Gaya animasi dalam film ini menyerupai gaya animasi Jepang pada umumnya, tetapi memiliki gaya visual yang khas dengan karya-karya animasi Studio Ghibli.
 Salah satu artikel dalam studiogiggle.co.uk mengatakan bahwa Studio Ghibli masih menggunakan cara tradisional, yaitu metode hand-drawn animation, termasuk film The Boy and the Heron (2022).
Proses produksi dalam film ini fokus dengan teknik animasi 2D. Dalam salah satu artikel berita di scmp.com (Havis, 2020), menyebutkan bahwa Miyazaki tidak menyukai gaya animasi 3D karena "Anime Jepang" dicirikan oleh tampilan datar, 2D, dan hand-drawn.Â
Jadi, proses produksi film ini membutuhkan waktu yang lebih banyak, karena perlu memerhatikan detail hand-drawn pada setiap frame dalam film. Sound of Life (DM Damage, 2024), dalam artikelnya menyebutkan bahwa Studio Ghibli lebih mengutamakan kualitas daripada kuantitas pada karya-karyanya.
Proses distribusi dan konsumsi pada film ini melalui bioskop secara global (bioskop internasional). Distribusi ini melibatkan bioskop dari dalam maupun luar negara asal film diproduksi.Â
Hal ini melibatkan proses penerjemahan, subtitle, dan dubbing pada masing-masing negara yang terlibat. Dengan demikian, film dapat dinikmati oleh berbagai konsumen atau audiens dari berbagai negara.
Guillermo del Toro's Pinnochio (2022)
Guillermo del Toro's Pinnochio (2022) yang disutradari oleh Guillermo del Toro dan Mark Gustafson ini merupakan film animasi yang menggunakan teknik animasi stop-motion.Â
Film ini diproduksi oleh berbagai rumah produksi film yang berkolaborasi, yaitu Netflix Animation, The Jim Henson Company, ShadowMachine, Double Dare You (DDY), dan Necropia Entertainment.Â
Film animasi ini memiliki genre yang cukup unik, yaitu dark fantasy, keluarga, dan musical. Teknik stop-motion animation memberikan kesan animasi klasik pada film ini (Rianto, 2023).