Pada salah satu artikel berita dalam Newsweek (Simons, 2022), Guillermo del Toro mengembangkan film ini selama 15 tahun, termasuk dengan pra produksi hingga proses distribusi.Â
Artikel berita milik Netflix, Tudum (Cohen, 2022), menyebutkan bahwa film ini membutuhkan 24 frames dalam menggerakkan karakter selama 1 detik.Â
Artinya, film dengan durasi 2 jam ini membutuhkan 172,800 frames (7,200 detik). Proses produksi pada film ini sendiri membutuhkan 1000 hari.Â
Guillermo del Toro yang memutuskan film ini sebagai animasi dark fantasy dan menunjukkan dedikasinya terhadap film ini melalui teknik stop-motion animation (agar terlihat klasik) yang digunakan, membuat film ini membutuhkan waktu yang sangat lama untuk diproduksi.
Film ini ditayangkan secara premiere di BFI London Film Festival 66th, dan ditayangkan di bioskop-bioskop tertentu secara terbatas.Â
Setelah itu, Netflix sebagai rumah produksi utama pada film ini, hanya menayangkan film ini secara eksklusif di platform digital streaming mereka (Netflix). Hal ini menyebabkan perbedaan budaya konsumsi yang diterapkan pada film ini.
 Audiens menunggu film ini secara eksklusif di Netflix secara fleksibel (waktu dan tempat), tanpa perlu menuju bioskop dan menentukan waktu yang tetap.
Spider-Man: Across the Spider-Verse (2023)
Spider-Man: Across the Spider-Verse (2023) merupakan film kedua dari seri film Spider-Verse. Film ini disutradarai oleh Joaquim Dos Santos, Kemp Powers, dan Justin K. Thompson.Â
Film ini diproduksi oleh beberapa rumah produksi besar yang berkolaborasi, yaitu Columbia Pictures, Marvel Entertainment, Sony Pictures Animation, Pascal Pictures, Lord Miller Productions, dan Arad Productions.Â