Mohon tunggu...
Muhammad ali Khidhir
Muhammad ali Khidhir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ketidaksetaraan Gender

3 Oktober 2024   21:11 Diperbarui: 3 Oktober 2024   21:35 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bersumber dari pendapat Unger & Crawford (1992) gender adalah sebuah ketidaksamaan diantara pria dan perempuan yang dibangun dengan cara sosial dan tidak hanya berdasar pada ketidaksamaan kelamin dan struktur biologi masing-masing. 

Hal yang kurang lebih mirip juga disampaikan oleh Moser (1993) bahwa gender merupakan sebuah posisi social yang dibentuk pada kelompok masyarakat. Ketidaksamaan posisi gender tersebut telah dibentuk dari beberapa faktor seperti faktor sejarah, faktor ideologis, faktor ekonomi, faktor kebudayaan dan faltor etnis. 

Ketidaksamaan sikap diantara perempuan dan pria tidak dengan cara yang biologis, akan tetapi dibentuk melewati proses yang bersifat kultural dan social merupakan definsi dari gender. Gender bisa berganti sedangkan jenis kelamin yang bersifat biologis tidak akan berubah dan bersifat tetap. (Shenouda & Mattocks, 1967)

 Gender inequality (ketidaksetaraan gender) merupakan sebuah permasalahan lama yang berlangsung pada semua tempat di dunia, khususnya pada sebuah Negara yang masih menjadi Negara berkembang contohnya Indonesia. Gender tidak dapat disamakan dengan kodrat. 

Perbedaan kedudukan, peran, tanggung jawab, dan pengelompokan pekerjaan diantara perempuan dengan pria sesuai dan berdasar pada etika dan kebiasaan rakyat dan penduduk sekitar tentang apa yang pantas. (Puspita Sari, 2021)

 Ketidaksetaraan gender ditakar bisa menghambat perekonomian. Tak hanya itu, pembangunan juga tidak bisa menggapai potensi tertingginya diakibatkan oleh ketidaksetaraan gender. Perkembangan ekonomi yang menurun pastinya juga berakibat pada dampak buruk untuk pemasukan negara, baik pada tingkatan perkapita, regional, atau hanya nasional.(Puspita Sari, 2021)

 Gender inequality sendiri telah dibuktikan sendiri memberikin pengaruh yang buruk kepada perkembangan ekonomi dari Negara Indonesia. Ketidaksetaran gender tidak hanya berlangsung di sektor lapangan pekerjaan, pendidikan, ekonomi, akses terhadap sumber daya, kekuasaan, dan keikutsertaan politik. 

Ketidaksetaraangender dinilai menjadi sebuah kesenjangan di pencapaian kapabilitas dasar yakni pendidikan, kesehatan, dan pendapatan perkapita. (Puspita Sari, 2021)

 Salah satu tujuan pembangunan Indonesia adalah kesetaraan dan keadilan diantara pria dan perempuan. Kesempatan dan kemampuan yang dipunyai pria dan perempuan mengakses, mengendalika, berpartisipasi, serta berperan padaproses pembangunan. 

Salah satu usaha yang dilaksanakan demi merealisasikan kesetaraan gender ialah dengan melaksanakan pengarusutamaan gender (PUG) pada seluruh garis kehidupan rakyat dan masyarakat. 

Gender Analysis Pathway (GAP) merupakan salah satu alat analisisnya. Gap diluncurkan oleh Bappenas demi menjadi sebuah acuan untuk lembaga pemerintahan, pada penyusunan kegiatan dan program menjadi alasan diluncurkannya GAP. GAP juga dipergunakan oleh DP3AP2 Provinsi Jambi dalam menggapai kesetaraan dan keadilan gender. (Mandasari, 2022)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun