Mohon tunggu...
Muhammad Ayub Abdullah
Muhammad Ayub Abdullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IIQ An-Nur Yogyakarta - Prodi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir

Menulis adalah keabadian

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tadabur Sejarah Untuk Berkiprah

23 Januari 2022   08:47 Diperbarui: 23 Januari 2022   09:54 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber gambar : 19thlevel.blogspot.com 

Saat di bangku sekolah, kita tentunya menemui banyak sekali mata pelajaran, seperti bahasa Indonesia, kimia, matematika, geografi, fisika, sejarah dan lain-lain. Meskipun beberapa mata pelajaran seperti fisika, matematika, ekonomi, geografi bisa dibilang pelajaran yang sulit, namun  masih banyak anak-anak muda yang minat terhadap beberapa mata pelajaran tersebut. Hal ini jauh berbeda dengan pelajaran sejarah yang sebetulnya lebih mudah untuk dipelajari. Sayangnya masih jarang sekali kita temui anak-anak muda yang minat terhadap sejarah.

            Ketika mendengar pelajaran sejarah, biasanya yang terbesit adalah sebuah buku tebal yang tak menarik untuk dibaca, sangat membosankan dan tak lebih indah dari dongeng sebelum tidur. Guru atau dosen sejarah dianggap seperti manusia kuno yang salah zaman. Kelas sejarah yang begitu sunyi seakan-akan menggambarkan sebuah goa purbakala yang tak berpenghuni. Namun, pernahkah kita berpikir bahwa ternyata sejarah memegang andil yang sangat penting pada masa depan umat manusia?

Sejarah adalah Mesin Waktu

            Bila kita sering menonton kartun Doraemon, kita pasti pernah melihat adegan dimana Doraemon dan Nobita melakukan Time-Traveling dengan mesin waktu yang di simpan di kantong ajaib milik Doraemon. Dengan mesin waktu tersebut mereka bisa menjelajahi satu masa ke masa yang lain dengan sesuka hati mereka.

            Sebenarnya, seperti itu lah gambaran bila kita membaca sejarah. kita seakan-akan dibawa kepada masa dimana dalam buku tersebut mengisahkannya. Coba bayangkan, dengan mesin waktu yang bernama sejarah ini kita bisa melakukan penjelajahan lintas zaman, seperti melihat masa kejayaan Islam di Baghdad, mengarungi laut bersama Ibnu Batuthah, berguru pada imam Syafi’i, berjumpa dengan patih Gajah Mada, belajar fisika pada Sir Isaac Newton, menyaksikan pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia dan masih banyak sekali penjelajahan waktu yang bisa diakukan dengan mesin waktu tersebut. Bagaimana, sebuah hal yang sangat seru bukan?

            Tidak hanya sekedar rekreasi atau jalan-jalan lintas zaman saja, mesin waktu yang bernama sejarah ini juga menawarkan wahana edukasi. Kita juga bisa belajar pada pemikiran orang-orang hebat zaman dahulu. Bagaimana ide-ide cemerlang mereka mampu mengubah dunia, seperti Aristoteles, Plato, Al-Farabi, Ibnu Rusyd dan masih banyak lagi. Menakjubkan bukan? Ternyata banyak sekali yang bisa dilakukan oleh mesin waktu yang bernama sejarah ini. Inilah mengapa sejarah memegang peranan yang begitu penting bagi kemajuan suatu peradaban.

Al-Qur’an dan Sejarah

“Sungguh, telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah (Allah), karena itu berjalanlah kamu ke (segenap penjuru) bumi dan perhatikanlah bagai-mana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul).” (QS Ali Imran : 137)

Al-Maraghi dalam Tafsir Al-Maraghi berkata bahwa ayat di atas memerintahkan kita untuk memerhatikan orang-orang terdahulu, baik yang saleh ataupun yang durhaka. Bila kita memilih jalan orang-orang saleh maka kita akan merasakan apa yang dirasakan orang-orang shalih tadi. Sedangkan bila kita memilih jalan orang-orang durhaka, maka kita juga akan merasakan apa yang dirasakan oleh orang-orang durhaka. Dari sini lah kita mengetahui bagaimana sejarah begitu penting untuk membentuk diri kita sendiri kedepannya dan mengajak kita agar tidak bertindak naif dan bodoh seperti yang dilakukan oleh kaum-kaum yang telah dibinasakan oleh Allah.

Al-Qur’an memang bukan buku sejarah, namun Al-Qur’an banyak sekali mengangkat kisah orang-orang terdahulu, seperti kisah nabi Musa, kisah nabi Yusuf, kisah raja Fir’aun dan masih banyak lagi kisah-kisah yang disebutkan di dalam Al-Qur’an. Namun, hal tersebut bukan hanya sekedar kisah-kisah belaka, lebih dari itu kita perlu mengambil ibrah dari kisah-kisah dalam Al-Qur’an untuk dijadikan pelajaran bagi kita.

Belajar Sejarah, Tanda Orang Susah Move On?

            Banyak sekali orang-orang yang beranggapan bahwa belajar sejarah adalah tanda orang yang susah move on, gagal, terjebak dalam romantisme sejarah dan hanya mampu membangga-banggakan kegemilangan masa lalu. Memang benar, ada orang-orang yang ketika belajar sejarah, mereka malah terperangkap pada masa lalu, hanya mampu berkata “dulu kita keren loh, dulu kita semegah ini loh, dulu kehebatan kita diakui dunia loh” tanpa melakukan apa-apa. Namun, sejarah bukan untuk hal seperti itu, yang hanya sibuk mengenang-ngenang masa lalu.

“Seorang Mukmin tidak akan terjatuh dua kali pada lubang yang sama” (HR. Bukhary)

            Dari hadits di atas, Rasulullah sebenarnya ingin mengajarkan kepada kita untuk selalu belajar pada pengalaman. Bila ada yang baik di masa lalu, maka terus lakukan dan kembangkanlah, namun bila ada salah di masa lalu, maka jadikanlah itu sebuah pelajaran agar nantinya tidak terulang kembali. Benar saja bila ada yang mengatakan bahwa pengalaman adalah guru terbaik.

Jadi, seperti ini lah cara yang benar dalam mempelajari sejarah. Selalu menjadikannya pelajaran, bukan hanya membanggakan kegemilangan dan menangisi kehancuran. Bila kita mau melihat realita yang terjadi, permasalahan yang dialami oleh manusia sebenarnya sering kali mempunyai pola yang sama dari waktu ke waktu. Sejarah lah yang akan membuat kita menjadi lebih bijak dalam menghadapi sesuatu, agar tidak mudah kaget dan tidak mudah jatuh pada permasalahan yang sama. Tanpa belajar sejarah kita tidak akan bisa mengambil hikmah dari apa yang telah terjadi. Oleh karena itu, generasi yang melupakan sejarah akan kehilangan masa lalu dan masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun