Oleh: Muhammad Asmar Joma
Tauhid sebagai prinsip dalam Islam tidak hanya pertanyaan teologi' Tiada Tuhan Selain Allah" justru lebih dari itu, kalimat' Tiada Tuhan Selain Allah" menjadi penolakan atas segala bentuk penindasan. Pada posisi ini umat Islam di wajibkan untuk melawan dominasi kekuasaan yang mencengkram manusia dari kebebasan dalam konteks politik, ekonomi, pendidikan, kesehatan, artinya bahwa manusia memiliki hak untuk mengakses poin-poin penting dalam konteks bernegara.Â
Kalimat tauhid yang sakral yang diyakini oleh umat Islam tidak hanya menjadi akad antara Tuhan dan manusia, sebagai bentuk pengakuan terhadap satu Tuhan. Tauhid  juga menjadi dasar pandangan dunia untuk melihat kejadian dan pristiwah yang terjadi, tauhid juga merupakan sebuah pembebasan diri dari kemelakatan terhadap berhala sosial sehingga proses beragama adalah sumber lahirnya kesadaran, legalitas moral, tanggujawab, serta kebebasan agar manusia keluar dari determenisem yang menindas.Â
Ketika bicara tentang tauhid, kita membicarakan prinsip menolak segala bentuk penindasan, baik yang bersifat stuktural maupun kultutral. Tauhid menjadi energi radikal untuk meruntuhkan sekte-sekte yang membangun atas nama kekuasaan dan dominasi dengan begitu keesana Tuhan dalam relasi kemanusia menjadi cerminan untuk membongkar ketidakadilan sistemik yang melilit masyarakat. Pendekatan kritis memberikan kita pardikgma baru untuk memandang tauhid tidak sebagai doktrin yang kaku melainkan sebuah asas yang hidup dan menuntu aksi .Â
Tauhid adalah spirit perlawanan terhadap kezaliman yang menindas yang berdasar pada nilia-nilai kemanusian. Kosepsi dasar tauhid juga mengarhkan manusia untuk memahami falsafah penciptaan manusia. Ketika ikrar diucapkan secara lisan dan diyakini oleh qalbu secara langsung proses keyakinan atas falsafat penciptaan manusia sebagai primordial yang tidak biasa melainkan ada nilai identitas Ilahia yang di bawah oleh manusia. Di posisi itulah manusia merdeka
Dalam pandangan Ali Syariati tauhid menjadi ephissentrum kehidupan dan modus eksistensi juga kesatuan Tuhan, manusia dan alam semesta. Tauhid jika dilihat dengan penalaran teologi pembebasan, maka sudah tentu menjadi kerangka dasar gerakan perlawanan terhadap situasi yang secara langsung mediskriminasi manusia dari nilai-nilai keadilan. Tuhan, manusia dan alam merupakan satu kesatuan yang utuh. Penyembahan pada Tuhan ialah puncak tertinggi dari derajat seorang manusia, sebagai bukti repersentasi pengakuan teoritis juga praktek. Alam semesta menjadi ruang matrial dan komposisi yang teratur yang wajib dijaga oleh manusia.Â
Tauhid sebagai Kunci Kemerdekaan HakikiÂ
Pada masa saat ini dan masa selanjutnya, Islam selalu menjadi jawab atas problem yag terjadi di tengah-tengah kehidupan berbangsa, bernegara. Umat Islam saat ini kurang menghayati nilai-nilai keislaman yang terdapat dalam al-Qur'an dan sunnah nabi Muhammad saw. Sehingga apa, kekuatan kapitalisme global, konsumerisme, dan kekuasaan politik yang korup dapat dianggap sebagai bentuk baru "thaghut" atau kekuasaan yang menindas manusia. pada secara ontologi tauhid sebagai gerakan pembebasan berarti menolak tunduk pada sistem yang mengeksploitasi manusia dan menguras sumber daya alam demi keuntungan segelintir pihak. Tauhid menyerukan agar manusia menghindari jebakan nilai materialisme yang melenyapkan nurani dan tanggung jawab sosial. Ia mengingatkan bahwa hidup kita seharusnya lebih dari sekadar akumulasi kekayaan atau pencapaian status sosial; seharusnya ada keadilan dan keberpihakan pada yang tertindas.
Dengan mengamalkan tauhid dalam kehidupan sehari-hari, manusia memiliki panduan untuk tidak tunduk pada kekuasaan yang sewenang-wenang, pada sistem ekonomi yang rakus, atau pada budaya yang menyesatkan. Dengan kata lain, tauhid memberi manusia keberanian untuk menentang kekuatan-kekuatan yang mencoba merenggut kebebasan dan martabat mereka.
Tauhid bukan hanya ide abstrak yang berada di luar realitas kehidupan sehari-hari. Ia adalah panggilan untuk membebaskan diri dari segala bentuk keterikatan selain Allah. Ia memberi manusia keberanian untuk melawan ketidakadilan, untuk memerdekakan diri dari ketergantungan pada sistem yang merendahkan manusia, dan untuk hidup dengan nilai-nilai yang lebih tinggi. Dalam dunia yang sering kali dipenuhi dengan godaan materialisme, ketidakadilan sosial, dan kekuasaan yang menindas, tauhid mengajarkan kita untuk selalu merdeka, baik secara spiritual maupun sosial. Dengan mewujudkan nilai-nilai tauhid, manusia dapat menemukan arti kebebasan sejati dan menjalani hidup yang penuh dengan kemuliaan dan tanggung jawab.