Mohon tunggu...
Muhammad Azhar
Muhammad Azhar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Teknologi Digital

Lagi seneng dengan konten olahraga dan kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Analisis SWOT dalam Strategi Pengembangan UMKM SKJ di Tasikmalaya

17 Juni 2024   21:40 Diperbarui: 18 Juni 2024   02:27 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
UMKM SKJ (Tasikmalaya, 2024)

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 UMKM

Usaha Mikro Kecil dan Menengah merupakan kepanjangan dari singkatan UMKM. Usaha atau bisa disebut dengan kewirausahaan. Istilah kewirausahaan  menurut Peggy A. Lambing dan Charles R. Kuel dalam Nurseto adalah tindakan  kreatif yang membangun suatu value dari sesuatu yang tidak ada. Entrepreneurship merupakan proses untuk menangkap dan mewujudkan suatu peluang terlepas dari sumber daya yang ada, serta membutuhkan keberanian untuk mengambil risiko yang telah diperhitungkan (Nurseto, 2004). Menurut Tambunan Saputri dan Melfa Anggun pada jurnal Dewi,dkk (2023), UMKM (Usaha Kecil Menengah) adalah sektor produksi mandiri yang dikelola oleh swasta atau badan hukum di semua sektor ekonomi. Pada dasarnya, UMKM dapat dibagi menjadi tiga kategori: usaha mikro (UMI), usaha kecil dan menengah (UK), dan usaha kecil dan menengah (UM).

Definisi UMKM di Indonesia dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Dalam Bab 1 (Ketentuan Umum), pasal 131 dari UU tersebut, dinyatakan bahwa usaha mikro adalah usaha produktif milik orang-perorangan dan badan usaha perorangan yang memenuhi usaha mikro sebagaimana diatur dalam UU tersebut. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang-perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha mikro atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana telah diatur dalam UU tersebut. Sedangkan usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha mikro, usaha kecil atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana dimaksud dalam UU tersebut.

1. Kriteria Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM, digolongkan berdasarkan jumlah aset atau omset ang dimiliki oleh sebuah usaha. Kriteria UMKM & Usaha Besar Berdasarkan Aset dan Omset:

a. Usaha Mikro; Asset Maks 50j uta; Omset Maks 300 juta

b. Usaha Kecil; Asset >50 juta- 500 juta; Omset 300 juta- 2,5 miliar

c. Usaha Menengah; Asset >500 juta- 10 miliar; Omset >2,5 miliar- 50 miliar

Sumber: Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah 2012

Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 7 tahun 2021 tentang tentang UMKM, maka definisi dari masing-masing usaha sebagai berikut:

  • Usaha Mikro adalah usaha dengan modal sampai 1 miliar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak dua miliar rupiah.
  • Usaha Kecil adalah usaha dengan modal antara satu miliar rupiah hingga lima miliar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan memiliki 32 hasil penjualan tahunan antara dua miliar rupiah hingga lima belas miliar rupiah.
  • Usaha Menengah adalah usaha dengan modal antara dari lima miliar rupiah hingga sepuluh miliar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan memiliki hasil penjualan tahunan antara lima belas miliar rupiah hingga lima puluh miliar rupiah.

2.  Klasifikasi Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

  • Livelihood Activities merupakan UKM yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal sebagai sektor informal. Contohnya, adalah pedagang kaki lima.
  • Micro Enterprise merupakan UKM yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki sifat kewirausahaan.
  • Small Dynamic Enterprise merupakan UKM yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan ekspor.
  • Fast Moving Enterprise merupakan UKM yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi Usaha Besar.

2.1.2 Strategi Pengembangan

Strategi  pengembangan   adalah  suatu  tujuan  jangka   panjang  yang  akan   dicapai dengan  cara  efektif  dan  efisien  melalui  perencanaan  terstruktur.  Strategi  pengembangan mempengaruhi kegiatan usaha atau organisasi karena bersifat jangka  panjang, paling lama berjangka lima    tahun.    Menurut    Hunger    dan    Whellen    (2008)    Perumusan    strategi pengembangan    adalah   suatu   pengembangan    rencana    usaha   jangka    panjang   untuk manajemen  efektif  pada  kesempatan  dan  ancaman  lingkungan  yang  dapat  dilihat  dari kekuatan dan kelemahan perusahaan. Strategi yang dirumuskan bersifat lebih spesifik.  

Strategi merupakan unsur yang penting dalam menghadapi tantangan. Menurut Christensen (1973) strategi adalah pola-pola berbagai tujuan serta kebijaksanaan dasar dan rencana-rencana untuk mencapai tujuan tersebut, dirumuskan sedemikian rupa sehingga jelas usaha apa yang sedang dan akan dilaksanakan perusahaan, demikian juga alat perusahaan baik sekarang maupun di masa yang akan datang, Glueck (1980) mendefinisikan strategi adalah satu kesatuan rencana yang komprehensip dan terpadu yang menghubungkan kekuatan strategi perusahaan dengan lingkungan yang dihadapinya, kesemuanya menjamin agar tujuan perusahaan tercapai. Hamel dan Prahalad dalam Rangkuti (2008) mendefinisikan strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat terus-menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa definisi strategi secara umum adalah satu kesatuan rencana perusahaan yang komprehensip dan terpadu yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan (Supriyono).

Secara konsepsional strategi pengembangan dalam konteks industri adalah upaya untuk melakukan analisis terhadap kondisi pasar kawasan baik internal yang meliputi kelemahan dan kekuatan dan kondisi pasar eksternal yaitu peluang dan ancaman yang akan dihadapi, kemudian diambil alternatif untuk menentukan strategi yang harus dilakukan. Analisis pasar internal merupakan suatu proses untuk menilai faktor-faktor keunggulan strategis perusahaan/ organisasi untuk menentukan dimana letak kekuatan dan kelemahannya, sehingga penyusunan strategi dapat dimanfaatkan secara efektif, kesempatan pasar dan menghadapi hambatannya, mengembangkan profil sumber daya dan keunggulan, membandingkan protil tersebut dengan kunci sukses, dan mengidentifikasi kekuatan utama dimana industri dapat membangun strategi untuk mengeksploitasi peluang dan meminimalkan kelemahan dan mencegah kegagalan(Barney: 2007). Menurut Porter dalam Rangkuti (2008) strategi yang memungkinan organisasi memperoleh keunggulan kompetitif ditinjau dari 3 perbedaan dasar, yaitu:

1. Cost Leadership Strategies (Strategi Kepemimpinan Biaya),

Apabila perusahaan ingin berproduksi dengan biaya murah saja dan target kompetisi luas maka perusahaan tersebut menjadi hulubalang biaya (cost leadership). Strategi ini bertujuan untuk menawarkan serangkaian produk atau jasa pada harga yang serendah mungkin dibandingkan dengan produk pesaing dengan atribut serupa. Sasaran dari tipe strategi ini adalah pasar yang besar.

2. Differentiation Strategies (Strategi Diferensiasi),

Apabila kombinasi target persaingan kecil atau sempit dikombinasikan dengan kebedaan produk maka perusahaan harus fokus dalam keragaman produk. Strategi Pembedaan Produk (differentiation). Mendorong perusahaan untuk sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi sasarannya. Keunikan produk (barang atau jasa) yang dikedepankan ini memungkinkan suatu perusahaan untuk menarik minat sebesar-besarnya dari konsumen potensialnya.

3. Focus Strategies (Strategi Fokus).

Apabila perusahaan mempunyai target persaingan kecil atau sempit, tapi juga ingin biaya rendah, dia harus fokus pada biaya produksi (cost focus) sebagai alat untuk menjadi unggul. Strategi jenis ini ditujukan untuk melayani kebutuhan konsumen yang jumlahnya relatif kecil dan dalam pengambilan keputusannya untuk membeli relatif tidak dipengaruhi oleh harga. Menurut Amalia (2012) untuk mendapatkan alternatif strategi yang dapat diterapkan pada usaha mikro, kecil, dan menengah adalah dengan menggunakan faktor internal dan eksternal. Faktor internal mencakup pemasaran, produksi, sumber daya manusia, keuangan. Faktor eksternal mencakup kondisi sosial ekonomi, teknologi, pembeli, pesaing.

a. Faktor Internal Perusahaan

Faktor internal perusahaan merupakan unit-unit dalam perusahaan yang mempengaruhi keputusan dan kebijakan dari perusahaan (Amalia, 2012), meliputi:

  • Pemasaran, pemasaran merupakan kegiatan yang mencakup seluruh sistem yang berhubungan dengan kegiatan untuk merencanakan dan menentukan harga, hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun potensial (Fuad, 2009). Ada tujuh fungsi dasar pemasaran: analisis pelanggan, penjualan produk dan jasa perencanaan produk dan jasa. penetapan harga, distribusi, riset pemasaran, dan analisis peluang. Aspek tempat dan promosi penting dalam elemen pemasaran. Promosi terdiri dari: periklanan, kehumasan, promosi penjualan. Promosi langsung, promosi tidak langsung dan lain-lain.
  • Produksi, produksi merupakan kegiatan yang berhubungan dengan usaha penciptaan dan penambahan kegunaan suatu barang dan jasa (Fuad, 2009). Tujuan kegiatan produksi, adalah menghasilkan/menciptakan suatu barang, menambah serta meningkatkan nilai guna barang yang sudah ada serta memenuhi kebutuhan manusia.
  • Sumber Daya Manusia, sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Kualitas kesesuaian SDM ini berpengaruh terhadap kinerja, kepuasan karyawan dan perputaran tenaga kerja.Sebagian besar usaha kecil tumbuh secara tradisional dan merupakan usaha keluarga yang turun-temurun (Fuad, 2009).
  • Keuangan, keuangan dalam UMKM terkait dengan bagaimana memperoleh pendanaan, pengumpulan dana, pengendalian kas serta perencanaan kebutuhan keuangan (Fuad, 2009). Pada umumnya praktik kegiatan UMKM berjalan tanpa mengandalkan informasi keuangan yang disusun secara tertib dan teratur.

b. Faktor Eksternal Perusahaan

Faktor eksternal perusahaan adalalı pelaku dan kekuatan di luar perusahaan yang mempengaruhi kemampuan manajemen dalam perusahaan untuk mengembangkan dan mempertahankan kelangsungan perusahaan (Amalia, 2012), meliputi:

  • Kondisi Sosial dan Ekonomi, kondisi sosial dan ekonomi terkait dengan nilai-nilai sosial dan ekonomi yang berlaku di masyarakat, yang dapat bertindak sebagai kontrol sosial dunia usaha ataupun sebagai pendukung dunia usaha (Fuad, 2009) Kondasi ekonomi dapat berupa pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga. Kondisi sosial mencakup sistem nilai yang berlaku di masyarakat dimana perusahaan berada.
  • Teknologi, teknologi merupakan suatu alat yang mendukung dalam proses kegiatan menghasilkan barang yang berkualitas (Fuad, 2009). Teknologi pembuatan singkong di industri rumah tangga sudah banyak namun produksinya terbatas.
  • Pembeli, pembeli merupakan konsumen yang menukarkan sumber daya yang dimiliki yaitu uang dengan produk. Konsumen bisa berbentuk lembaga maupun individu (Fuad, 2009).
  • Pesaing, pesaing adalah perusahaan yang menghasilkan atau menjual barang atau jasa yang sama atau mirip dengan produk yang ditawarkan. Hal-hal yang perlu diketahui dan pesaing dan terus-menerus dipantau adalah produk pesaing, baik mutu kemasan, label, dan lain-lain (Fuad, 2009).

2.1.3 Analisis SWOT

1. Konsep dan Definisi

Menurut Rangkuti (2016) analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Keputusan strategis perusahaan perlu pertimbangan faktor internal yang mencakup kekuatan dan kelemahan maupun faktor eksternal yang mencakup peluang dan ancaman. Oleh karena itu perlu adanya pertimbangan-pertimbangan penting untuk analisis SWOT. Analisis SWOT biasanya adalah arahan/rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan menambah keuntungan dari peluang yang ada, sambil mengurangi kekuatan dan menghindari ancaman. Jika digunakan dengan benar, analisis SWOT akan membantu kita untuk melihat sisi-sisi yang terlupakan atau tidak terlihat selama ini. Analisis ini bersifat deskriptif dan terkadang akan sangat subjektif, karena bisa jadi dua orang yang menganalisis sebuah organisasi akan memandang berbeda keempat bagian tersebut. Hal ini wajar terjadi, karena analisis SWOT adalah sebuah analisis yang akan memberikan output berupa arahan dan tidak memberikan solusi “ajaib” dalam sebuah permasalahan (Mariantha, 2018: 14).

2. Tujuan Analisis SWOT

Analisis SWOT juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana kondisi yang ada dalam perusahaan, kemudian analisis SWOT ini bertujuan juga untuk mengetahui bagaimana sesungguhnya kondisi eksternal yang dihadapi perusahaan nantinya, sehingga perusahaan dapat memaksimalkan kelebihan faktor internalnya untuk  menghadapi kondisi eksternal yang ada. Konsep dasar pendekatan SWOT tampak sederhana sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Tzu (2004) Bahwa “apabila kita telah mengenal kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan mengetahui kekuatan dan kelemahan lawan, sudah dapat dipastikan bahwa kita akan dapat memenangkan pertempuran”. Dalam perkembangannya saat ini, analisis SWOT tidak hanya dipakai untuk menyusun strategi di medan pertempuran, melainkan banyak diterapkan dalam penyusunan perencanaan strategi bisnis (Strategic Business Planning) yang bertujuan untuk menyusun strategi-strategi jangka panjang sehingga arah dan tujuan perusahaan dapat dicapai dengan jelas dan dapat segera diambil keputusan, berikut semua perubahannya dalam menghadapi pesaing.

3. Manfaat Analisis SWOT

Metode analisis SWOT merupakan metode analisis yang paling dasar, yang bermanfaat untuk melihat suatu topik ataupun suatu permasalahan dari 4 sisi yang berbeda. Hasil dari analisis biasanya berupa arahan ataupun rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan untuk menambah keuntungan dari sisi peluang yang ada, sambil mengurangi kekurangan dan juga menghindari ancaman. Jika digunakan dengan benar, analisis ini akan membantu untuk melihat sisi-sisi yang terlupakan atau tidak terlihat selama ini. Analisis SWOT merupakan instrument yang bermanfaat dalam melakukan analisis strategi. Analisis SWOT berperan sebagai alat untuk meminimalisir kelemahan yang terdapat dalam suatu perusahaan atau organisasi serta menekan dampak ancaman yang timbul dan harus dihadapi (Mariantha, 2018: 16-17).

4. Indikator Analisis SWOT

Analisis SWOT mempertimbangkan faktor lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang dihadapi didunia bisnis. Analis SWOT didahului dengan indentifikasi posisi perusahaan/institusi melalui faktor internal dan eksternal. Adapun indikator yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan penjelasan yang diungkapkan oleh Sari (2020:31) antara lain:

a. Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam lapangan usaha yang dimaksud adalah bisa seperti penguasaan, sumber daya, lahan bangunan, peralatan, finasial, keterampilan, penguasaan manajemen dan jejaring sosial yang dimiliki.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar lapangan usaha yang dimaksud adalah bisa seperti peraturan pemerintah, risiko, persaingan , dan prospek ekonomi. Dalam mengidentifikasi berbagai masalah yang timbul dalam perusahaan, maka sangat diperlukan penelitian yang sangat cermat sehingga mampu menemukan strategi yang sangat cepat dan tepat dalam mengatasi masalah yang timbul dalam perusahaan. Berikut ini merupakan penjelasan dari SWOT (David, 2006) yaitu:

  • Kekuatan (Strengths), kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keunggulan- keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin dilayani oleh perusahaan. Kekuatan adalah kompetensi khusus yang memberikan keunggulan komparatif bagi perusahaan di pasar. Kekuatan terdapat pada sumber daya, keuangan, citra, kepemimpinan pasar, hubungan pembeli-pemasok. dan faktor-faktor lain.
  • Kelemahan (Weakness), kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja perusahaan. Keterbatasan tersebut dapat berupa fasilitas, sumber daya keuangan, kemampuan manajemen dan keterampilan pemasaran dapat merupakan sumber dari kelemahan perusahaan.
  • Peluang (Opportunity), peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Kecendrungan-kecendrungan penting merupakan salah satu sumber peluang, seperti perubahaan teknologi dan meningkatnya hubungan antara perusahaan dengan pembeli atau pemasok merupakan gambaran peluang bagi perusahaan.
  • Ancaman (Threats), ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungan dalam lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan. Adanya peraturan-peraturan pemerintah yang baru atau yang direvisi dapat merupakan ancaman bagi kesuksesan perusahaan.

5. Matriks SWOT

Matriks SWOT merupakan kombinasi antara faktor internal yaitu kekuatan dan kelemahan dengan factor eksternal yaitu peluang dan ancaman sehingga akan membentuk empat alternaif strategi dari kombinasi keduanya yakni strategi SO (Strenght Opportunities), ST (Strength Threats), WO (Weakness Opportunities), dan WT (Weakness Threats) (Rangkuti 2001).

Gambar 2.1 Matriks SWOT (Penulis 2024)
Gambar 2.1 Matriks SWOT (Penulis 2024)

Strategi SO memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Strategi ST menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. Strategi WO diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi WT didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

Menurut Tunggal analisis SWOT merupakan identifikasi yang sistematis dari faktor-faktor dan strategis yang menggambarkan pedoman terkait. Dalam  pengertian analisis SWOT tersebut dapat kita lihat beberapa faktor dari strength yaitu dari segi lingkungan. Karena ruang lingkup suatu bisnis dapat mempengaruhi akan kekuatan dari bisnis tersebut. Lingkungan adalah salah satu faktor untuk menunjang keberhasilan perusahaan dalam persaingan. Untuk menentukan tujuan, sasaran, dan strategi-strategi yang akan diambil, diperlukan suatu analisa mendalam serta menyeluruh mengenai lingkungan dimana perusahaan berada. Lingkungan  tersebut dibagi dua yaitu:

Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary) dalah identifikasi factor internal diperlukan untuk mengetahui kekuatan yang dapat digunakan dalam mengatasi kelemahan yang ada diperusahaan dengan cara melakukan proses identifikasi terhadap berbagai factor yang ada dalam area fungsional perusahaan seperti sumberdaya manusia, lokasi, produksi, pemasaran, keuangan, dan manajemen (David 2010). Matriks EFAS (External Factor Analysis Summary) identifikasi factor external diperlukan untuk mengembangkan peluang yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi ancaman yang kemungkinan akan datang. Faktor eksternal ini terbagi atas dua lingkungan yaitu, lingkungan makro (meliputi faktor demografi, faktor ekonomi, faktor alam, dan faktor politik) dan lingkungan mikro (meliputi kondisi perusahaan, konsumen, pesaing, dan produk subtitusi) (David, 2010).

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu menjelaskan beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya berupa jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini. Berdasarkan penelitian yang peneliti bandingkan dengan penelitian sebelumnya didapatkan hasil yang dapat dijadikan dasar atau pertimbangan dalam mengkaji penelitian ini.

Penelitian Terdahulu

1. Wiguno, dkk. (2023). "Analisis SWOT Terhadap Strategi Pengembangan Usaha Warteg Mitra Rasa di Bekasi". Peneltiian ini bertujuan untuk membantu analisis strategi pengembangan sebuah warung makan, penelitian tersebut  menggunakan sumber data primer dan sekunder kemudian diolah kedalam Matriks SWOT.

2. Riantoro, dkk. (2021. "Analisis SWOT untuk Strategi Pengembangan Obyek Wisata Hutan Bakau Kormun Wasidori Arfai di Manokwari". Hasil dari penelitian ini di dapatkan strategi pengembangan objek wisata Hutan Mangrove yaitu dengan menerapkan kebijakan strategis yaitu dengan bekerjasama dengen pemerintah daerah untuk bersama-sama mengelola dan mengembangkan objek wisata, identifikasi dan analisis Matriks SWOT menjadi referensi untuk melakukan strategi pengembangan.

3. Fuadi, dkk.  (2023). "Analisis SWOT Terhadap Strategi Pengembangan Usaha Warung Nasi Priangan di Tasikmalaya". Hasil analisis SWOT pada penelitian ini menunjukan bahwa strategi yang tepat untuk digunakan oleh Warung Nasi Priangan adalah strategi SO (Strenght Opportunity) yaitu  dengan mempertahankan rasa masakan yang enak, pelayanan yang baik dan fasilitas memadai untuk membuat pelanggan tetap loyal, serta memperluas pemasaran untuk meningkatkan omset dengan menjaga hubungan baik antar karyawan dan konsumen.

4. Zahrani, dkk. (2022). "Analisis SWOT untuk Strategi Pengembangan Objek Wisata Geopark Silokek di Nagari Silokek oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sijunjung". Hasil pada penelitian ini menunjukan bahwa Analisis SWOT berperan penting dalam menentukan strategi pengembangan pada kasus ini yaitu Objek Wisata Geopark Silokek. Penelitian ini mengidentifikasi faktor internal dan eksternal terlebih dahulu Kemudian dianalisis penerapan dalam  melakukan pengembangan melalui cara meminimalisir kelemahan dan ancaman, mengoptimalkan daya guna peluang dan juga kekuatan.

5. Saputra, dkk. (2021). "Peran SWOT Dalam Strategi Pengembangan Wisata Kuliner Mambo Nite di Empang Sari Tasikmalaya". Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa analisis SWOT adalah strategi yang dibuat sesuai dengan jalannya organisasi/perusahaan dengan seluruh kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang sebesar besarnya. Adapun strategi pengembangan UKM di wisata kuliner mambo kuliner nite kota tasikmalaya yaitu dengan cara, Memberikan pelatihan bagi pelaku usaha yang memiliki nilai sumber daya manusia yang kurang memadai agar bisa memberikan sumbangsih yang lebih baik, melakukan promosi agar memperkuat jaringan penjualan dan Strategi pengembangan yang tepat diterapkan pada mambo kuliner nite untuk saat ini adalah menerapkan strategi SO (strength opportunities).

Sumber: Ringkasan Penelitian Terdahulu (data diolah)

2.3 Kerangka Pemikiran

Pada hakikatnya, UMKM SKJ memiliki peluang yang besar untuk meningkatkan skala bisnisnya. Berdasarkan misi perusahaan yaitu menjadi sebuah bisnis kekinian yang menyediakan makanan inovatif dengan mengolah makanan jadul menjadi makanan kekinian, UMKM SKJ memiliki kendala dalam meningkatkan kualitas standar dan kapasitas bisnisnya agar dapat memaksimalakan penjualan dan skala bisnisnya. Dengan adanya hal tersebut, maka perlu dilakukan perencanaan mengenai strategi kedepannya untuk dapat meningkatkan penjualan  sehingga didapatkan hasil berupa strategi pengembangan bagi UMKM SKJ yang diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk dapat meningkatkan penjualan dan skala bisnisnya. Kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran (Penulis, 2024)
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran (Penulis, 2024)

2.4 Model Penelitian

Model penelitian dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Penelitian mengenai “Analisi SWOT Dalam Strategi Pengembangan UMKM SKJ di Tasikmalaya merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan penelitian longitudinal. Dalam penelitian ini mencakup pada perumusan strategi pengembangan bisnis bagi UMKM SKJ. Penelitian ini hanya pada tahap formulasi strategi bisnis dalam meningkatkan tingkat kualitas di UMKM SKJ, sehingga dapat meningkatkan penjualan dan skala bisnisnya. Objek penelitian meliputi Analisis SWOT dan strategi pengembangan UMKM dengan melihat data historis hasil penjualan dari bulan Januari 2019 sampai Januari 2024. Subjek penelitian pada penelitian ini adalah pemilik UMKM. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Adapun data primer dari penelitian ini adalah informasi terkait profil produk dan jumlah data penjualan selama lima tahun terakhir pada UMKM SKJ serta data sekunder pada penelitian ini merupakan data yang didapat dari UMKM SKJ, pusat data, Badan Pusat Statistik, dan juga berasal dari jurnal atau prosiding yang telah di publikasi. Proses pengumpulan data dengan cara wawancara, tringulasi, dan dokumentasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun