Proses pembelajaran di kelas seringkali dihadapkan pada tantangan untuk membuat siswa aktif berpartisipasi. Di MAN 2 Kulon Progo, guru kelas XII menghadapi situasi serupa. Siswa terlihat kurang antusias saat diminta menyampaikan pendapat atau memberikan tanggapan setelah presentasi. Audiens cenderung pasif, bahkan dalam materi yang relevan dan menarik pada pembelajaran sosiologi seperti Globalisasi dan Masyarakat Digital. Kondisi ini mendorong inovasi metode pembelajaran dengan menerapkan debat sebagai alternatif strategi pembelajaran.
Mengapa Debat?
Debat merupakan salah satu metode pembelajaran aktif yang melibatkan siswa dalam interaksi dua arah secara mendalam. Dalam debat, siswa tidak hanya menyampaikan argumen, tetapi juga belajar mendengarkan, menganalisis, dan merespons argumen pihak lain secara kritis. Kegiatan ini melatih siswa untuk berpikir cepat dan logis, sekaligus meningkatkan rasa percaya diri.
Pada penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Anom Sarwa Adi Widagda, dkk. (2020) di SMPN 6 Singaraja, diterapkan pembelajaran debat pada mata pelajaran PPKn untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa meningkat selama diskusi debat di kelas. Peningkatan ini dianalisis secara kualitatif dengan membandingkan rata-rata nilai berpikir kritis siswa pada siklus 1 dan siklus 2. Rata-rata nilai berpikir kritis siswa meningkat dari 72,9 pada siklus 1 menjadi 80 pada siklus 2, dengan peningkatan sebesar 7,1 poin.
Pada materi Globalisasi dan Masyarakat Digital, debat sangat relevan karena topiknya bersifat dinamis dan dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa. Tema ini mencakup isu-isu yang memancing beragam opini, seperti pengaruh teknologi terhadap budaya lokal, dampak media sosial pada kehidupan sosial, hingga tantangan etika dalam dunia digital.
Agar siswa lebih antusias dalam kegiatan debat ini, guru mengelompokkan mereka berdasarkan minat. Siswa dibagi menjadi dua tim, yaitu tim debat dan tim kreator. Tim debat bertugas menyampaikan dan mempertahankan argumen dalam diskusi, sementara tim kreator bertugas mendokumentasikan dan membuat konten kreatif dari kegiatan debat tersebut.
Pelaksanaan Kegiatan Debat
Kegiatan debat ini dilaksanakan dalam beberapa tahap:
Pembagian Kelompok: Siswa dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu tim debat dan tim kreator. Tim debat selanjutnya dibagi menjadi dua kelompok kecil, yaitu kelompok pro (yang mendukung suatu argumen) dan kelompok kontra (yang menentang argumen tersebut). Sementara itu, tim kreator bertugas mendokumentasikan jalannya debat dan membuat konten kreatif berdasarkan pelaksanaan kegiatan debat.
Lihat juga Video Sampel Debat Siswa