Mohon tunggu...
muhammad ansyari
muhammad ansyari Mohon Tunggu... -

mahasiswa di universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sang Maha Lurah “Ngences” Menonton Aurat saat MMW Berwajah Obama

11 November 2010   09:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:42 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Tulisan Pedas mengungkap keluh

Sadar pun tidak mereka itu

Hai Indonesia”

Oktober dan November dua bulan penuh duka bagi rakyat Indonesia dan berita gembira juga bagi ‘rakyat’ Indonesia. Seperti parodi sandiwara dengan improvisasi lakon anak-anak negeri ini.

Setiap pagi surat kabar yang diantarkan didepan rumah, tulisannya menyanyi merdu tentang Merapi, Mentawai, dan Wasior dengan nada sitiran studi banding anggota DPR ke Turki. “erupsi kamis merusak 26 dusun, banjir Wasior-korban kesulitan memperoleh bantuan, Penanganan bencana (di mentawai) tak jelas” (kompas 7/11). Inilah negeri makmur yang sedang menangis dan merintih, menangis karena rakyatnya tertimpa musibah dan merintih karena anggota DPR seakan tak peduli dengan rakyatnya.

Yang lebih miris lagi, duka mendalam Indonesia atas MMW (Mentawai, Merapi, dan Wasior) hilang dengan tiba-tiba. Begitu juga kesibukan pemerintah yang beralih kepada kedatangan sang pemimpin negara adikuasa (penjajah: red) Barrack (Husein) Obama. Masyarakat elite sibuk membicarakan hal ini. lalu melupakan tetesan air mata manusia di MMW. Ada Rakyat dan mahasiswa berdemo menentang kedatangannya. Ada juga yang acuh dan malah mau berdemo dengan rangka lain sesuai “ideologi” mereka. Menurut penulis kedatangan Obama pantas ditolak karena dia belum menepati janji atas perang di timur tengah dan juga belum menghukum tentara-tentaranya yang memperkosa para (ratusan: red) muslimah. Human right atau bla-bla right?

Inilah benang kusut Indonesia. Rakyat ini harus belajar agar lebih baik lagi dengan media apa saja. Belajar mengenai tingkah laku, prinsip hidup, moral, dan Agamanya. Perhatian kita harus lebih terpusat kepada rakyat yang tertimpa bencana dan juga jangan lupa menuntut hak didepan para pemimpin. Mereka (korban bencana) masih menangis diantara tertawa-tertawa orang-orang yang menyambut Obama. Dimanakah hati nurani kita jika kita tetap enggan atas mereka RAKYAT INDONESIA di Sumatera, Jawa, dan Papua jika kita masih akan bersorak atas kedatangan presiden Amerika. DPR pun tak punya malu ke Turki dengan uang rakyat tetapi rakyatnya meregang nyawa. Mari kita bersatu untuk wasior, mari kita berhimpun untuk merapi, dan mari kita berpadu untuk mentawai.

“Kita tidak butuh DPR untuk merapi

Kita tidak butuh DPR untuk mentawai

Kita tidak butuh DPR untuk wasior

Dan kita tidak butuh Obama untuk bangkit”

Jakarta, 7 november 2010

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun