Dalam pergaulan, seringkali kita bercanda dengan teman sebaya. Beberapa orang beranggapan bahwa dengan adanya candaan, suatu persahabatan bisa semakin erat dan kuat.Â
Namun, sering kali dalam perbuatan dan perkataan kita di sebuah pergaulan itu dapat menyinggung perasaan teman, entah itu disengaja mau pun tidak disengaja.Â
Ketika ada seseorang yang tersinggung dengan perkataan kita, alih-alih minta maaf, kita justru melontarkan kata "baper" yang justru malah menambahkan rasa kesal dan jengkel.
Baper adalah singkatan dari "bawa perasaan". Biasanya, istilah ini sering kali digunakan untuk menjelaskan suatu kondisi ketika seseorang merasakan emosi karena perbuatan atau perkataan orang lain, entah itu emosi marah, senang, cinta, atau lain sebagainya.
Dalam konteks ini, emosi yang dibawakan ketika baper adalah emosi marah karena diperlakukan tidak menyenangkan.
Baper Kini Menggantikan Kata Maaf
Dahulu, ketika ada orang yang sakit hati karena perbuatan atau perkataan kita, meski dalam konteks bercanda, kita akan langsung meminta maaf dan berusaha untuk membuat orang tersebut menjadi senang dan enjoy kembali.
Namun kini, kata "maaf" sudah tergantikan dengan "baper". Ketika ada seseorang yang sakit hati, marah, kesal atau tidak senang karena diperlakukan seperti itu, alih-alih minta maaf. Justri diberikan kata "baper".
Pernah ada seseorang dari suatu tempat tertentu yang bermain kumpul bersama. Dalam perkumpulan tersebut, ayah dari anak tersebut sudah meninggal. Tanpa dosa dan dengan entengnya, ada temannya yang mengatakan "yatim".
Jelas, anak tersebut pun sangat-sangat marah. Temannya yang mengatakan hal tersebut pun tidak minta maaf, justru ia bilang bahwa anak ini baper. Jelas tambah marah anak tersebut dan terjadilah sebuah perkelahian.