Sikap Seorang Muslim Terhadap Pemerintahan yang Tidak Adil
Dalam situasi yang ideal, seorang Muslim diharapkan untuk patuh dan setia kepada pemimpinnya selama pemimpin tersebut tidak memerintahkan perbuatan maksiat . sesuai firman Allah SWT:
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu." (QS. An-Nisa: 59)
Tetapi bagaimana jika pemimpin tersebut tidak adil atau bertindak zalim? Bagaimana seorang Muslim seharusnya bersikap terhadap pemerintahan yang tidak adil?
Dalam situasi semacam ini, para ulama memiliki pandangan yang beragam tergantung pada sejauh mana tingkat kezaliman yang terjadi dan apakah umat memiliki kemampuan untuk mengubahnya. Secara umum,
ada beberapa tindakan yang dapat diambil oleh seorang Muslim dalam menghadapi pemerintahan yang tidak adil, termasuk:
1.bersabar dan berdoa kepada Allah SWT agar menggantikan pemimpin tersebut dengan pemimpin yang lebih baik. Sikap ini disarankan jika kezaliman masih dalam batas yang dapat ditoleransi atau jika umat tidak memiliki kekuatan untuk mengubahnya, sejalan dengan ajaran Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:
"Tidak ada kewajiban taat dalam rangka bermaksiat (kepada Allah). Ketaatan hanyalah dalam perkara yang ma'ruf (bukan maksiat)." (HR. Bukhari no. 7257)
2.Memberikan nasehat atau mengingatkan pemimpin untuk kembali ke jalan yang benar dan adil dengan cara yang bijaksana dan beradab. Pendekatan ini disarankan jika umat memiliki akses atau kesempatan untuk berkomunikasi dengan pemimpin atau perwakilannya. Prinsip ini sejalan dengan ajaran Allah Ta'ala:
"Dan orang-orang yang menerima seruan Tuhannya serta mendirikan shalat; sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka." (QS. Asy-Syura: 38)
Ayat ini menggambarkan bahwa dalam mengelola urusan mereka, umat Islam harus melibatkan musyawarah atau konsultasi. Musyawarah adalah cara untuk mencari pandangan dan kesepakatan dari para ahli atau wakil-wakil umat mengenai pemilihan pemimpin atau upaya untuk memperbaiki situasi.