Mohon tunggu...
Muhammad Ali Junaidi
Muhammad Ali Junaidi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang Mahasiswa S1 Ekonomi Syariah di Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris

Oi! Saya Muhammad Ali Junaidi, sehari-hari saya sibuk bermain musik, membaca buku, dan menulis. Musik biar hati senang, baca biar otak nggak kosong, dan menulis? Biar kelihatan pintar (meski kadang lebih pintar gaya daripada isi). Kepribadian saya? Ya, biasa-biasa saja, tidak serumit persamaan diferensial. Tapi kalau soal topik favorit, saya suka yang berat-berat boskuu. Ekonomi, hukum, filsafat, teknologi, dan tentu saja, musik. Katanya, hidup jangan terlalu serius, tapi buat saya diskusi-diskusi berat ini lebih seru daripada drama sinetron. Terima kasih sudah mampir! Jangan sungkan kalau mau diskusi serius, atau sekadar ketawa-ketiwi baca tulisan saya. Mari berbagi inspirasi dan (sedikit) pusing bersama.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengatasi Kesenjangan Sosial dengan Ekonomi Syariah, Apakah Mungkin?

6 November 2024   13:30 Diperbarui: 6 November 2024   13:39 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ekonomi Syariah dan Harapan Baru

Kesenjangan sosial sudah menjadi masalah klasik yang menghantui banyak negara, termasuk Indonesia. Si kaya semakin kaya, sementara si miskin sering kali terjebak dalam lingkaran kemiskinan. Tapi di tengah semua itu, muncul harapan baru: ekonomi syariah. Apa benar ekonomi berbasis syariah bisa membantu meratakan kesejahteraan? Dan yang lebih penting, apakah pendekatan ini realistis?

Penulis akan mengajak pembaca untuk menelaah potensi ekonomi syariah sebagai solusi dalam mengatasi kesenjangan sosial. Dengan prinsip keadilan dan kesejahteraan bersama, ekonomi syariah menawarkan cara pandang baru dalam mendistribusikan kekayaan.

Prinsip Ekonomi Syariah: Bukan Sekadar Tanpa Riba

Dalam ekonomi syariah, konsep utama bukan sekadar melarang riba atau bunga, tetapi bagaimana menciptakan keadilan dan menjaga keseimbangan. Ekonomi syariah punya prinsip berbagi risiko dan keuntungan yang menjanjikan setiap pihak mendapatkan haknya. Berikut beberapa prinsip penting dalam ekonomi syariah yang relevan dengan pengurangan kesenjangan sosial:

1. Zakat - Bukan hanya ibadah, zakat adalah instrumen yang secara langsung mendistribusikan kekayaan dari yang kaya kepada yang membutuhkan. Dengan alokasi yang tepat, zakat bisa jadi sumber dana yang besar untuk membantu kaum miskin.

2. Infaq dan Sedekah - Selain zakat, infaq dan sedekah mendorong individu untuk lebih peduli terhadap kesejahteraan sesama. Meski sukarela, budaya infaq dan sedekah memiliki potensi besar untuk membantu mengatasi masalah sosial.

3. Bagi Hasil (Mudarabah dan Musyarakah) - Tidak seperti kredit konvensional yang bergantung pada bunga, sistem bagi hasil ini memungkinkan kolaborasi yang lebih adil. Penerapan bagi hasil memberi kesempatan bagi pengusaha kecil untuk mendapatkan pendanaan tanpa beban bunga yang besar.

Bagaimana Ekonomi Syariah Bisa Mengurangi Kesenjangan?

Lalu, bagaimana ekonomi syariah ini bekerja di lapangan dalam mengurangi ketimpangan? Berikut beberapa cara yang menarik untuk disimak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun