Mohon tunggu...
Muhammad Arif
Muhammad Arif Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Program Sarjana Hubungan Internasional, peminat isu-isu militer, pertahanan, dan politik internasional.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Terimakasih Pak Ju

24 Januari 2012   11:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:30 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terimakasih Pak Ju

Muhammad Arif

Dept. HI FISIP UI, 2011

Review buku Juwono Sudarsono: Token of Appreciation, Penyusun Tim Jurnal Global, (Depok: Redaksi Jurnal Global, 2010), 188 hlm.

Pertama sekali ijinkanlah saya di tulisan ini untuk ikut memanggil Prof. Juwono Sudarsono yang terhormat dengan sebutan Pak Ju. Bagi mereka yang berkesempatan mengenal Pak Ju, terutama mereka yang berkesempatan diajar oleh beliau, pasti memahami bagaimana seorang Pak Ju yang rendah hati dan "kebapakan" mampu menciptakan hubungan yang lebih dari sekedar guru-murid. Terlepas dari itu, sebagai seorang akademisi Hubungan Internasional, tidak berlebihan jika menyebut Pak Ju sebagai salah satu proliferator pertama Hubungan Internasional di negeri ini. Dengan demikian, Pak Ju adalah Bapak Hubungan Internasional Indonesia.

Buku Juwono Sudarsono: Token of Appreciation ini berisi kumpulan tulisan oleh berbagai pihak tentang kesan dan apresiasi mereka terhadap seorang Pak Ju. Tulisan-tulisan tersebut dibagi kedalam tiga bagian yang masing-masingnya memotret Pak Ju dari sudut yang berbeda. Pak Ju dipotret sebagai seorang sahabat, seorang akademisi Hubungan Internasional dan sebagai seorang pembuat kebijakan. Mereka yang menulis dengan melihat Pak Ju sebagai seorang sahabat adalah Prof. Gondomono, Guru Besar Fakultas Sastra Universitas Darma Persada sekaligus Guru Besar Luar Biasa Pasca Sarjana Universitas Indonesia dan Syahrir (alm.), mantan Penasehat Presiden. Selanjutnya sejumlah tokoh yang selama ini berhubungan dengan Pak Ju sebagai rekan kerja sesama akademisi maupun sebagai murid menulis pada bagian kedua dari buku ini. Tokoh-tokoh tersebut adalah Andi Widjajanto, Arif Mujahidin, Bantarto Bandoro, Edy Prasetyono, Miriam Budiardjo (alm.), Ninok Leksono, Riza Sihbudi dan Suzie Sudarman. Terakhir pada bagian ketiga, Pak Ju dipotret sebagai seorang pembuat kebijakan melalui tulisan-tulisan oleh M. Amien Rais, Amris Hassan, Anne Drinkwater, Abdurrahman Wahid (alm.), Jusuf Wanandi, Kusnanto Anggoro, Sir Richard Gozney, Salim Said dan Dodon Hadi Permono. Ikut disertakan pada bagian akhir buku ini sejumlah tulisan Pak Ju yang sempat dimuat di berbagai media massa.

Pertanyaan yang mengemuka kemudian adalah apa yang begitu spesial tentang Pak Ju sehinnga dirasa perlu dan pantas untuk diapresiasi melalui sebuah buku -suatu hal yang tidak lazim dilakukan untuk tokoh-tokoh lain di Indonesia. Pertanyaan ini akan terjawab jika kita berusaha mengenal sosok Pak Ju dengan melihat perjalanan karirnya sebagai akademisi dan pembuat kebijakan.

Pak Ju adalah sosok yang integritasnya tidak diragukan. Memulai karir sebagai Asisten Ahli di FISIP UI tahun 1968, Pak Ju kemudian menjadi pendiri sekaligus Ketua Jurusan Hubungan Internasional FISIP UI yang pertama tahun 1985-1988. Karir Pak Ju di kampus mencapai puncaknya ketika beliau menjadi Dekan FISIP UI periode 1988-1994. Setelah itu Pak Ju mulai aktif menjabat di pemerintahan. Dimulai dengan menjabat sebagai Wakil Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) tahun 1995-1998, Pak Ju kemudian ditunjuk menjadi Menteri Negara Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan tahun 1998. Perubahan politik yang terjadi di Indonesia tahun 1998 tidak membuat Pak Ju kehilangan kepercayaan untuk menduduki jabatan publik. Presiden BJ Habibie ketika itu menunjuk Pak Ju sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (1998-1999). Tidak berhenti disitu, presiden selanjutnya Abdurrahman Wahid pun mempercayai Pak Ju untuk menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Sayangnya setelah menjabat sebagai Menteri Pertahanan selama satu tahun Pak Ju terserang penyakit stroke. Beliau kemudian dipercaya menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Inggris sembari memulihkan kondisi kesehatannya. Tahun 2004 beliau dipanggil pulang untuk kembali dipercaya menjabat sebagai Menteri Pertahanan pada Kabinet Indonesia Bersatu. Pak Ju dengan demikian adalah sosok yang dipercaya oleh lima presiden berbeda. Hal ini membuktikan kapasitas dan integritas beliau sebagai seorang cendekiawan sekaligus pejabat publik.

Sumbangsih yang diberikan Pak Ju sebagai seorang akademisi Hubungan Internasional sudah tidak dapat disangkal lagi besarnya. Pak Ju adalah pionir pengembangan Hubungan Internasional. Terlihat disini karakter visioner seorang Pak Ju yang menginisiasi pendirian Jurusan Hubungan Internasional di FISIP UI. Ketika itu beliau agaknya sudah merasakan dan memprediksi kebutuhan negara ini akan akademisi maupun praktisi yang memiliki pemahaman Hubungan Internasional. Tidak akan pernah ada Departemen HI FISIP UI tanpa Pak Ju. Kita semua tidak akan pernah ada disini tanpa Pak Ju.

Tidak hanya di kelas, Pak Ju sampai sekarang tetap mengajari kita melalui buku-buku yang dititipkannya entah itu melalui staf pengajar atau Ruang Baca Departemen HI FISIP UI. Buku, sebagaimana diungkapkan oleh Bantarto Bandoro, adalah satu hal yang tidak dipisahkan dari Pak Ju. Pak Ju dengan itu sedang menjalankan tanggungjawabnya sebagai seorang akademisi yaitu untuk menyampaikan pesan-pesan dari buku-buku yang dibacanya kepada publik.

Tapi lebih dari itu semua, peran terbesar Pak Ju bagi kita bagian dari generasi termuda pengkaji Hubungan Internasional adalah sebagai inspirasi. Pak Ju menunjukkan pada kita semua arti penting ilmu pengetahuan. Pak Ju menunjukkan pada kita arti penting sebuah integritas dan bagaimana mempertahankannya. Pak Ju menunjukkan pada kita semua arti penting kerendahan hati.

Mimpi Pak Ju sedang terwujud. Kini Hubungan Internasional tidak lagi seasing dulu bagi masyarakat Indonesia. Kebutuhan untuk mendalami ilmu ini dirasakan oleh berbagai kalangan. Konsekuensinya kini kita mulai melihat hadirnya pakar-pakar Hubungan Internasional baru. Mereka ini (dan termasuk kita generasi muda pengkaji Hubungan Internasional) menerima tongkat estafet pengembangan Hubungan Internasional di Indonesia. Mimpi Pak Ju akan terus disemai oleh kita semua.

Pak Ju pun telah melakukan banyak hal sebagai seorang pembuat kebijakan. Dua kali menjabat sebagai Menteri Pertahanan, Pak Ju menjadi salah satu sosok terdepan dalam mengawal reformasi hubungan sipil-militer di Indonesia. Berada pada posisi itu tentu jauh lebih sulit dari apa yang bisa kita bayangkan. Berbagai tekanan yang hadir dari kedua belah kepentingan, sipil dan militer, tidak menyurutkan tekad Pak Ju untuk mengawal proses reformasi ini.

Buku ini dengan demikian adalah bentuk ungkapan terimakasih dan apresiasi terhadap Pak Ju atas jasa dan pengorbanannya baik sebagai seorang pribadi, akademisi Hubungan Internasional maupun pembuat kebijakan. Ini bukanlah sebuah biografi atau otobiografi seorang Pak Ju. Ini bukan pula buku yang berisi pemikiran Pak Ju dalam kajian Hubungan Internasional. Buku ini adalah semata-mata sebuah penghargaan untuk Pak Ju. Bagi mereka yang belum mengenal beliau, melalui buku akan didapat gambaran tentang sosok Pak Ju. Agaknya, meskipun tidak diberikan kesempatan menuliskan kesan terhadap Pak Ju, dengan membaca buku ini dan berusaha mengenal sosok besar Pak Ju maka itulah bentuk apresiasi yang dapat kita berikan terhadap jasa dan pengorbanan beliau bagi bangsa dan negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun