Semestinya, setiap ASN memiliki semangat dan dedikasi sepenuh hati untuk kepentingan bangsa dan negara. Setiap ASN harus berpikir bagaimana bangsa ini maju dalam berbagai bidang sesuai tugas dan tanggung jawabnya.
Harapannya..
Tidak ada lagi yang menyelewengkan tanggung jawabnya untuk mencari keuntungan pribadi atau orang lain di instansi pemerintah.
Tidak ada lagi pelayanan administrasi yang buruk dan menghabiskan waktu. Sehingga, tidak ada lagi cerita anak-anak yang meninggal karena urusan administrasi belum selesai.
Tidak ada lagi petugas kesehatan yang meninggalkan pasiennya, tidak ramah kepada pasien karena penampilannya kumal, dan lebih fokus mencari pendapatan di luar daripada tugas pengabdian.
Tidak ada lagi guru-guru yang mendidik peserta didik seadanya, menghadapi wali murid dengan muka masam, dan tidak bersikap kasih sayang dalam mendidik.
Tidak ada lagi pegawai-pegawai yang tidak tahu dengan tugas dan tanggung jawabnya, tidak tahu dengan peran pelayanan yang diembannya, tidak mau mengembangkan dirinya untuk lebih baik, minim inovasi, dan tidak setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) serta Pancasila.
Sampai di sini, bahwa menjadi ASN tidak semata-mata persoalan kesejahteraan dan posisinya di masyarakat lalu menjadi bahagia karenanya. Lebih dari itu ada tanggung jawab besar yang diamanahkan yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab, integritas, dan sepenuh hati.
ASN harus mampu menempatkan diri mereka di tengah masyarakat sebagai teladan. Karena seorang yang telah meneguhkan dirinya untuk menjadi ASN, separuh dirinya adalah representasi dari negara, pelayan, dan teladan bagi masyarakat. Bahkan, hingga mereka pulang bekerja, kembali ke rumah, seorang ASN tidak lepas dari jati dirinya.
Diharapkan dengan dapat meresapi perannya sebagai seorang ASN, kebahagian sejati akan muncul, bukan lagi dari materi atau status sosial, melainkan dari menemukan makna dari apa yang dikerjakannya, bukan untuk dirinya sendiri melainkan untuk kepentingan lebih besar.
Bahagia ketika mendapati ekspresi kepuasan orang-orang yang dilayani, tidak ada lagi menunggu lama, memakan banyak biaya.
Bahagia ketika mendapati tawa-tawa yang kembali merekah lepas dari derita sakit yang dialami, lepas dari beban ekonomi karena dapat kembali bekerja.