Mohon tunggu...
muhammad ansyari
muhammad ansyari Mohon Tunggu... -

mahasiswa di universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Arab Saudi seharusnya malu

18 November 2010   04:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:31 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus Sumiati sebenarnya buka kasus penganiayaan pertama yang terjadi.  pada tahun 2000   kasus mariroh yang lebih mengenaskan pun tidak dapat menjadi pelajaran bagi para pelaku penyiksaan.  mariroh berangkat ke riyadh, Arab Saudi, pada tanggal 23 juni 1998 dan dipulangkan oleh majikannya pada tangga 10 April 2000. selama dua tahu bekerja mariroh kembali ke tanah air dengan membawa uang 9000 real dari majikannya yang habis digunakan untuk ongkos pulang. ditambah bonus luka-luka di bagian kaki, punggung, dan kepala yang belum kering dan yang lebih parah lagi bonus plus-plus, yaitu janin dari sang majikan. Bahkan  majikannya terkadang memperkosa mariroh didepan istrinya, "Saya tak bisa kabur dan berbuat apa-apa karena semua pintu dikunci dan pagar rumahnya sangat tinggi," kata Mariroh ( www.indonesiamedia.com).

[caption id="" align="alignleft" width="297" caption="sumber:www.kampungtki.com"][/caption] begitu juga wati yang kembali ke Indonesia pada tahun 2001. membawa buah tangan dari majikannya dengan 100 kali cambuk karena dituduh berzina. jika ditelusuri kasus-kasus yang mirip melalui mesin pencari, maka kita akan mendapatkan banyak kasus penganiayaan TKI yang terjadi di luar negeri. namun sangat disayangkan mengapa Arab Saudi pun tidak tegas dalam menegakkan hukum penganiayaan dan pemerkosaan terhadap TKI yang bekerja di sana.

"Arab Saudi menggunakan sistem Kerajaan atau Monarki. Hukum yang digunakan adalah hukum Syariat Islam dengan berdasar pada pengamalan ajaran Islam berdasarkan pemahaman sahabat Nabi terhadap Al Qur'an dan Hadits atau dengan kata lain pemahaman Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Memiliki hubungan internasional dengan negara negara lain baik negara negara Arab, negara-negara anggota Organisasi Konfrensi Islam, maupun negara negara lain."(wikipedia.org) sebuah tanda tanya besar negera yang menegakkan syariat Islam tidak tegas dalam kasus seperti ini. jika kecolongan atau rakyatnya berbuat jahat itu maklum karena mereka manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan tetapi penyelesaian kasus yang aneh jika syariat Islam ada, tetapi kasusnya "ngambang". Arab Saudi sebagai pusat perkembangan Islam telah memberikan noda pada masyarakat muslim diseluruh dunia. mengapa? sebab sebagai pusat sejarah dan berkembangnya Islam pemerintah Arab Saudi telah lalai dalam Menegakkan Syariat. lalai karena penyiksaan dan pemerkosaan yang terjadi dapat mencerminkan bahwa ada masyarakat yang tidak mendapatkan pendidikan mental dan spiritual Islam secara menyeluruh dan gagalnya Arab Saudi mengawasi gejala sosial rakyatnya.

ada hal yang masih mengganjal di Arab Saudi, yaitu apa pemerintahnya benar-benar menegakkan syariah Islam secara kaffah (total)? jika secara total maka penyiksaan dan pemerkosaan tidak akan berlarut-larut seperti ini kasusnya. bayangkan saja saya mencari data mengenai kasus penganiayaan di mesin pencari mulai dari tahun 2000 dan hampir di setiap tahun sampai tahun 2010 ada saja artikel yang memuat  kasus penyiksaan yang sadis dan pemerkosaan di setiap tahunnya. memang beban berat bagi pemerintah Arab Saudi karena negaranya merupakan pemikul nama baik Islam diseluruh dunia. sebab jika di Arab Saudi saja Syariah Islam tidak dilaksanakan secara total maka, bagaimana dengan yang negara lain?

memang bukan hanya di Arab Saudi saja TKI telah dianiaya. malaysia dan beberapa negara lain juga ada, tetapi saya sangat menyesalkan Arab Saudi sebagai Pusat perkembangan Islam tidak dapat mengayomi rakyatnya untuk Menegakkan Syariat secara total. walaupun kasus sumiati, dan TKI lainnya terjadi di Arab, kita sebagai manusia harus bijak dalam menanggapi serta menyikapi hal ini. jangan menjeneralisasikan bahwa semua orang arab itu sadis. kasus yang terjadi hanyalah ulah orang-orang arab udik atau tidak tahu aturan. dan jangan pula kasus ini menjadikan permusuhan antar bangsa. yang salah majikan TKI yang kebetulan berbangsa arab. begitu juga dengan negara tetangga yang menyiksa TKI. yang tidak tahu aturan (red: anarkis) itu majikan TKI bukan semua masyarakatnya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun