Mohon tunggu...
Muhammad Aufa
Muhammad Aufa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Muhammad Aufa Mahasiswa Universitas Al-Azhar Indonesia Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Indahnya Naskah Kuno yang Dipadukan dengan Aksara Arab dan Melayu

8 Juli 2023   21:09 Diperbarui: 8 Juli 2023   21:30 2052
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manuskrip Hadits Insyiqaq Al-Qamar, Beraksara Arab dan Melayu

 

Satu dari sekian banyak peninggalan dunia yang diwariskan,seperti candi, museum prasasti, masjid-masjid, dan masih banyak lagi. Naskah kuno/Manuskrip juga bisa dikatakan sebagai salah satu peninggalan sejarah dunia. Manuskrip sendiri dapat diartikan berbagai macam naskah yang ditulis maupun diketik oleh orang-orang terdahulu. berbeda dengan dokumen-dokumen yang dicetak dengan mesin atau di buat ulang dengan cara yang lain atau tidak secara langsung menggunakan tangan manusia. Manuskrip tersebar disegala penjuru dunia dan salah satunya indonesia. Banyak temuan-temuan manuskrip yang ditemukan tersebar dikota-kota besar sampai dipedalaman indonesia.

Artikel naskah kuno Nusantara yang saya teliti berjudul Hadits "Inyiqaq Al-Qamar" naskah ini berasal dari Sijunjung Sumatera Barat yang ditulis pada tahun 1800-1850 M, naskah ini terdiri dari 147 halaman dan 15 halaman kosong. Teks nya ditulis dengan beraksara Arab dan Melayu, kondisi pada naskah ini baik namun terdapat sedikit kerusakan dibagian kertas yang sudah berwarna coklat, dan noda hitam yang membuat tulisan sedikit tidak terlihat nampak jelas.

Naskah kuno ini adalah naskah yang beraksara Arab dan Melayu karya sejarah ini ditulis oleh Salah satu sastrawan yang juga seorang tokoh ulama, yang sangat terkenal pada abad 12 H. beliau bernama Abdullah bin Alwi Al-Haddad. Pada tanggal 30 juli 1634 dikota Tarim, tempat belaiu tinggal serta tempat untuk Menyusun, menulis sebuah buku berada di daerah Al-Hawi

Koleksi manuskrip ini bernama Surau Simaung menggunakan bahasa Arab dan Melayu juga menggunakan kertas Eropa, menggunakan watermark dan countermark. Kondisi naskah kurang baik tetapi masi terdapat sampul depan dan belakangnya. Manuskrip ini berjumlah 147 halaman dan 15 halaman yg kosong, menggunakan rubrikasi juga illumination. Kertas Manuskrip ini berukuran 16.5 12.5 cm dan blok teks: 11,5 x 6 cm.

Colophon : Tammat kitab shiyah al-mawld al-musammh bi Bulgh al-maram f waqt al-'Ar f yawm al-Thulath' f shahr Rab' al-Awwal f thmin 'ashar yawman minhu f sanah al-Zy f alf wa mi'atayn wa 'ishrn wa ithnayn min hijrah al-Nab al-muaf wa kna zaman kitabihi f muddat istirah f balad al-Suman.

 

Bismillahrrahmanirrahim

Inilah alat ratib hatam quran atau lainnya

Dan (.......) Bahwa dikerjakan dan diseluruhkan

Akan segala jamaah kita jika mati seseorang

Daripada mereka itu dengan menghimpun tahlil

Dalam 3 hari dan 3 malam padahal

Diniatkan mereka itu pahalanya tahlil itu

Akan mayit itu tiap2 seseorang daripada

Mereka itu seribu tahlil atau lebih daripadanya

Hingga sampai perhimpunan sekalian tahlil mereka itu

Pada malam yg ketiga itu tujuh puluh ribu

 

Lembar Kedua
Lembar Kedua

Karna tartib dalam (kitab) sanusi pada suatu

Riwayat hadis barang siapa mengatakan

La ilaha illallah tujuh puluh ribu kali

Niscaya adalah dia akan (......) daripada api

Neraka maka pada malam yg ke3 itu

Berhimpun2 lah mereka itu padahal akan hatam

Quran dan diniatkan oleh mereka itu

Pahalanya akan mayit itu maka jika belum

Lagi sampai tahlil mereka itu pd malam yg ke3

Itu kepada tujuh puluh ribu kali niscaya

Di genap mereka itulah akan dia pada ketika hatam

Analisis Singkat Isi Naskah

Kandungan yang tertulis dalam manuskrip ini ialah menerangkan fadhilah (keutamaan) orang yang membaca kalimat tauhid ( ) 70.000 kali maka ia (Allah) akan bebaskan dirinya dari api neraka. Fadhilah ini diambil dari Sanusi yang meriwayatkan hadits Nabi Saw: Barang siapa yang mengucapkan  70.000 kali, niscaya dia akan dibebaskan dari neraka. Dan Fadhilah ini bukan hanya khusus bagi kita yang membaca, bahkan sampai pula fadhilah ini untuk yang telah wafat, apabila di niatkan pahalanya untuk almarhumah. Dan apabila tidak mampu membaca sendirian, boleh di baca berjamaah setiap orang membacanya seribu kali.

Oleh karena itu ada istilah ratib khatam Qur'an "selama tiga hari tiga malam kumpul berjamaah tiap orang membaca tahlil dengan bilangan tertentu, sehingga pada malam ketiga khatam Quran tersebut sudah terkumpul 70.000 kali tahlil.

 

Link Manuskrip

https://www.hmmlcloud.org/dreamsea/detail.php?msid=1391

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun