Mohon tunggu...
Muhamad Aqil Maulana
Muhamad Aqil Maulana Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Harimau mati meninggalkan taring, manusia mati meninggalkan nama

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jangan Sampai "Baper" Menggantikan "Maaf"

8 Juni 2023   17:00 Diperbarui: 8 Juni 2023   17:04 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Baper (Andre Hunter via Unsplash.com)

Dalam pergaulan, seringkali kita bercanda dengan teman sebaya. Beberapa orang beranggapan bahwa dengan adanya candaan, suatu persahabatan bisa semakin erat dan kuat. 

Namun, sering kali dalam perbuatan dan perkataan kita di sebuah pergaulan itu dapat menyinggung perasaan teman, entah itu disengaja mau pun tidak disengaja. 

Ketika ada seseorang yang tersinggung dengan perkataan kita, alih-alih minta maaf, kita justru melontarkan kata "baper" yang justru malah menambahkan rasa kesal dan jengkel.

Baper adalah singkatan dari "bawa perasaan". Biasanya, istilah ini sering kali digunakan untuk menjelaskan suatu kondisi ketika seseorang merasakan emosi karena perbuatan atau perkataan orang lain, entah itu emosi marah, senang, cinta, atau lain sebagainya.

Dalam konteks ini, emosi yang dibawakan ketika baper adalah emosi marah karena diperlakukan tidak menyenangkan.

Baper Kini Menggantikan Kata Maaf

Dahulu, ketika ada orang yang sakit hati karena perbuatan atau perkataan kita, meski dalam konteks bercanda, kita akan langsung meminta maaf dan berusaha untuk membuat orang tersebut menjadi senang dan enjoy kembali.

Namun kini, kata "maaf" sudah tergantikan dengan "baper". Ketika ada seseorang yang sakit hati, marah, kesal atau tidak senang karena diperlakukan seperti itu, alih-alih minta maaf. Justri diberikan kata "baper".

Pernah ada seseorang dari suatu tempat tertentu yang bermain kumpul bersama. Dalam perkumpulan tersebut, ayah dari anak tersebut sudah meninggal. Tanpa dosa dan dengan entengnya, ada temannya yang mengatakan "yatim".

Jelas, anak tersebut pun sangat-sangat marah. Temannya yang mengatakan hal tersebut pun tidak minta maaf, justru ia bilang bahwa anak ini baper. Jelas tambah marah anak tersebut dan terjadilah sebuah perkelahian.

Baper Dibalas Baper

Ada juga kasus lain, yaitu anak yang mudah baper ini lebih dahulu mengejek orang lain. Ketika orang lain yang diejek ini baper, ia pun membalas ejekan dengan ejekan.

Anehnya, orang yang mulai lebih dulu ini baper juga dan sungguh kelewatan. Ia marah menggebu-gebu. Alhasil, terjadilah sebuah perkelahian lagi.

Jika kamu memang orang yang mudah baper, jangan asal mengejek orang lain. Orang lain terkadang membalas baper dengan baper, yakni ejekan dengan ejekan.

Baper Dibalas Have Fun

Ini adalah kasus terbaik dan seru di dalam kalangan pertemanan.

Ada juga orang yang tidak mudah baper mengejek temannya yang juga tidak mudah baper. Ketika ia mengejek, temannya pun membalas dengan ejekan. Setelah itu, mereka pun tertawa bersama.

Untuk mencapai tingkat seperti ini, tidak semua orang bisa. Dibutuhkan waktu yang begitu lama agar benar-benar bisa seperti itu.

Terlebih, hal seperti ini tidak bisa diterapkan kepada semua orang.  Hanya orang yang benar-benar akrab saja bisa melakukannya.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun