Siang itu waktu menunjukkan pukul pukul 11.50 WIB. Di sebuah ruangan, Febriana Ramadhani mahasiswi PPL jurusan Matematika FKIP UMSU bersiap-siap untuk ujian PPL.
Febriana Rahmadani masuk di les terakhir (7-8) selama hampir dua jam mulai pukul 11.50 WIB hingga pukul 13.10 WIB. Les terakhir terkadang selalu dihindari guru. Alasannya, di les-les terakhir tersebut motivasi siswa untuk belajar malas. Bahkan, siswa lebih memikirkan pulang daripada mengikuti pelajaran.
Seorang guru yang baik tentunya harus bisa mensiasati les terakhir tersebut.
Saya bersama guru pamong Dra Nelly Zahara Nst memerhatikan Febriana Rahmadani mempresentasikan menggunakan metode pembelajaran Snowball Throwing. Hasilnya, siswa begitu tertarik untuk belajar. Waktu belajar 2x45 menit tidak terasa hingga jam pulang. Pelajaran Matematika yang terkadang membosankan di les terakhir mampu menarik perhatian siswa.
Pengalaman menyaksikan mahasiswa menggunakan Metodel Snowball Throwing di jam-jam akhir tentunya menginspirasi saya. Sebagai seorang dosen, jam terakhir memang menjadi kendala. Biasanya saya menggunakan metode Jigsaw, debate, dan Fish Bowl. Kali ini, saya menggunakan Model Snowball Throwing.
Saya menginovasi metode tersebut.
Adapun langkah yang saya terapkan di kalangan perguruan tinggi yaitu;
Saya menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran. Â Selanjutnya, membentuk kelompok-kelompok, dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk menjelaskan tentang materi. Di sini, ketua-ketua kelompok saya beri rompi satu warna dan dikenakan. Sedangkan peserta lain, saya silahkan keluar kelas selama 20 menit. (Hal ini saya lakukan berbeda dengan yang dilakukan Febriana Rahmadani. Dia memberi penjelasan sedangkan anggota kelompok tetap di kelas). Itu dilakukan karena siswa SMA dikhawatirkan belum bisa menjaga diri saat tidak berada dalam pengawasan guru. Sedangkan mahasiswa bisa dikendalikan karena dianggap sudah dewasa.
Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk menjelaskan apa yang saya sampai kepada anggotanya. Dengan mengenakan rompi kita jadi mengetahui mana ketua kelompok dan tugasnya.
Selanjutnya, masing-masing anggota kelompok diberi satu lembar kertas untuk menulis pertanyaan terkait materi.
Kertas yang diberi materi dibuat seperti bola dan dilempar dari satu kelompok ke kelompok lain. Bisa juga materi soal dibuat masing-masing anggota kelompok. Lakukan selama 2-3 menit dan bergantian terus.
Setelah masing-masing anggota atau kelompok mendapat kertas maka diberi kesempatan untuk menjawab. Kertas soal tidak usah diberi identitas, sedangkan jawaban harus diberi identitas dan diperiksa oleh guru.
Catatan: Ketika saya menerapkan metode Snowball Throwing ini, mahasiswa begitu antusias. Bahkan, ada yang penasaran hingga 'mengintip' dari jendela terkait apa yang sebenarnya dosen kepada masing-masing kelompok.
Metode ini juga menjadi pembelajaran yang menarik bagi masing-masing ketua, karena memiliki tanggungjawab menyampaikan materi dengan jelas dan lengkap seperti materi yang disampaikan dosen.
Suasana belajar menjadi riuh dan menyenangkan ketika antara satu siswa dengan lain ketika melemparkan pertanyaan yang sudah dibuat seperti bola. Antara satu mahasiswa dengan mahasiswa lain terkadang tertawa riuh karena merasa senang dan terkadang ada kertas yang dilembar mengenai temannya.
Agar lebih berhasil, pilih ketua yang memiliki kecakapan dan nalar tinggi sehingga tidak merugikan kelompok. Jika ada ketua kelompok yang daya tangkap kurang bisa mengganggu anggota kelompok menerima informasi yang diterima.
