Mohon tunggu...
Muhammad Aprianto
Muhammad Aprianto Mohon Tunggu... -

simple person :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tarik Ulur Asa

28 September 2012   07:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:33 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketika kesempatan itu datang, segera terjemput

Niat yang mengendarai kemauan

Tak pelak itu hanya menjadi embun yang semu

Menutupi sinar mentari pagi yang kian meluas

Sebuah keputus-asaan..

-

-

Seperti roda yang diberhentikan dengan rem

Berhenti, terdiam oleh sebuah aturan pengikat

Meskipun aturan itu belum terdengar jelas

Mungkin ini sebuah kritik, sebuah pembelajaran

Bagi pemilik aturan atau pemilik harapan

-

-

Butuh tembakan yang keras untuk mengingatkan

Kuda pedati harus tetap berjalan

Membakar api ditengah keputus-asaan

Kibarkan bendera ini lagi

Harus tetap berjalan melewati terjalnya medan

Hari ini kerikil, mungkin besok pecahan kaca dan benda tajam

Beralaskan semangat, kaki ini terus berjalan..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun