Malam itu, hujan deras membasahi tanah di sekitar rumah tua itu. Angin malam berbisik-bisik di antara pepohonan yang tua dan rimbun.Â
Seorang pria bernama Alex memutuskan untuk menghabiskan malam Jumat di rumah tua itu setelah mendengar kisah-kisah mistis dari warga sekitar.
Rumah itu ditinggalkan selama bertahun-tahun dan dikelilingi oleh aura misterius. Sejak Alex memasuki rumah itu, dia merasa sesuatu yang tidak beres. Cahaya dari senternya terus berkedip-kedip, menciptakan bayangan-bayangan aneh di dinding yang retak.
Saat ia melangkah masuk ke ruang tamu, pintu berderik di belakangnya seolah-olah ada yang menyambut kedatangannya.Â
Suara langkah kaki ringan terdengar di lantai kayu yang usang, meskipun tidak ada siapa pun di sekitarnya. Alex mencoba untuk mengabaikan perasaan tak nyaman yang mulai merayap di belakang lehernya.
Dalam perjalanannya melalui lorong gelap, Alex mendengar suara-suara aneh yang datang dari kamar-kamar yang terbuka.Â
Sesekali, bayangan-bayangan hitam melintas di depannya. Dia berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa semuanya hanya imajinasinya, tetapi rasa ketakutannya terus tumbuh.
Malam itu, di tengah ketakutan yang memuncak, Alex menemukan sebuah ruang bawah tanah yang tersembunyi.Â
Begitu dia membuka pintu menuju ruangan itu, suasana berubah drastis. Suasana dingin dan angin sejuk menyapu wajahnya, dan di tengah ruangan, lilin-lilin menyala tanpa sebab yang jelas.
Tiba-tiba, sebuah bayangan muncul di depannya. Seorang wanita berpakaian putih dengan rambut panjang yang menutupi wajahnya. Suara desahan dan suara langkah kaki pelan-pelan terdengar di sekelilingnya. Alex terdiam, menatap wanita itu dengan mata terbelalak.