Mohon tunggu...
Muhammad Arif
Muhammad Arif Mohon Tunggu... Freelancer - human

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UAD

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Belajar Menanam di Masa Pandemi Corona

28 Juni 2020   22:08 Diperbarui: 28 Juni 2020   22:11 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: bbqmountainboys

Banyak hal kegiatan positif dan bermanfaat yang dapat dilakukan di rumah untuk mengisi kegiatan di masa pandemi virus corona (COVID-19), belajar menanam salah satunya. Kita dapat memanfaatkan lahan kosong di pekarangan rumah untuk belajar menanam sayuran.

Dengan memanfaatkan barang - barang bekas yang tidak terpakai di rumah seperti mangkuk dan botol plastik sebagai media untuk menanam.

Dalam menanam terdapat lima elemen yang harus kita ketahui dan diperhatikan yaitu air, udara, cahaya, nutrisi dan sistem pengakaran. Setelah mengenal lima elemen lalu kita bisa menguasainya dan diterapkan dalam proses bercocok tanam, kita bisa bercocok tanam dengan mudah dan selain itu juga menyenangkan.

Kali ini kita akan belajar bagaimana menanam tauge dan microgreens, langkah selanjutnya untuk menanam tauge dan microgreens yang kita butuhkan ialah benih. Benih apa saja asalkan bukan benih dari tumbuhan berbatang keras.

Biasanya untuk menanam tauge dan microgreens dapat menggunakan benih kacang hijau atau kacang kedelai. Saat kita sudah memiliki benih dan langkah selanjutnya kita terapkan dua elemen pertama yaitu air dan udara dengan menggunakan media mangkuk atau botol plastik bekas. 

Pada media mangkuk diisi dengan kain yang memiliki pori pori yang besar atau bisa menggunakan kapas dan pada media botol plastik, botol di lubangi kecil --kecil yang banyak.

Selanjutnya benih yang ingin ditanam direndam dengan air hangat selama dua jam lalu benih dimasukkan pada media mangkuk dan botol. Pada media mangkuk yang telah berisi kain atau kapas, benih disebar secara merata dan siram air sampai media basah dan tidak boleh sampai menggenang.

Pada media botol benih yang sudah direndam air hangat lalu di masukan pada botol yang telah di lubangi lalu tutup dan botol yang berisi benih direndam sebentar di dalam air lalu di angkat.

Selanjutnya diletakan di tempat yang gelap bisa menggunakan kardus atau kain, selama tiga sampai empat harian atau lebih tanpa diberikan cahaya dan jangan lupa untuk mengecek dan menjaga kebutuhan airnya setiap hari, satu hari dua kali pagi dan sore dengan cara membasahi sedikit pada media mangkuk dan pada media botol direndam sebentar di dalam air kemudian di taruh kembali ke tempat yang gelap.

Tumbuhan tersebut bisa hidup dan biasa dinamai dengan nama tauge atau kecambah. Saat tauge atau kecambah sudah mulai tumbuh dan berwarna kekuningan lalu kita temukan dengan elemen ketiga yaitu cahaya selama 14 -- 15 hari, tauge yang sebelumya berwarna ke-kuningan, mulai keluar daun tembaganya berubah menjadi hijau dan tumbuh lebih tinggi dari tauge. Tumbuhan ini berubah nama menjadi microgreens.

Tauge dan microgreens yang ditanam sudah bisa diolah dan dimasak untuk konsumsi sendiri atau di jual sesuai dengan kebutuhannya. Dengan menanam kita dapat memproduksi dan memasarkan sendiri kualitas bahan pangan yang akan kita makan tanpa ragu seperti ketika membeli bahan - bahan masakan di pasar. Dan juga ada rasa menyenangkan, puas dan kebanggaan tersendiri karena dapat memproduksi bahan makanan sendiri.

Tumbuhan microgreens dengan penjelasan tadi dapat dipindahkan ke dalam media sistem hidroponik atau raised bed tetapi tumbuhan tersebut tumbuh kurang bagus karena berbeda sedikit mengenai proses dan perlakuan penanaman. Microgreens yang akan ditanam untuk media sistem Hidroponik atau raised bed perbedaanya pada media tanam, cara menanam, dan prosesnya dari awal langsung ditemukan pada cahaya.

Tumbuhan tauge dan microgreens hanya memerlukan tiga elemen saja yaitu air udara dan cahaya. Tetapi untuk kegunaan elemen keempat dan lima yaitu nutrisi dan sistem pengakaran dapat dipakai pada tanaman dalam sistem hidroponik atau raised bed.

Saya juga berharap kepada yang membaca tulisan ini dapat terinspirasi dan menambah wawasan sedikit mengenai cara-cara simple dalam bertanam dan juga nanti dapat mempraktekkannya di rumah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun