Malang-Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali mengadakan Pengabdian Mahasiswa kepada Masyarakat (PMM) dengan melibatkan berbagai kelompok mahasiswa. Salah satu kelompok yang aktif dalam program ini adalah Kelompok 70 Gelombang 6 yang melakukan pengabdian di Desa Ampeldento, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Kegiatan ini berlangsung di tiga RT, yakni RT 13, RT 17, dan RT 18, dengan berbagai inovasi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat. Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Salah satu inovasi yang diperkenalkan oleh Kelompok 70 adalah penyediaan tempat sampah khusus pecah belah. Ide ini dipelopori oleh Ketua PMM Kelompok 70, Muhammad Alwi. "Tujuan utama kami dalam inovasi memfasilitasi tempat sampah khusus pecah belah ini adalah untuk meminimalisir terlukanya para petugas kebersihan yang hendak mengambil sampah, khususnya yang ada pecahan seperti gelas atau piring," ujar Alwi. Inovasi ini diharapkan dapat mengurangi risiko cedera pada petugas kebersihan akibat tercampurnya sampah pecah belah dengan sampah rumah tangga.Â
Selain inovasi tempat sampah, Kelompok 70 juga melakukan kegiatan pembersihan mushola di beberapa titik di Desa Ampeldento dan menyumbangkan inventaris kebersihan seperti sapu, alat pel, serta inventaris keagamaan seperti Al-Qur'an. "Saya berterima kasih kepada mas-mas dari UNMU (UMM) yang sudah membantu membersihkan dan memberikan inventaris termasuk Al-Qur'an. Semoga bisa memberikan manfaat dan barokah untuk musola ini." Hatur terima kasih dari Pak Kholil selaku pemilik waqaf Mushola.
 Kegiatan ini tidak hanya berfokus pada kebersihan, tetapi juga pada aspek keamanan. Kelompok 70 menyediakan convex mirror di area belokan Desa Ampeldento untuk membantu warga melihat dari arah berlawanan, meningkatkan keselamatan pengguna jalan. "Bagi saya ini sudah sangat bagus, belum pernah ada inovasi seperti ini dari mahasiswa selama KKN di sini. Bisa membantu warga agar aman melewati desa ini," ungkap Pak Heri, Ketua RT 17.
Inisiatif lainnya termasuk pembuatan plang jalan bertuliskan "Ada Kegiatan Warga" yang terbuat dari ACP, besi, dan dilengkapi dengan kaleng cat bekas yang diisi semen. Plang ini didistribusikan ke RT 13 dan RT 18 untuk digunakan dalam acara warga seperti tahlilan dan pertemuan ibu-ibu PKK. Plang jalan ini dibuat dengan bahan-bahan yang mudah didapatkan namun kuat dan tahan lama. "Sangat kreatif sekali dalam kegiatan PMM kali ini. Bisa buat acara warga seperti tahlilan dan ibu-ibu PKK," ujar Bu Erdah, Ketua RT 13. Dengan adanya plang jalan ini, warga dapat lebih mudah mengatur lalu lintas dan memberikan informasi tentang acara yang sedang berlangsung.
Selain itu, Kelompok 70 juga mengumpulkan dan mendistribusikan baju bekas layak pakai untuk anak-anak yang membutuhkan, seperti di panti asuhan. Baju-baju tersebut dikumpulkan secara sukarela dari warga Desa Ampeldento dan berhasil mengumpulkan 13 kardus yang kemudian disalurkan ke Panti Asuhan Sunan Giri dan Panti Asuhan Al-Husna di Malang. "Saya sangat berterima kasih kepada mahasiswa PMM yang sudah memberikan sumbangan ini. Semoga bisa bermanfaat dan berkah untuk santri kami, dan untuk masnya juga sukses selalu," ujar Pak Wiwid, pengurus Panti Asuhan Sunan Giri. Pengumpulan baju bekas ini menunjukkan betapa besar kepedulian mahasiswa terhadap sesama dan bagaimana mereka berupaya untuk membantu mereka yang kurang beruntung.
Dengan berbagai kegiatan dan inovasi yang dilakukan, Kelompok 70 Gelombang 6 PMM UMM menunjukkan komitmennya dalam membantu dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Desa Ampeldento. Program ini diharapkan dapat terus memberikan manfaat nyata dan inspirasi bagi generasi mendatang.