Mohon tunggu...
Muhammad Andrean Hidayatullah
Muhammad Andrean Hidayatullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seseorang yang ceria dan penuh semangat untuk belajar. "Selalu menyebarkan energi positif" sebagai prinsip hidupnya. Hala Madrid!!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Transformasi Digital B2B: Kunci Bertahan di Pasar Kompetitif

4 September 2024   21:11 Diperbarui: 4 September 2024   21:17 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Transformasi Digital B2B. Sumber (Freepik.com)

Transformasi Digital B2B: Kunci Bertahan di Pasar Kompetitif

Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, transformasi digital menjadi faktor kunci untuk bertahan hidup, terutama bagi platform e-commerce Business-to-Business (B2B). Artikel yang ditulis oleh Hajar Mozaffar dan Marina Candi (2024) dalam Information Systems Journal menyoroti pentingnya proses transformasi digital yang tidak hanya melibatkan perubahan teknologi, tetapi juga perubahan fundamental dalam struktur dan operasional bisnis. Dalam konteks platform e-commerce B2B, transformasi ini sangat relevan, mengingat perkembangan pesat teknologi digital dan meningkatnya harapan konsumen terhadap kecepatan, fleksibilitas, dan personalisasi.

Platform B2B telah tumbuh dengan cepat, dengan total pasar global diperkirakan mencapai USD 20,9 triliun pada 2027, menurut laporan dari Statista. Namun, tidak semua perusahaan mampu beradaptasi dengan baik terhadap transformasi digital ini. Berdasarkan penelitian McKinsey pada tahun 2021, hanya sekitar 30% perusahaan yang berhasil dalam upaya transformasi digital mereka. Kegagalan ini sering kali disebabkan oleh pendekatan yang terlalu fokus pada implementasi teknologi, tanpa mempertimbangkan bagaimana teknologi tersebut harus diselaraskan dengan strategi bisnis dan perubahan dalam model operasional.

Mozaffar dan Candi mengemukakan bahwa alur transformasi digital sering kali tidak linier dan melibatkan momen-momen transisi yang signifikan. Pendekatan mereka yang berorientasi pada alur, yang menekankan proses korespondensi antar tindakan di berbagai tingkat organisasi, memberikan pandangan baru tentang bagaimana transformasi digital B2B dapat dikelola lebih baik. Hal ini penting bagi perusahaan e-commerce B2B yang ingin memperluas jangkauan mereka ke pasar internasional atau mengoptimalkan efisiensi operasional melalui teknologi digital yang terus berkembang.

Dalam artikel Mozaffar dan Candi (2024), konsep penting yang diangkat adalah "momen transisi" dalam proses transformasi digital. Konsep ini menyoroti bahwa perubahan signifikan dalam organisasi tidak selalu terjadi secara instan, tetapi melalui tahapan transisi yang membutuhkan waktu, adaptasi, dan sering kali, kegagalan sementara. 

Hal ini sangat relevan bagi platform e-commerce B2B yang berupaya untuk mentransformasi model bisnis mereka dengan integrasi teknologi digital. Menurut laporan dari Forrester (2023), 70% perusahaan B2B menyatakan bahwa transformasi digital telah menjadi prioritas strategis, namun, lebih dari 50% di antaranya masih berjuang untuk menemukan pendekatan yang tepat dalam mengelola perubahan ini.

Mozaffar dan Candi juga menyebutkan bahwa transformasi digital harus dilihat sebagai "perjalanan" daripada "proyek." Banyak perusahaan B2B yang hanya melihat transformasi digital sebagai inisiatif satu kali, berharap dapat mencapai hasil yang instan setelah implementasi teknologi. 

Namun, data dari Deloitte (2022) menunjukkan bahwa 60% perusahaan yang gagal dalam upaya transformasi digital mereka adalah mereka yang tidak mempertimbangkan aspek proses dan momen transisi yang tidak terduga. Transformasi ini membutuhkan waktu dan keselarasan antara teknologi, strategi bisnis, serta karyawan yang menjalankannya.

Sebagai contoh, platform e-commerce B2B yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) atau analitik data untuk meningkatkan pengalaman pengguna sering kali harus berurusan dengan tantangan teknis, seperti integrasi sistem dan perubahan perilaku konsumen. Penelitian dari IDC (2023) menunjukkan bahwa adopsi AI di sektor B2B telah tumbuh sebesar 45% sejak 2020, tetapi 65% perusahaan melaporkan tantangan dalam mengintegrasikan teknologi ini dengan sistem lama mereka. Di sinilah pentingnya momen transisi, di mana organisasi perlu fleksibel dan terus beradaptasi tanpa menurunkan kualitas layanan atau efisiensi operasional.

Lebih jauh lagi, platform B2B perlu melihat transformasi ini sebagai peluang untuk menciptakan nilai baru bagi pelanggan. Tidak hanya soal meningkatkan efisiensi, tetapi juga membentuk kembali proposisi nilai perusahaan melalui layanan yang lebih personal, cepat, dan responsif. Berdasarkan laporan Gartner (2022), 85% pembeli B2B saat ini lebih memilih platform digital yang memberikan pengalaman berbelanja serupa dengan e-commerce Business-to-Consumer (B2C). Hal ini menuntut perusahaan untuk terus mengembangkan model bisnis mereka secara dinamis sesuai dengan ekspektasi pasar, dan tidak terjebak pada model operasional yang sudah usang.

Transformasi digital bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan yang mendesak bagi platform g B2B di tengah dinamika pasar global yang terus berubah. Sebagaimana diungkapkan oleh Mozaffar dan Candi (2024), proses ini tidaklah sederhana dan linier, tetapi penuh dengan tantangan yang membutuhkan adaptasi yang konstan. Momen transisi dalam perjalanan transformasi ini sangat krusial, karena di sinilah organisasi bisa belajar, berinovasi, dan mengubah arah jika diperlukan.

Untuk berhasil dalam transformasi digital, perusahaan B2B harus mengadopsi pendekatan yang fleksibel, dengan fokus pada penyelarasan teknologi dan strategi bisnis. Data mendukung hal ini, di mana 70% perusahaan yang berhasil dalam transformasi digital mereka adalah yang mengintegrasikan teknologi secara strategis dan melibatkan seluruh elemen organisasi dalam proses ini (McKinsey, 2022). Dengan demikian, platform B2B yang berinvestasi dalam inovasi teknologi dan proses yang adaptif akan berada dalam posisi yang lebih baik untuk menghadapi persaingan dan memenuhi harapan pelanggan yang terus berkembang.

Pada akhirnya, transformasi digital adalah perjalanan tanpa titik akhir yang pasti. Seperti yang disimpulkan Mozaffar dan Candi, keberhasilan ditentukan oleh kemampuan organisasi untuk terus berkembang dan beradaptasi, bukan hanya sekedar mencapai tujuan teknologi jangka pendek. Platform e-commerce B2B yang mengakui pentingnya momen transisi dan proses berkelanjutan ini akan lebih siap untuk sukses di era digital ini.

Referensi

Mozaffar, H., & Candi, M. (2024). Extending the process frontier of digital transformation: A flow-oriented perspective. Information Systems Journal. https://doi.org/10.1111/isj.12557

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun