Mohon tunggu...
Muhammad Azhar Lathif
Muhammad Azhar Lathif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa berusia 20 tahun, memiliki kesenangan dalam fotografi dan videografi. saya senang dalam beberapa hal mengenai publikasi, saya bergabung dikompasiana dalam rangka melatih kemampuan menulis saya dalam sebuah artikel

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Air Bersih untuk Ngantay: Perjalanan KKN Kelompok 6 ITB

14 November 2024   12:00 Diperbarui: 15 November 2024   13:15 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelompok 6 melakukan foto bersama di depan menara air hasil karya KKN, di kampung Ngantay Purwkarta, Senin (26/08/2024).(Tim Dokumentasi kelompok 6)

PURWAKARTA, KAMPUNG NGANTAY - Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 6 alias kelompok N6alir dari Institut Teknologi Bandung (ITB) terdiri dari beberapa mahasiswa jurusan yang berbeda di ITB, dipimpin oleh Raihan Aqeel Keanu Azra bersama dengan 20 anggota kelompok 6  telah melaksanakan proyek di Kampung Ngantay sejak 6 Agustus 2024 s.d. 27 Agustus 2024. Program ini dilatar belakangi untuk mengatasi salah satu kebutuhan dasar masyarakat, yaitu akses air bersih, melalui serangkaian infrastruktur yang dirancang untuk memberikan dampak berkelanjutan.

Program KKN ini bertujuan untuk membangun infrastruktur penyediaan air bersih yang mencakup sumur bor, menara air, dan jaringan distribusi yang akan mengalirkan air bersih ke seluruh rumah warga di Kampung Ngantay. Melalui pendekatan ini, Kelompok N6alir ingin memberikan solusi yang berkelanjutan dan mengurangi ketergantungan warga pada air waduk yang sebelumnya menjadi sumber utama namun tidak terolah dengan baik. 

Dalam kurun waktu pelaksanaan KKN, berbagai kegiatan dilakukan untuk memastikan proyek berjalan dengan lancar. Proyek utama meliputi pembangunan sumur bor, pemasangan menara air, pipa distribusi, serta reservoir untuk penyimpanan dan distribusi air. Selain pembangunan infrastruktur, Kelompok N6alir juga memperhatikan aspek pendidikan dan pemberdayaan masyarakat.

Kelompok 6 melakukan program ngantay belajar bersama anak-anak, di Kampung Ngantay Purwakarta, Selasa (13/08/2024).(Tim Dokumentasi Kelompok 6)
Kelompok 6 melakukan program ngantay belajar bersama anak-anak, di Kampung Ngantay Purwakarta, Selasa (13/08/2024).(Tim Dokumentasi Kelompok 6)

Kelompok 6 melakukan program ngantay belajar bersama anak - anak, di Kampung Ngantay Purwakarta, Selasa (13/08/2024). (Tim Dokumentasi kelompok 6)
Kelompok 6 melakukan program ngantay belajar bersama anak - anak, di Kampung Ngantay Purwakarta, Selasa (13/08/2024). (Tim Dokumentasi kelompok 6)
Program "Ngantay Belajar" yang berlangsung sebanyak enam kali dalam 21 hari bertujuan mendidik anak-anak usia 1-14 tahun. Dalam program "Ngantay Belajar" kami kelompok n6alir menghadirkan pembelajaran tentang kemampuan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung (calistung), serta diberikan motivasi untuk bermimpi dan meraih cita-cita. Program ini turut mengajarkan nilai-nilai moral, cinta kasih, dan pelajaran agama. Kegiatan lain seperti senam sore, lomba memperingati Hari Kemerdekaan, dan kegiatan kebersamaan berupa "liwetan" bersama, menjadi bagian tak terpisahkan dari interaksi kelompok 6 "n6alir" dengan masyarakat.


Kehangatan dan sambutan hangat dari masyarakat Kampung Ngantay menjadi faktor pendukung keberhasilan program ini. Warga secara aktif membantu dalam berbagai aspek, mulai dari penyediaan konsumsi, bantuan tenaga untuk mengangkut bahan bangunan, hingga transportasi. Keterlibatan warga begitu besar sehingga saat menghadapi tantangan, mereka tidak hanya memberikan bantuan fisik, tetapi juga dukungan moral yang sangat berarti bagi para peserta KKN.


"Kampung Ngantay menghadapi tantangan besar terkait akses air bersih. Secara geografis, desa ini sulit dijangkau menggunakan transportasi darat karena akses jalan yang sempit dan masih berupa tanah. Akses terbaik hanya bisa dilakukan dengan perahu, menyeberangi Waduk Jatiluhur. Sebelum adanya proyek KKN, warga mengandalkan air dari waduk yang diambil menggunakan pompa tanpa pengolahan. Akibatnya, air yang digunakan keruh dan kualitasnya rendah, khususnya di musim kemarau ketika air waduk surut hingga lebih dari 50 meter, membuat warga kesulitan mendapatkan pasokan air" ujar Ketua Kelompok 6 KKN ITB 2024, Raihan Aqeel Keanu Azra, Mahasiswa Infrastruktur Lingkungan (RIL)

Melihat kondisi tersebut, Kelompok N6alir memandang pembangunan infrastruktur air bersih sebagai langkah yang mendesak dan menciptakan lingkungan yang sehat. Penggunaan air waduk yang tidak diolah menjadi tantangan kesehatan yang serius, sementara kekeringan selama musim kemarau mengakibatkan situasi semakin sulit. Selain itu, masalah listrik yang sering padam juga menghambat penggunaan pompa air, menyebabkan gangguan pasokan air yang signifikan.

Kelompok 6 melakukan pengangkutan Material pembuatan menara air, di Kampung Ngantay Purwakarta, Rabu (14/08/2024). (Tim Dokumentasi kelompok 6)
Kelompok 6 melakukan pengangkutan Material pembuatan menara air, di Kampung Ngantay Purwakarta, Rabu (14/08/2024). (Tim Dokumentasi kelompok 6)
Kerja sama dengan masyarakat berlangsung sangat baik, dengan warga yang selalu siap membantu berbagai proses pembangunan, mulai dari mengangkat material hingga memberikan informasi yang diperlukan. Namun, tantangan terbesar muncul dari aspek teknis pengeboran sumur yang ternyata memiliki kompleksitas tinggi dan memerlukan pengetahuan lebih mendalam. Keterbatasan pengetahuan teknis membuat hasil pengeboran awal tidak optimal, menjadi pelajaran penting bagi seluruh tim.

Hubungan dengan pihak desa menjadi tantangan tersendiri, dengan beberapa kendala komunikasi dan koordinasi yang muncul. Namun, ini tidak mengurangi semangat dan usaha kelompok dalam menyelesaikan program.


Sebagai bagian dari solusi untuk masalah listrik di Kampung Ngantay, kelompok KKN ini juga melakukan pemasangan panel surya di mushola. Hal ini bertujuan meringankan beban listrik yang ditanggung warga karena pompa utama untuk sistem distribusi air akan menggunakan listrik dari mushola. Ini adalah langkah inovatif yang tidak hanya menyediakan solusi jangka pendek, tetapi juga potensi keberlanjutan jangka panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun