Mohon tunggu...
Muhammad Asyarie
Muhammad Asyarie Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Penggemar teknologi dan olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Tergantikannya Tenaga Kerja oleh Para Robot pada Era Revolusi Industri 4.0

1 Juni 2022   14:40 Diperbarui: 1 Juni 2022   14:45 1976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Perkembangan teknologi industri berkembang dengan sangat pesat dalam beberapa dekade terakhir. Perkembangan ini diiringi dengan adanya revolusi industri 4.0 yang mana merupakan fenomena industri yang ditandai dengan perkembangan teknologi otomasi dan pertukaran data. 

Perkembangan teknologi ini tentunya mengubah cara hidup manusia dalam berbagai jenis aspek. Terlebih lagi dengan adanya revolusi industri 4.0, dunia industri dan pekerjaan manusia telah banyak mengalami perubahan. Banyak pekerjaan yang telah tergantikan perannya oleh robot dan kecerdasan buatan. 

Kehidupan sehari-hari masyarakat modern tidak jauh dari bantuan robot dan kecerdasan buatan. Robot dan kecerdasan buatan sudah merambah ke berbagai bidang kehidupan, mulai dari bidang kesehatan, transportasi,  pertahanan, edukasi, entertainment, dan industri manufaktur. 

Dalam bidang Industri manufaktur, perkembangan teknologi dapat kita lihat dengan adanya penggunaan mesin-mesin dan robot dalam proses produksi. Proses produksi yang semula dilakukan secara manual dengan tangan manusia, mulai beralih ke proses produksi otomatis dengan menggunakan mesin-mesin dan tangan robot. Hal ini tentunya memiliki dampak positif dan negatifnya tersendiri. Sisi positifnya antara lain seperti, kemudahan dalam bekerja, efisiensi dan efektifitas pekerjaan, serta hasil produksi yang lebih banyak dan lebih berkualitas. 

Meskipun begitu, salah satu dampak negatif terbesar dari perkembangan teknologi tersebut adalah adanya resiko peningkatan pengangguran akibat tergantikannya peran buruh oleh robot. Selain itu juga ada resiko penurunan daya saing tenaga kerja yang tidak mampu beradaptasi dan mengikuti perkembangan zaman. 

McKinsey  berpendapat  bahwa  850  juta  buruh  di  berbagai  negara maju  akan  kehilangan  pekerjaan  mereka,  tidak  hanya  itu  namun pekerjaan digital dipercaya dapat menyumbangkan 2,7 triliun dolar Amerika Serikat terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) global pada tahun 2025 (McKinsey Global Institute 2015)

Tergantikannya tenaga kerja manusia oleh robot, tidak hanya berdampak pada buruh industri manufaktur. Banyak jenis pekerjaan yang juga beresiko tergantikan perannya oleh robot dan mesin. Hal ini dikarenakan revolusi industri 4.0 tidak hanya mempengaruhi perkembangan teknologi industri, akan tetapi juga mempengaruhi perkembangan teknologi di berbagai bidang kehidupan lainnya, bahkan pada bidang-bidang yang membutuhkan kecerdasan manusia sekalipun.

Para peneliti di Frey dan Osborne (2013) menerbitkan studi   yang   menjelaskan   mengenai   kemungkinan   komputerisasi untuk  pekerjaan-pekerjaan  yang  ada.  Dari  sekitar  700  pekerjaan, mereka  mengkategorikan  sepuluh  pekerjaan  yang  paling  berisiko teratas  yang  memiliki  peluang  98-99  persen  untuk  diotomatisasi di  masa  mendatang,  pekerjaan  tersebut  diantaranya:  telemarketer, penguji    judul,    abstraktor,    pencari    berkas,    penjahit,    teknisi matematika, petugas asuransi, teknisi jam, agen kargo, pengiriman, petugas pajak, dan operator mesin pengolahan.

Resiko lain dari fenomena revolusi industri 4.0 adalah meningkatnya ketimpangan ekonomi antara para pemilik modal dengan kaum buruh seiring dengan bertambahnya keuntungan para pemilik modal dan berkurangnya peran tenaga kerja manusia akibat dari otomasi industri melalui penggunaan robot dan kecerdasan buatan. 

Penggunaan mesin dan robot yang mampu bekerja secara otomatis dan lebih cepat daripada tenaga manusia, tentunya sangat menguntungkan bagi para kapitalis yang hanya memandang efisiensi dan keuntungan semata.

Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa revolusi industri tentunya membawa banyak perubahan dalam pekerjaan manusia, khususnya dalam bidang industri. Segala jenis pekerjaan mulai menerapkan penggunaan mesin dan komputer untuk mencapai otomasi. 

Meskipun hal ini dapat menguntungkan, ditandai dengan meningkatnya jumlah dan kualitas produksi, Hal ini menimbulkan resiko hilangnya lapangan pekerjaan melalui hilangnya beberapa jenis pekerjaan, mulai dari pekerjaan yang membutuhkan tenaga bahkan sampai pekerjaan yang membutuhkan kecerdasan manusia.

Walaupun revolusi industri 4.0 akan mengakibatkan hilangnya beberapa jenis pekerjaan yang ada. Revolusi industri juga akan memunculkan banyak jenis pekerjaan baru yang sejalan dengan perkembangan teknologi. Revolusi industri akan membutuhkan para pekerja yang juga untuk mampu memberikan pemikirannya, bukan hanya memberikan tenaga atau fisiknya saja.

Dengan adanya perkembangan teknologi, tentunya akan diperlukan tenaga-tenaga kerja baru yang mampu mengembangkan dan menggunakan atau mengoperasikan teknologi terbaru. tenaga-tenaga kerja inilah yang dapat kita sebut sebagai buruh intelektual. Buruh intelektual ini merupakan para buruh yang bukan hanya memanfaatkan tenaga fisik, tetapi juga menggunakan pikirannya dalam memproduksi berbagai barang dan jasa (Xu et al. 2018).

Maka dari itu, salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah peningkatan angka pengangguran akibat digantikannya pekerjaan oleh robot adalah dengan memberikan edukasi dan pendidikan terhadap teknologi-teknologi terbaru.

Selain itu, dapat juga dimulai dari diri sendiri dengan mengembakan diri lebih lanjut contohnya seperti memperlajari bahasa pemrograman atau coding dan bagaimana mengaplikasikannya dalam bidang keahlian masing-masing. Selain itu, kita juga dapat mempelajari bagaimana cara memanfaatkan teknologi robot dan mesin dalam bidang pekerjaan yang kita kuasai.

Salah satu contoh bentuk usaha dalam menghadapi perubahan akibat revolusi industri 4.0 dapat kita lihat dengan berdirinya fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin Universitas Airlangga. Fakultas ini berdiri sebagai jawaban universitas airlangga terhadap tantangan-tantangan yang muncul seiringan dengan adanya revolusi industri 4.0. 

Fakultas ini terdiri dari 5 program studi yaitu teknologi sains data, teknik robotika dan kecerdasan buatan, teknik industri, teknik elektro dan rekayasa nanoteknologi. Semua program studi tersebut diharapkan mampu menghadirkan individu-individu yang mampu berkontribusi pada bangsa dan negara dalam menghadapi revolusi industri 4.0 melalui bidang-bidang keahliannya masing-masing.

Revolusi industri 4.0 ini tentunya memberikan kesempatan yang sangat luas kepada para anak muda yang notabenenya sangat melek teknologi dan memiliki kesempatan serta kemampuan yang sangat baik dan cepat dalam mempelajari berbagai jenis bidang teknologi yang ada. 

Hal terpenting dalam menghadapi revolusi industri 4.0 adalah dengan memperkaya pengetahuan dan menambah kemampuan dan keterampilan diri, khususnya mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan perkembangan teknologi

Sumber Referensi

Alam, T. G., Antony, A. L. N., Hotama, K. V., & Kuswandi, S. S. (2019). Revolusi Industri Keempat: Akhir dari Buruh di Seluruh Dunia. Jurnal Hubungan Internasional, 12(2), 229–244. https://doi.org/10.20473/jhi.v12i2.13311 (Diakses 12 april 2022)

Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin Universitas Airlangga. https://ftmm.unair.ac.id/en/. (Diakses 12 April 2022)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun