Mohon tunggu...
Logikahancur.
Logikahancur. Mohon Tunggu... Buruh - Manusia biasa

Menulis adalah seni kebebasan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ilusi Demokrasi

19 Maret 2024   16:45 Diperbarui: 19 Maret 2024   16:52 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Representative dari demokrasi yang mendarah daging adalah simbol simbol kemanusiaan dan juga menghilangkan Dehumanisasi dalam kehidupan sosial. 

Namun demokrasi juga mengajarkan tentang kebebasan ber ekspresi baik dalam bidang pendidikan, politik, ekonomi dan budaya, dan probabilitas demokrasi untuk sekarang hanya menjadi ilusi yang tak bertepi. 

Banyak sekali interpretasi demokrasi yang krusial dalam tatanan sosial contohnya kritik otoritarianisme tanpa perlu mendeskripsikan atau mendefinisikan secara mendalam tentang apa yang diinterpretasikan otoritarianisme itu sebenarnya. 

Di lain pihak, orang yang demokratisasi tentu tidak mengajarkan manusia untuk menghargai otoritarianisme sebagai ide. Orang tersebut hanya mengajarkan bagaimana menentang lawan, bukan menghargai lawan. 

Yang lebih ironi di dalam tubuh demokrasi ini tidak bisa lepas dari sifat akuisisi dan ambisius untuk saling menentang antara satu sama lain. Karena setiap orang yang menentang akan dicap sebagai diktator. 

Celakanya dalam sistem demokrasi di saat yang sama menyebarkan fitnah tentang diktator yang di lakukan bagi orang yang menentang terhadap demokrasi. Dan saling menjustifikasi dirinya sebagai yang paling demokrasi baik itu rakyat atau orang otoritarianisme. 

Sebenarnya teori kebenaran konsensus demokrasi adalah memberikan hak terhadap individual baik itu kaum buruh atau otoritarianisme, dan teori kebenaran konsensus  demokrasi adalah ketika dalam tubuh demokrasi ada kecacatan atau ketimpangan ini harus ada solutif untuk membenahinya baik itu dari rakyat atau orang otoritarianisme.

Namun fenomenanya individu yang paham terkait sistim demokrasi  ini tidak memberikan solusi apabila ada kecacatan atau ketimpangan dalam tubuh demokrasi, adanya mereka melakukan perdebatan yang sampai sekarang ini masih menjadi halusinasi, untuk bisa mewujudkan kehidupan yang toleran dan memberikan hak kemanusiaan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun