Mohon tunggu...
Muhammad Al Vito
Muhammad Al Vito Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi S1 Akuntansi Universitas Diponegoro

Sedang menjalani Kuliah Kerja Nyata Universitas Diponegoro 2024 di Desa Gunungjaya, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN Undip Berikan Penjelasan dan Penghitungan HPP UMKM

3 Februari 2024   16:51 Diperbarui: 3 Februari 2024   17:02 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Foto Dokumentasi KKN

Pada saat ini (Januari - Februari 2024), Universitas Diponegoro Semarang (Undip) kembali melakukan penerjunan program pengabdian masyarakat Kuliah Kerja Nyata (KKN). Pada periode kali ini, mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang melaksanakan KKN di berbagai wilayah Kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Tengah, diantaranya Kabupaten Pemalang, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Boyolali, dan lain-lain.

Setiap mahasiswa diwajibkan untuk memberikan pengabdian masyarakat yang sesuai dengan disiplin ilmu yang dimilikinya. Hal ini tak terlepas dari pelaksanaan dari salah satu mahasiswa Undip, Muhammad Al Vito, dari Program Studi S1 Akuntansi yang melaksanakan pengabdiannya di Desa Gunungjaya, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang.

Desa Gunungjaya merupakan desa yang memiliki potensi pertanian yang cukup baik. Dataran yang subur serta asri membuat singkong dan padi, dan tanaman lain tumbuh baik di Gunungjaya. Berkat hasil pertanian yang melimpah, tidak sedikit warga setempat yang memanfaatkan hasil pertaniannya untuk membuka peluang Usaha Mikro Kecil dan Menegah (UMKM) olahan singkong dan pisang berupa keripik.

Setelah Vito, mahasiswa Undip, melakukan survei dan observasi, ternyata didapati bahwa UMKM yang ada di Desa Gunungjaya masih belum melakukan perhitungan mengenai modal yang digunakan untuk berproduksi. Sebagai bentuk pengabdian yang sesuai dengan disiplin ilmunya, Vito, melaksanakan sosialisasi, edukasi, dan sekaligus penghitungan mengenai biaya (modal) yang mereka keluarkan setiap mereka berproduksi. 

"Harapan saya setelah mengajarkan dan membantu penghitungan biaya UMKM di Desa Gunungjaya adalah semoga nantinya UMKM yang ada di Desa Gunungjaya dapat memiliki penghitungan keuntungan yang lebih baik dan melakukan pemisahan biaya usaha dari biaya rumah tangga", ujar Vito.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun