Mohon tunggu...
Muhammad Azies Rachman
Muhammad Azies Rachman Mohon Tunggu... Bankir - Hamba Allah SWT yang sangat mengharapkan ampunan-Nya

Muhammad Azies Rachman. Seorang pembelajar dan seseorang yang haus akan ampunan dari Allah SWT. Bapack dari dua orang putri yang akan senantiasa memberikan yang terbaik bagi keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Sujud Terakhir Sang Ahli Ibadah

7 November 2024   09:30 Diperbarui: 7 November 2024   09:38 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AI Pribadi Muhammad Azies Rachman

Laki-laki yang terkenal sebagai ahli ibadah itu akhirnya menjadi tak tertahankan hasratnya untuk tertarik pada wanita cantik. Jiwanya menjadi bringas seperti srigala yang hendak menerkam mangsa. Barsisha namanya. Laki-laki ahli ibadah itu sedang dihasut syaithan untuk bertindak lebih buruk. Godaan syaithan yang terus menerus berhembus baik pada mata dan telinga si lelaki ahli ibadah itu telah menggoyahkan imannya. Bujuk rayu syaithan dengan anak panah racunnya yang tajam dan melenakan, seketika melesat tepat mengenai sasaran dan membuatnya tak berdaya. Iapun tunduk pada gejolak nafsu syahwat sehingga dengan suka rela menodai kesucian gadis itu tanpa ikatan yang sah. Padahal ia terkenal sebagai orang yang sholeh di masanya.

Dalam buai maksiat yang melenakan itu, barulah kemudian ia siuman dari kelengahanya sebagai orang yang benar. Bak seketika tertampar, iapun barulah tersadar. Bahwa hal yang dilakukannya selama ini adalah salah dan aib besar. Begitulah dosa. Terlena menjadi buta, tersingkap membelalakan mata. Iapun lantas menjadi was-was. Ketakutan yang menimbulkan kekhawatiran akan corengan nama baik dan kemasyhuran.

Syaithan kembali membisikan rencana jahat padanya agar aib itu hilang. Membunuh wanita itu, melenyapkanya dan menguburkanya untuk menghilangkan jejak. Hanya itu satu-satunya cara agar ia selamat. Tak ada jalan lain. Jika tidak, kemungkinan akan terjadi hal yang mengerikan pada dirinya. Begitulah syaithan, memperdaya dengan ketakutan dan menipu dengan berjuta bualan. Namun sejatinya itu hanyalah perangkap agar ia terperosok lebih jauh dalam liang dosa. Dan benar saja, siasat buruk syaithan itupun akhirnya diiyakan dalam kondisi dimana ia mulai masuk dalam jerat syaithan sehasta demi sehasta.

Namun sehebat apapun rencana buruk, selalu tercium bau busuk. Syaithan memang lihai memainkan peran. Siapa pembunuh, siapa pemfitnah dan siapa terfitnah, semua sudah diatur untuk dirangkai dalam satu kisah. Sebuah alur cerita menuju penghuni neraka. Syaithanpun mahir memainkan peran ini hingga gelagat si penzina lagi si pembunuh akhirnya terbongkar dan sampai ke telinga sang raja hingga iapun murka. Segera ditangkaplah Barsisha untuk dihukum mati akibat perbuatan yang dilakukanya itu.

Nama besar Barsisha sungguh dipertaruhkan dalam hal ini. Ia malu, dipermalukan lagi penuh ketakutan. Syaithan kembali datang padanya dengan menawarkan garansi penyelamatan. Bahwa kali ini hanya ialah yang mampu menolongnya. Tapi dengan syarat. Asal Barsisha dengan suka rela sujud kepada Syaithan. Barsisha yang sudah tertawan dunia dan tertawan jiwa, kembali mengiyakan perintah syaithan. Iapun bersujud kepadanya. Suatu hal yang seharusnya amat tidak mungkin bagi seorang ahli ibadah.

Meski pada akhirnya ia manuruti titah sang syaithan, ternyata hukum bagi Barsisha tetap berlaku. Iapun dihukum mati dan tetap mati. Dan sujudnya kepada syaithan tetap dihukumi sebagai belenggu kekafiran yang memperosokan namanya ke dalam liang kekufuran. Barsisha yang awalnya sang ahli ibadah sujud kepada Allah SWT, berubah menjadi penzina, pembunuh dan kemudian sujud terakhirnya berakhir di hadapan syaithan.

Ribuan tahun syaithan dan iblis memang tak pernah jera dan ingkar untuk menggoda manusia kepada jalan yang salah. Membawa manusia kepada jalan yang tak tentu arah. Neraka adalah persinggahan terakhirnya dan tentulah ia tak ingin jika mendekam di sana tanpa manusia. Syaithan akan senantiasa menggoda manusia dari segala arah. Maka waspadalah. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita dan keturunan kita dari godaan syaithan yang terkutuk. Amin Allahumma Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun