2. Risiko nilai tukar
Jika mata uang domestik terdepresiasi terhadap mata uang asing, maka beban pembayaran hutang luar negeri akan meningkat secara signifikan.
3. Risiko politik dan ekonomi
Perubahan kondisi politik dan ekonomi, baik di dalam negeri maupun di negara-negara kreditur, dapat mempengaruhi kemampuan untuk membayar hutang luar negeri.
4. Risiko ketergantungan
Jika suatu negara terlalu bergantung pada hutang luar negeri, hal ini dapat mengurangi kemandirian ekonomi dan membatasi kemampuan negara untuk membuat kebijakan yang independen.
Untuk mengatasi tantangan dan risiko tersebut, diperlukan pengelolaan hutang luar negeri yang bijak dan berkelanjutan. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:
1. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan hutang luar negeri, termasuk melibatkan partisipasi masyarakat dan lembaga legislatif.
2. Memprioritaskan penggunaan hutang luar negeri untuk proyek-proyek yang produktif dan dapat menghasilkan pengembalian investasi yang baik.
3. Melakukan diversifikasi sumber pendanaan, termasuk meningkatkan pendapatan domestik melalui perbaikan sistem perpajakan dan investasi asing langsung.
4. Menerapkan kebijakan fiskal yang disiplin dan mengelola risiko nilai tukar dengan bijak.