Mohon tunggu...
Muhammad Ali Junaidi
Muhammad Ali Junaidi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang Mahasiswa S1 Ekonomi Syariah di Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris

Oi! Saya Muhammad Ali Junaidi, sehari-hari saya sibuk bermain musik, membaca buku, dan menulis. Musik biar hati senang, baca biar otak nggak kosong, dan menulis? Biar kelihatan pintar (meski kadang lebih pintar gaya daripada isi). Kepribadian saya? Ya, biasa-biasa saja, tidak serumit persamaan diferensial. Tapi kalau soal topik favorit, saya suka yang berat-berat boskuu. Ekonomi, hukum, filsafat, teknologi, dan tentu saja, musik. Katanya, hidup jangan terlalu serius, tapi buat saya diskusi-diskusi berat ini lebih seru daripada drama sinetron. Terima kasih sudah mampir! Jangan sungkan kalau mau diskusi serius, atau sekadar ketawa-ketiwi baca tulisan saya. Mari berbagi inspirasi dan (sedikit) pusing bersama.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Ekonomi Hijau dan Energi Terbarukan untuk Masa Depan Berkelanjutan

9 November 2024   23:44 Diperbarui: 9 November 2024   23:48 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi Hijau dan Energi Terbarukan untuk Masa Depan Berkelanjutan (freepik.com)

Investasi dalam energi terbarukan tidak hanya menguntungkan secara lingkungan tetapi juga memberikan manfaat ekonomi jangka panjang. Meskipun pada awalnya memerlukan biaya yang cukup besar, teknologi energi terbarukan, seperti tenaga surya dan angin, cenderung memiliki biaya operasional yang lebih rendah dibandingkan pembangkit listrik konvensional.

 Setelah infrastruktur terbangun, biaya pemeliharaan dan operasional menjadi minimal, sehingga biaya per unit energi yang dihasilkan menjadi jauh lebih murah dalam jangka panjang.

Investasi ini juga memberikan stabilitas ekonomi karena energi terbarukan memiliki ketergantungan yang lebih rendah terhadap fluktuasi harga bahan bakar internasional. Dengan semakin berkembangnya teknologi dan peningkatan skala produksi, harga energi terbarukan kini telah menurun signifikan, menjadikannya pilihan yang lebih ekonomis dan kompetitif dibandingkan bahan bakar fosil.

Di tingkat global, transisi ke ekonomi hijau didukung oleh berbagai kebijakan dan insentif, termasuk skema pembiayaan hijau, pajak karbon, dan subsidi untuk energi terbarukan. Negara-negara yang berinvestasi dalam ekonomi hijau dan energi terbarukan tidak hanya akan menjadi pemimpin dalam mitigasi perubahan iklim, tetapi juga akan meraih keuntungan finansial jangka panjang dari industri yang ramah lingkungan.

Tantangan dan Langkah ke Depan

Meskipun ekonomi hijau menjanjikan manfaat besar, peralihan ini juga dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti kebutuhan akan pembiayaan besar, infrastruktur yang memadai, serta kesiapan tenaga kerja dan masyarakat untuk mengadopsi teknologi baru. Kebijakan dan regulasi yang mendukung transisi ini menjadi kunci keberhasilan.

Bagi Indonesia, dukungan pemerintah, keterlibatan sektor swasta, dan partisipasi masyarakat sangat penting untuk mempercepat transisi ke ekonomi hijau. Penerapan kebijakan yang mendukung energi terbarukan, seperti insentif untuk teknologi hijau dan regulasi ketat terhadap emisi, akan mempercepat pencapaian target emisi dan memastikan masa depan yang lebih berkelanjutan.

Kesimpulan

Krisis iklim menuntut perubahan sistemik dalam berbagai aspek, termasuk ekonomi dan energi. Ekonomi hijau dan energi terbarukan menawarkan jalan menuju masa depan yang lebih berkelanjutan, tidak hanya dengan mengurangi emisi karbon tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan stabilitas ekonomi jangka panjang. Dengan komitmen bersama dan langkah-langkah strategis, ekonomi hijau dapat menjadi solusi yang bukan hanya ramah lingkungan tetapi juga memberikan kesejahteraan bagi masyarakat luas.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun