Mohon tunggu...
Muhammad Asrorul Muqorrobin
Muhammad Asrorul Muqorrobin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Malang

Sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pasar Bandeng sebagai Tradisi Menjelang Akhir Ramadhan

6 Maret 2023   10:00 Diperbarui: 7 Maret 2023   13:29 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak dari kita semua sebagai manusia yang lahir dan hidup di tengah masyarakat yang pada umumnya memiliki kebiasaan atau kebudayaan tertentu. Dari kebudayaan tersebut, banyak dari kita yang hanya sekedar melakukan kebiasaan tersebut tanpa memikirkan apa makna dan tujuan dibalik pelaksanaan tradisi kebudayaan tersebut, utamanya dalam perspektif sejarah.

Pada artikel kali ini, penulis akan berbicara mengenai salah satu tradisi yang berasal dari Kabupaten Gresik.. Tradisi itu adalah Pasar Bandeng. Pasar Bandeng sendiri sesuai dengan namanya merupakan salah satu pasar yang menjadi sentra penjualan ikan bandeng di Gresik. Namun pasar bandeng ini bukanlah pasar bandeng seperti pada umumnya yang terdapat di pasar manapun.

Kegiatan pasar bandeng ini disinyalir dimulai saat salah satu keturunan Sunan Giri yang bernama Syekh Djalaluddin yang populer dengan nama Mbah Buyut Senggulu. Yang jika ditarik garis keturunannya maka akan diperoleh sebagai berikut, yakni Syekh Djalaluddin (Buytu Senggulu) bin Pangeran Setro bin Pangeran Tumapel bin Sunan Dalem bin Sunan Giri. Mbah Buyut Senggulu sendiri sebagai orang kepercayaan dari Giri Kedaton yang diminta untuk berdakwah di daerah Gresik utara. Mbah Buyur Senggulu sendiri memiliki 3 anak perempuan yakni, Nyai Mas, Nyai Angger, dan Nyai Werugil.

Dari Nyai Mas  inilah yang menikah dengan Kyai Qomis Tunggulwulung yang jika silsilah ditarik ke atas maka berhubungan dengan kerajaan Islam di Palembang. Dari sinilah pasar bandeng bermula. Kedekatan antara keluarga Gresik dan Palembang membuahkan kebiasaan dimana keluarga Palembang ini datang ke Gresik pada saat menjelang hari raya Idul Fitri. Momen inilah yang dimanfaatkan warga Gresik untuk berjualan bandeng di sepanjang jalan Samanhudi atau sekitar Pasar Kota Gresik.

Banyak dari kita semua sebagai manusia yang lahir dan hidup di tengah masyarakat yang pada umumnya memiliki kebiasaan atau kebudayaan tertentu. Dari kebudayaan tersebut, banyak dari kita yang hanya sekedar melakukan kebiasaan tersebut tanpa memikirkan apa makna dan tujuan dibalik pelaksanaan tradisi kebudayaan tersebut, utamanya dalam perspektif sejarah.

Pada artikel kali ini, penulis akan berbicara mengenai salah satu tradisi yang berasal dari Kabupaten Gresik.. Tradisi itu adalah Pasar Bandeng. Pasar Bandeng sendiri sesuai dengan namanya merupakan salah satu pasar yang menjadi sentra penjualan ikan bandeng di Gresik. Namun pasar bandeng ini bukanlah pasar bandeng seperti pada umumnya yang terdapat di pasar manapun.

Kegiatan pasar bandeng ini disinyalir dimulai saat salah satu keturunan Sunan Giri yang bernama Syekh Djalaluddin yang populer dengan nama Mbah Buyut Senggulu. Yang jika ditarik garis keturunannya maka akan diperoleh sebagai berikut, yakni Syekh Djalaluddin (Buytu Senggulu) bin Pangeran Setro bin Pangeran Tumapel bin Sunan Dalem bin Sunan Giri. Mbah Buyut Senggulu sendiri sebagai orang kepercayaan dari Giri Kedaton yang diminta untuk berdakwah di daerah Gresik utara. Mbah Buyur Senggulu sendiri memiliki 3 anak perempuan yakni, Nyai Mas, Nyai Angger, dan Nyai Werugil.

Dari Nyai Mas  inilah yang menikah dengan Kyai Qomis Tunggulwulung yang jika silsilah ditarik ke atas maka berhubungan dengan kerajaan Islam di Palembang. Dari sinilah pasar bandeng bermula. Kedekatan antara keluarga Gresik dan Palembang membuahkan kebiasaan dimana keluarga Palembang ini datang ke Gresik pada saat menjelang hari raya Idul Fitri. Momen inilah yang dimanfaatkan warga Gresik untuk berjualan bandeng di sepanjang jalan Samanhudi atau sekitar Pasar Kota Gresik.

Banyak dari kita semua sebagai manusia yang lahir dan hidup di tengah masyarakat yang pada umumnya memiliki kebiasaan atau kebudayaan tertentu. Dari kebudayaan tersebut, banyak dari kita yang hanya sekedar melakukan kebiasaan tersebut tanpa memikirkan apa makna dan tujuan dibalik pelaksanaan tradisi kebudayaan tersebut, utamanya dalam perspektif sejarah.

Pada artikel kali ini, penulis akan berbicara mengenai salah satu tradisi yang berasal dari Kabupaten Gresik.. Tradisi itu adalah Pasar Bandeng. Pasar Bandeng sendiri sesuai dengan namanya merupakan salah satu pasar yang menjadi sentra penjualan ikan bandeng di Gresik. Namun pasar bandeng ini bukanlah pasar bandeng seperti pada umumnya yang terdapat di pasar manapun.

Kegiatan pasar bandeng ini disinyalir dimulai saat salah satu keturunan Sunan Giri yang bernama Syekh Djalaluddin yang populer dengan nama Mbah Buyut Senggulu. Yang jika ditarik garis keturunannya maka akan diperoleh sebagai berikut, yakni Syekh Djalaluddin (Buytu Senggulu) bin Pangeran Setro bin Pangeran Tumapel bin Sunan Dalem bin Sunan Giri. Mbah Buyut Senggulu sendiri sebagai orang kepercayaan dari Giri Kedaton yang diminta untuk berdakwah di daerah Gresik utara. Mbah Buyur Senggulu sendiri memiliki 3 anak perempuan yakni, Nyai Mas, Nyai Angger, dan Nyai Werugil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun