk perilaku individu dan respons masyarakat terhadap mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun