Mohon tunggu...
Muhammad Aryadika Kusuma
Muhammad Aryadika Kusuma Mohon Tunggu... Sekretaris - Mahasiswa, seniman,sastrawan

Membaca buku filsafat,melukis,membuat puisi

Selanjutnya

Tutup

Seni

Seniman Muda Penggaung Raba Rupa

4 Juli 2022   06:52 Diperbarui: 4 Juli 2022   07:10 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

AKHIRNYA Timbulah suatu pameran karya seni rupa bergaya kontradiksi dengan pameran konvensional pada umumnya. Pameran Raba rupa merupakan pameran yang bermula dari pemikiran seorang seniman muda yang mengalami keresahan tentang pelbagai cara pengapresiasian karya seni.

Dimulai dari pertanyaan sederhana tentang apakah seni hanya dapat di nikmati secara visual saja? Lantas bagaimana dengan orang-orang disabilitas yang tidak dapat menggunakan aspek visualnya secara optimal? Apakah mereka tidak dapat menikmati karya seni rupa?.

Pertanyaan dasar inilah yang terus menggugat pikiran dari kokowoyo sang seniman muda sekaligus mahasiswa ISI Yogyakarta.

Lalu timbulah beberapa perspektif secara sadar tentang karya seni media tekstur, yang dimana tekstur serta gradasi yang timbul dapat menjadi media simbolik dalam karya seni nya. 

Maka dari itu tekstur dalam pameran yang digaungkan oleh dua seniman muda (kokowoyo dan cholsverde) sebagai fokus kritik dalam menyajikan karya untuk para apresiator seni terkhususnya para tunanetra.

                          Karya  Kokowoyo

Karya- karya seperti ini bila ditempatkan di dalam lingkup yang benar-benar tepat akan menjadi sebuah karya seni interaktif,dikarenakan terdapat sebuah kegiatan yang terjadi atau dapat dikatakan juga saat penikmat serta pengapresiasi seni mencoba untuk merasakan dan menikmati karya seni bertekstur dengan cara menyentuh dan memegangnya.

Hal ini tentu menjadi suatu hal tabu dan baru, sebab hampir jarang pameran yang mencoba untuk menyajikan karya seni dalam pameran yang seperti itu, dikarenakan pada umumnya pameran-pameran konvensional hanya membolehkan para penikmat seni menikmati karya hanya pada aspek visual.

Selain tekstur serta perabanya, pameran inipun mencoba untuk tidak menghadirkan seorang kurator serta deskripsi makna atas karya . Itu karena setiap orang harus subjektif atau dapat dikatakan pula bahwa setiap orang mempunyai interpretasi maknanya tersendiri terhadap karya-karya yang dihadirkan dalam pameran Raba Rupa yang digaungkan oleh seniman muda, kokowoyo dan cholsverde.

                          Karya kokowoyo

Pameran Raba Rupa merupakan pengimplementasian yang nyata yang dilakukan oleh Kokowoyo serta Cholsverde untuk merealisasikan hal yang sebelumnya hanya menjadi sebuah angan tetapi berkat semangat yang cukup, pada akhirnya Raba Rupa pun dapat digelar.

Pameran Raba rupa berlangsung dari tanggal 27 Juni - 7 Juli yang berlokasi di Kalasan,Sleman,Yogyakarta. Pameran ini diikuti oleh beberapa seniman dari luar kota seperti dari Bekasi,Malang,dan Solo. 

Pameran Raba Rupa diharapkan dapat menjadi pelopor untuk pameran-pameran yang akan datang atas keunikan cara menikmati karya seni rupa. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun