Nah, di sini lah yang menjadi titik kritik bagi penulis. Walaupun orang tua memang tidak memukul yang menyakiti dan dapat menimbulkan luka, apakah tidak ada cara lain yang lebih baik efektif daripada memukul anak secara fisik? Secara, hal tersebut tidak lagi relevan bila dibawa dalam konteks zaman sekarang.
Memang anak perlu mendapat pukulan ketika ia membangkang, hingga ia merasa "terpukul" bila melakukan pembangkangan tersebut. Dan tentunya bukanlah pukulan yang menjurus pada pukulan fisik. Menurut penulis, ada cara yang lebih baik bagi anak daripada terpukul secara fisik, yaitu pukulan secara non fisik atau batin.
Namun jangan salah dulu, maksud penulis disini bukanlah sebuah pukulan yang dapat mengancam kondisi psikis anak. Pukulan batin di sini maksudnya adalah pukulan yang dapat menimbukan rasa rugi dan penyesalan bilamana anak tidak mau mengerjakan salat. Orang tua perlu mengajarkan kepada anak tentang beberapa keutamaan salat, pentingnya salat, pahala salat yang akan sangat sayang sekali bila ditinggalkan, serta beberapa konsekuensi yang Allah berikan di akhirat kepada orang-orang yang meninggalkan salat. Nah, dengan seperti itu, insyaa Allah anak akan merasa terpukul secara batin, seperti sedih dan gelisah ketika melewatkan ibadah salat.
Mungkin, ada banyak cara lain yang lebih baik bagi orang tua dalam mendidik anak untuk mau beribadah. Oleh karena itu, para orang tua harus memutar otak untuk memilih pola didikan yang lebih baik dan bijak kepada anak-anak mereka, karena cara atau perlakuan orang tua kepada anak pasti akan meninggalkan kesan padanya. Bila pola didikannya buruk, maka akan meninggalkan kesan yang negatif pada anak, sebaliknya bila pola didikannya baik dan bijak, maka akan meninggalkan kesan positif pada anak. Tetap hati-hati dalam mendidik anak, apalagi menyangkut soal ibadah!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H