Hari Ke Empat sebelum Kelima
Sanenrejo, Tempurejo, Jember. 4 hari sudah, terhitung sejak hari Senin hingga kamis tepatnya pada tanggal 24-27 Juni 2019 merupakan hari pertama kami memulai melaksanakan tugas Kuliah Kerja Nyata (KKN) setelah sebelumnya kami hanya sebatas memenuhi suatu yang masih kurang serta beradaptasi dengan teman dan lingkungan baru.
Sebelum melangkah lebih jauh ke bagian pembahasan, kami akan memperkenalkan diri terlebih dahulu. Kami merupakan partisipatoris KKN 2019 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember yang menerima tugas KKN untuk posko 06 bertempat di Dusun: Krajan, Desa: Sanenrejo, Kecamatan: Tempurejo, Kabupaten: Jember. Beranggotakan 11 orang dari 4 fakultas yang berbeda.
Kembali ke pebahasan, Kamis 27 Juni 2019 pukul 05:00 WIB kami bangun pagi agak kesiangan untuk melakukan Sholat Subuh berjamaah yang memang telah menjadi jadwal harian, selesai Sholat kemudian dilanjutkan dengan memasak dan makan pagi atau yang biasa dikenal dengan istilah sarapan.
Matahari terbit bertanda telah sanpai waktu kami bersiap untuk melaksanakan tugas, selitar pukul 08:00 kami mulai berjalan melakukan penelusuran desa (trans sector), pinggiran batas desa kami susuri hinnga kami bertemu seseorang yang sedang melakukan aktifitas bekerja menyiran tumbuhan sayur Sawi dan penambang pasir sungai karena memang pinggiran sungai yang kami susuri. Dari situlah kami mulai berbincang mengenai aktifitas yang mereka lakukan
Bapak Yanto sebagai penyiram Sawi serta Bapak Minan dan Sunardi selaku penambang pasir sungai. Dalam perbincangan tersebut, bapak Yanto mengaku bahwa menyiram Sawi memang menjadi rutinitas tiap pagi sembari mengisi waktu kosongnya, dimana profesi baliau sendiri sebenarnya ialah petani jangung dan padi, kebetulan saat itu sedang masa tumbuh tanaman jangung, "jadi dari pada berdiam diri menunggu pertumbuhan jagung lebih baik waktunya dibuat aktifitas lain seperti menanam Sawi" tutur bapak Yanto
Sedangkan bapak Minan dan bapak Sunardi pun demikian, beliau berdua merupakan petani yang sedang mengisi waktu luangnya menunggu tanaman dari pertanian panen sembari beraktifitas lain, yaitu menambang pasir sungai, dimana beliau mengatakan bahwa kesibukan petani hanya pada waktu tanam dan waktu panen saja, sedangkan untuk masa pertumbuhan mereka tidak dasibukan dalam pertanian. "Daripada kami hanya berdiam diri menunggu panen lebih baik kami melakukan pekerjaan sampingan untuk pemasukan perekonomian kami, bila masa panen dan taman telah tiba maka kami akan bertani kembali" tutur bapak Minan.
Dari perbincangan tersebut beliau juga mengatakan bahwa dalam 1 tahun bisa panen 3 kali setiap 4 bulan sekali, dengan pembagian 2 kali bertani jangung dan 1 kali tanam padi, untuk tanaman padi sendiri di tanam saat musim hujan karena padi membutuhkan banyak air, dan untuk tanaman jagung di taman saat musim kemarau karena kebutuhan jagung terhadap air relatif lebih sedikit di bandingkan dengan tanaman padi.
Cukup panjang perbincangan yang kami sehingga kamipun melanjutkan kembali aktifitas masing-masing.
Hari mulai siang, cuaca cukup panas, kamipun kelompok partisipatoris dari kelopok 6 memtuskan untuk beristirahat kembali keposko yang bertempat di Balaidesa Sanenrejo dengan rencana melanjutkan kegiatan di waktu sore nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H