Mohon tunggu...
Muhammad Ari Firdausi
Muhammad Ari Firdausi Mohon Tunggu... Penulis - MAHASISWA TADRIS BAHASA INGGRIS IAIN JEMBER

BISMILLAH WAL HAMDULILLAH

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

The Definition of Hakikat Pendidikan Islam

12 April 2020   16:42 Diperbarui: 12 April 2020   16:49 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wara
Yaitu menjauhkan diri dari hal yang samar. Belum jelas halal haramnya.Baik menjaga yang batin maunpun yang dlohir.

Zuhud
Menjauhkan hati dan pikiran dari selain Allah SWT.

Faqr ( fakir)
Menyucikan pikiran dan hati dan memalingkan harapan  dari selain Allah  hanya fokus kepadanya.

Sabar
Menahan diri dari nafsu dan amarah

Rela ( Rido)
Menerima dengan puas atas apa yang dianugrahkan oleh Allah SWT

Tawakal
Berpasrah diri kepada Allah SWT

Tentulah tidak hanya ilmu tasawuf yang lahir sebagai perkembangan dari ilmu hakikat pada perkembangan ilmu pengetahuan Islam.Ada banyak para filsuf Islam yang melahirkan ilmu baru dalam hakikat, tapi lagi semua itu bercorak Islam. Seperti Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Maskawaih, Dll

Pendidikan
Pendidikan merupakan cara memanusiakan manusia. Arti ini memiliki makna yang dalam. Al-Ragib al-Asfahani berpendapat bahwa pendidikan adalah proses mengantarkan manusia kepada kesempurnaan dengan bertahap atau membuat manusia untuk mencapai kesempurnaan secara bertahap. Memanusiakan menusia yaitu cara menjadikan manusia menjadi fitrah manusia. Artinya seluruh aspek  dan nilai pada diri manusia dimanusiakan agar menjadi manusia seutuhnya.

Pendidikan memberikan manusia  progam pelatihan agar manusia menjadi manusia yang seutuhnya. Benyamin Bloom menyatakan dalam teorinya Taksonomi Blomm manusia mempunyai  tiga kriteria manusia seutuhnya yaitu domain kognitif( perilaku pengetahuan), domain afektif(perilaku emosi), dan domain psikomotorik(keterampilan).

Kriteria yang pertama yaitu domain afektif Orang menyebutnya dengan Emotional Quotient.Prosesini memiliki dua objek yaitu pengendalian diri terhadap diri sendiri dan orang lain. Artinya proses pengendalian diri memahami bagaimana interaksi yang benar antar manusia sebagai makhluk sosial. Seperti contoh seseorang belajar mengendalikan dirinya menjadi orang sabar dan ikhlas, juga seperti seorang kepala Negara memberikan peratura kepada rakyatnya agar terciptanya hukum yang adil. Proses ini bertujuan agar nilai emosional manusia bisa diterapkan ke manusia lain secara benar.

Kriteria yang kedua yaitu domain kognitif.Orang menyebutnya Intelectual Quetient.Cara ini menitikberatkan kepada individu masing-masing.Setiap manusia yang berpendidikan harus berpengetahuan.Karena dengan berpengetahuan manusia bisa memilah mana yang baik dan buruk.Dengan berpengetahuan manusia menjadi manusia seutuhnya. Tanpanya manusia akan condong dalam kebingungan dan kebimbangan, akhirnya manusia akan terjerumus ke jalan yang salah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun