Mohon tunggu...
Muhamad Aqil Maulana
Muhamad Aqil Maulana Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Terimakasih sudah mampir dan selamat membaca ^_^

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Anak Muda Indonesia Enggan Jadi Petani, Kok Bisa?

9 Juni 2024   06:00 Diperbarui: 9 Juni 2024   10:30 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo mengatasi krisis regenerasi anak muda di dunia pertanian (Dokumentasi Kementrian Pertanian)

Kita semua tahu dan setuju bahwa pertanian sangat berperan penting dalam kehidupan kita. Pertanian itu memenuhi segala macam kebutuhan, mulai dari sandang, pangan, dan papan.

Negara Indonesia merupakan negara yang tropis dan kaya akan sumber daya alamnya. Namun, pengelolaannya sangat jarang dilakukan oleh anak-anak muda. Tentu saja, ada berbagai macam ragam alasannya.

Chart: Aulia Mutiara Hatia Putri  Source: Jakpat Survey  Download image  Created with Datawrapper 
Chart: Aulia Mutiara Hatia Putri  Source: Jakpat Survey  Download image  Created with Datawrapper 

Ini adalah survey yang dilakukan oleh Jakpat dan melibatkan sekitar para generasi muda. Hasilnya cukup mencengangkan. Hanya 6 dari 100 gen-z saja yang ingin terjun ke dunia pertanian.

36.3% para generasi muda beranggapan bahwa menjadi seorang petani tidak memiliki pengembangan karir. Padahal, ini tidak sepenuhnya benar. Menjadi seorang petani pun juga memiliki jenjang karir yang menjanjikan. Pertama-tama dimulai dari seorang petani pemula yang menggarap lahan kecil, kemudian naik kelas menjadi petani menengah.

Setelah pertanian sudah mulai besar, bisa menjadi seorang manajer pertanian yang mengatur pengelolaan sumber daya manusia, keuangan, dan lain sebagainya. Ini masih terus bisa berkembang.

Seorang petani pun juga bisa membangun perusahaan dan merek taninya tersendiri. Tidak hanya itu, bukan hanya hasil panen saja yang bisa menjadi sumber pemasukan, produk-produk pertanian seperti benih unggul, pupuk organik, alat-alat pertanian, media tanam, dan lain sebagainya bisa dijadikan sebagai sumber pemasukan.

33.3% generasi muda juga beranggapan bahwa menjadi seorang petani penuh dengan resiko. Memang benar, menjadi seorang petani penuh dengan resiko.

Menjadi seorang petani ini berarti Anda harus siap menerimanya apabila suatu saat terjadi serangan hama, gagal panen, dan lain sebagainya. Namun, dengan hanya mengetahui bahwa petani penuh resiko, apakah harus dihindari?

Lagipula, pekerjaan apa yang ada di dunia ini yang tidak memiliki resiko? Resiko itu akan selalu ada dalam setiap aspek kehidupan, tinggal kitanya sendiri yang siap atau tidak menghadapinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun