Nabi Muhammad saw. adalah seorang nabi dan rasul utusan terakhir yang membawa kebenaran. Tanpanya, tidak akan ada cahaya keilmuan seperti sekarang ini. Sebagai umat Islam, kita wajib mencintai dan menjadikan beliau sebagai suri teladan. Ditulisnya artikel ini bertepatan dengan hari Maulid Nabi Muhammad saw.
Kompasianer, seperti yang kita ketahui bahwa Allah Swt. memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk beribadah. Namun, perintah-perintah tersebut tidak dilaksanakan oleh Allah sendiri. Allah memerintahkan kita untuk salat, namun Dia tidak salat. Juga memerintahkan kita untuk puasa, namun Dia tidak puasa. Tahukah Anda? Ada satu ibadah yang Allah sendiri pun juga melakukan ibadah tersebut, yaitu berselawat kepada nabi Muhammad saw. Ini tertulis di dalam al-Qur`an surat al-Ahzab ayat 56 yang berarti, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya."Â (Terjemahan oleh Tokopedia)
Nabi Muhammad adalah manusia yang sangat mulia. Bahkan, Allah Swt. sendiri pun juga ikut memuliakannya. Ini bisa kita di dalam al-Qur`an surat al-Qalam ayat 4 yang berarti, "Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur. Karena Tuhanmu yang mendidikmu dengan akhlak Al-Qur'an."Â (Terjemahan oleh Tafsir Ringkas Kemenag RI). Dalam ayat tersebut disebutkan bahwa akhlak nabi sangat-sangat mulia. Â Karena kemuliaan akhlaknya, nabi mendapat julukan al-Qur`an berjalan oleh para sahabatnya.
Untuk meneladaninya, kita harus tahu terlebih dahulu sikap-sikap nabi. Kita akan membahas sifat-sifat nabi Muhammad saw yang tertulis di dalam al-Qur`an surat at-Taubah ayat 128. Adapun sikap-sikap tersebut adalah:
1. Rasulullah itu sangat memiliki rasa empati
Empati adalah keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. Ketika rasul melihat sahabat-sahabatnya disiksa oleh orang-orang kafir, rasul merasa sangat sedih luar biasa. Dikatakan pula bahwa nabi Muhammad merasa sangat sedih dan terbebani oleh penderitaan semua orang, baik orang Islam maupun non-Islam. Tidak hanya sebatas itu, rasul pun berani berkorban untuk kepentingan umatnya.
Sebagai muslim, kita harus bersikap empati kepada siapa pun. Hal inilah yang akan mendorong kita untuk memberikan bantuan kepada orang tersebut. Apabila ada seseorang yang sedang berada dalam kesusahan, berempatilah. Jika tidak dapat berempati, paksaklah diri agar bisa empati.Â
2. Rasulullah itu sangat menginginkan kebaikan bagi seluruh orang
Kebaikan itu harus dirasakan oleh semua orang, baik Islam maupun non-Islam. Rasulullah merupakan orang yang paling pertama memperjuangkan hal tersebut. Tak pandang bulu, beliau ingin semua orang merasakan kebaikan. Bahkan, walaupun rasul pernah dicaci maki oleh orang, beliau tidak marah dan tetap menginginkan orang tersebut agar ada di dalam kebaikan.
Tahukah Anda? Pernah suatu saat rasulullah diludahi oleh orang-orang kafir dan tak lama kemudian orang tersebut sakit. Rasulullah merupakan orang yang pertama kali menjenguknya dan mendoakannya agar lekas sembuh. Ketika rasulullah memimpin kota Madinah, peraturan saling tolong-menolong dan bahu-membahu pun tidak hanya berlaku kepada orang-orang Islam. Namun juga berlaku kepada orang-orang non-Islam yang tidak memperangi rasul. Umat Islam dilarang menyakiti orang non-Islam apabila mereka tidak membahayakan agama Allah.
Sebagai muslim, kita juga harus bersikap demikian. Kita harus menjadi orang-orang terdepan yang menyuarakan kebaikan kepada seluruh alam. Ketika menjadi seorang pemimpin, yang harus kita perjuangkan adalah kesejahteraan bagi seluruh rakyat yang kita pimpin. Ketika menjadi orang tua, yang harus kita perjuangkan adalah keberhasilan sang anak dalam menjalani hidup.
3. Rasulullah itu sangat menyayangi orang-orang Islam
Pada dasarnya, rasul itu memiliki sifat penyayang. Namun, rasa sayang tersebut akan menjadi lebih dalam lagi apabila diperuntukkan para umatnya. Hal ini sama dengan Allah yang memiliki sifat Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Allah akan menjamin dunia kepada siapa pun, baik percaya atau tidak dengan Allah. Namun, hanya menjamin akhirat untuk orang-orang Islam.
Tidak ada sepintas rasa benci yang ada pada diri rasul terhadap orang=orang. Tidak peduli seberapa besar siksaan yang diberikan kepada rasul, rasul tidak akan benci kepada orang tersebut. Sebagai umat Islam, kita juga harus bersikap demikian. Kita harus saling menyayangi antar sesama manusia. Terlebih apabila dihadapkan oleh saudara seiman kita, kita harus menyayangi mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H